Epilog

4.4K 180 16
                                    

 “......You find yourself at my door, just like all those times before
You wear your best apology 
But I was there to watch you leave
And all the time to let you in, just for you to go again......”

 

– Author –

                Auryn berlutut di hadapan putranya sekali lagi sebelum mereka bersama-sama memasuki ruangan dimana Kemal terbaring lemah setelah kemo yang ia jalani beberapa jam yang lalu.

            “Kemal janji sama bunda, apapun yang terjadi.... Kemal ngga boleh sedih atau marah kalo nanti ketemu sama dady. Okey?” Auryn mengacungkan jari kelingkingnya ke hadapan Kemal kecil.

            “Iyaa bundaa. Tapi kenapa kita harus ketemu dad disini?”

            “Kita kasih kejutan buat dad... okey?” Kemal mengangguk dan perlahan Gerald membantu Auryn untuk berdiri.

            “Siap?” Auryn menggenggam tangan Kemal. Kemal mengangguk pasti. Sebenarnya pertanyaan itu lebih ia tunjukan untuk dirinya sendiri. Perlahan namun pasti Auryn memutar kenop pintu ruangan dan mendorongnya sedikit demi sedikit hingga akhirnya terbuka sepenuhnya. Terlihat Kemal yang sangat terkejut akan tamu yang berkunjung padanya siang ini.

            “A-auryn.....” ucap Kemal tak percaya.

            “Kemall...” Auryn tersenyum pada putranya. “Beri salam untuk dady..” Kemal kecil mendongakkan kepalanya pada Auryn kemudian bertanya,

            “O-om Kemal.. Dad Kemal... Dad Kemal beneran dady kandung Kemal bunda?” aku mengangguk.

            “Dady.... Daaddddyyy..” Kemal langsung melepas genggaman tangan Auryn untuk berlari dan menghambur ke dalam pelukan Kemal yang terduduk diatas tempat tidur rumah sakit.

            “Hey boy...” Kemal memeluk putranya dengan penuh kerinduan. Ia tersenyum pada Auryn kemudian menggumamkan kalimat ‘terima kasih’. Auryn hanya tersenyum dan berjalan untuk mendekati duoble Kemal yang sedang melepas rindu.

            “Bundaa... kenapa ngga peluk dady?” tanya Kemal dengan polosnya. Aku membelai lembut rambut Kemal.

            “Haii dady...” sapa Auryn pada Kemal yang tiba-tiba Auryn langsung memeluk Kemal hangat.

            “Hai bunda.... terima kasih...” bisik Kemal tepat di telinga Auryn.

            “Dad.. dady sakit apa? Cepet sembuh ya dady... biar kita bisa main-main bareng...” Auryn melepaskan pelukannya pada Kemal.

            “Iyaa boy. By the way, kita main apa ya? kamu bawa mainan?” Kemal mengangguk antusias.

            “Biar Kemal sama ayah ambil dulu ya dad... dad tunggu sini..” Kemal berlari ke luar ruangan dan menyeret Gerald ke mobil untuk mengambil mainan-mainan yang telah ia bawa.

            “Maaf...” Auryn menoleh dengan cepat ke arah Kemal.

            “Maaf karna aku ngga sanggup buat cerita keadaan aku ke kamu.” Auryn tersenyum penuh makna pada Kemal.

            “Ini bukan kali pertama kamu melakukannya. Tenanglah. Aku hanya ingin melihat putraku bahagia bisa bersama dady nya...”

            “Tapi yang aku lihat kamu melakukannya lebih dari itu..” Kemal menggenggam jemari Auryn menggunakan tangannya yang tak terhubung dengan selang infus.

Auryn's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang