Boy 11 : Try Again

1.7K 120 4
                                    

Holaaa!! ^o^

WAJIB MENINGGALKAN JEJAK BERUPA KOMENTAR yang banyak! ~

Jangan PELIT VOTE+KOMEN ;)

Happy Reading!

Lafff Lafff {{{}}}

 

*

*

*

“......Try again

Never stop believing

Try again

Don’t give up on your love......”

 

– Auryn –

            Mataku menjelajah ke setiap penjuru rumah hias dimana tempat berbagai jenis bunga bersarang didalamnya. Sekumpulan bunga yang tertempel pada tembok menarik perhatianku untuk mendekat. Aku memilih-milih warna bunga anggrek untuk ku tambahkan di dalam green house milikku, sementara ku biarkan Kemal memilih tanaman yang akan ia rawat. Sebuah anggrek berwarna putih dengan tengahnya yang berwarna keemasan memikat hatiku. Aku memanggil pelayan untuk memberikanku sepuluh buah anggrek seperti itu. Sang pelayan pun menyiapkan bunga yang aku pesan tersebut.

            “Bundaaa....” aku menoleh dan mendapati Kemal sedang berlari kecil ke arahku.

            “Kamu mau yang mana?” tanyaku sambil menyibakkan rambutnya yang mulai menutupi dahinya itu.

            “Ini namanya bunga apa nda? Kemal mau yang ini aja ya..” aku mengamati bunga yang ada di tangan Kemal. De javu.

 

            Siang itu aku ingin membeli beberapa tangkai bunga mawar untuk mengunjungi Zara karna hari ini hari ulang tahunnya. Sementara aku memilih-milih bunga mawar, Kemal asyik memilih bunga untuknya sendiri. Aku sudah bilang padanya untuk ikut mencari kado ulang tahun Zara, tapi dia bilang “Kado dari kamu itu berarti dari aku juga” dan aku hanya memutar kedua bola mataku keatas. Lagipula peraturan siapa serta kapan pula peraturan macam begitu disahkan?

            “Hey sweety...”  Kemal yang berdiri menjulang disampingku langsung melingkarkan tangannya ke bahuku seraya mengecup puncak kepalaku.

            “kamu mau yang mana?” aku memberikan beberapa bunga mawar putih pada pelayan di toko bunga ini.

            “Ini namanya bunga apa? Aku mau yang ini aja ya..” aku mengamati bunga yang ada digenggamannya.

            “Namanya Edelweis. Itu bunga abadi...”

            “Wow, keren. Dia nggak mati walaupun udah ga ada batang, akar, dan daunnya?” tanya Kemal dengan antusias. Aku terkekeh geli melihat ekspresinya yang seperti anak kecil itu.

            “Iyaa.. biasanya bunga itu dikasih sama pendaki buat kekasih hatinya.” Tuturku padanya.

            “Kalo gitu, kamu mau?”aku mengerinyitkan alisku.

            “Ngga deh. Kan kamu yang pengen bunganya. By the way kamu dapet dari mana bunganya?”

            “Tuh dari etalase depan.”Kemal menunjuk bagian depan toko bunga.

Auryn's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang