Boy 1 : Runaway Babe

3.7K 169 7
                                    

Maap ada perubahan alur dan cerita buat Auryn's Boy mehehe :D

Yang kemaren kayaknya agak gimanaaa gitu...

Semoga kalian suka sama alur dan cerita yang ini :3

GIVE ME YOUR OPINI and VOTE guys...

Laafff lafff {{}}

*

*

*

“...... I know lately

I’ve been busy

But a second doesn’t go by

Without you crossin’ my mind ......”

 

– Auryn –

            Bunga-bunga menyapaku dengan lembut aromanya seperti pagi-pagi sebelumnya. Mereka masih terlihat segar dan begitu ceria. Fariz baru saja memutar tulisan di pintu kaca menjadi “open”. Aku merapikan meja kerjaku sebelum keluar untuk merangkai beberapa pesanan bunga hari ini. aku berjalan menuju green house yang terletak disamping toko bunga kecil ini. terlihat Fariz dengan terampil menyiram, memupuk, dan merawat bunga-bunga itu.

            “Morning, va..” sapa Fariz dengan senyuman manis seperti biasanya.

            “Pagi..” aku membalas senyumannya kemudian mengambil gunting serta peralatan kebun yang biasa aku letakan disudut ruangan yang bisa disebut dengan gudang kecil.

            “Hari ini kita punya banyak pesanan?” tanyanya ketika aku telah berada disampingnya untuk memilih beberapa bunga lili berwarna peach.

            “Sepertinya begitu. Udah hampir setahun salah satu perusahaan terbesar disini selalu pesen bunga lili peach setiap dua hari sekali. Dan hari ini jadwal kita buat ngirim bunga.” aku memetik beberapa bunga lili kemudian memasukannya ke keranjang.

            “Mau aku anter?” aku menoleh untuk menatap wajah Fariz.

            “Ngga usah makasih. Kamu pasti masih banyak kerjaan yang lain.” Aku tersenyum untuk menolak tawarannya dengan halus.

            “Aku bisa nyelesaiin semua habis nganter kamu. Aku khawatir kalo kamu nanti kenapa-kenapa.” Ucapnya dengan guratan sedih diwajahnya.

            “Rizz... I’m okay.. Aku bakal baik-baik aja. Lebih baik kamu nganter Jeha buat nyari aksesoris dekorasi. Kita kan mau renovasi toko..” aku menggunting bunga lili terakhir dan menyisakan beberapa bunga lili lainnya. Sepertinya sudah saatnya aku membeli beberapa jenis bunga dan menambah koleksi bunga baru untuk ditanam disini.

            “Aku cinta kamu va.” Aku terdiam. Bukan untuk pertama kalinya Fariz mengatakan ini padaku. Pertama kali aku mendengar ucapan itu meluncur dari mulut Fariz rasanya aneh. Bukan senang atau apapun. Aku biasa saja, karna memang menurutku kami hanya sekedar teman biasa. Oh bukan. Fariz memang yang membuatku bisa bertahan sampai detik ini, dia yang pertama kali hadir ketika semua duniaku jungkir balik. Tapi bukan berarti hatiku terikat padanya. Hatiku telah dimiliki orang lain. Dan itu bukan dia. Dia tau itu.

            “Riz, aku udah punya suami...” aku melepaskan genggaman tangan Fariz ditanganku yang entah sejak kapan ia menggenggam tanganku dengan lembut.

Auryn's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang