Boy 14 : Confident

1.5K 105 4
                                    

Holaaa!! 

Balik lagi nih :D

Maaf kalo ceritanya jadi absurd bin gadanta gini-_-

Semoga masih ada yang mau KOMENTAR dan VOTE hehehehe :3

Happy reading!

Lafff laafff {{{}}}

*

*

*

“......I ain’t never seen nothing like that

Like a fantasy in front of me

I think that something special is going down......”

 

– Kemal –

            Mentari semakin beranjak naik. Hampir setengah hari dan kini aku sedang dalam perjalanan ke rumah Auryn untuk mengantar Kemal pulang. Selama perjalanan, Kemal hanya diam dan asik dengan film yang terputar dihadapannya. Handphoneku bergetar menandakan sebuah panggilan masuk ke sana. Sebuah nomor tak dikenal. Aku segera menggeser tombol hijau pada layar handphoneku.

            “Siang?” sapaku.

            “Hai..” aku terkejut karna ternyata orang yang berada di seberang telefon sana adalah Auryn.

            “H-hai. Kenapa ryn? Kamu nggak apa-apa kan?” tanyaku sedikit khawatir akan keadaannya.

            “Aku baik-baik aja ko.. Kamu lagi sama Kemal?” aku melirik Kemal yang masih asik dengan filmnya.

            “Em, ya? kenapa?”

            “Aku bisa minta tolong?”

            “Tentu.”

            “Kamu bisa reservasi gedung sama Kemal? Di rumah masih ada Zara jadi aku gabisa keluar. Bisa nggak?”

            “Bisa ko. Kemal tau gedungnya?” mana mungkin aku menolak apa yang kamu inginkan ryn?

            “Tau ko. Kamu tanya dia aja.”

            “Okesipsip”

            “Yaudah, makasi ya..”

            “Sama-sama.”

            “Oke. bye..”

            “Rynn?” panggilku sebelum ia memutuskan sambungan telefonnya.

            “Kamu udah makan obat?” aku mendengar Auryn terkekeh pelan disana.

            “Udah.. kamu jadi kaya ayah aku aja sih.” cibirnya membuatku tersenyum tipis.

            “Yaudah jangan kecapean ya..”

            “Iyaa..” kemudian sambungan telefon kami terputus.

            “Itu bunda om?” aku mengangguk sambil menaruh handphone ku ke dashboard.

            “Kata bunda apa?”

            “Kata bunda kamu, kita suruh reservasi gedung buat ultah kamu. Emang ultah kamu kapan?” aku menoleh sebentar ke arah Kemal.

Auryn's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang