Boy 4 : Make It Mine

2.4K 133 2
                                    

Hooollaaaa :33

Maap yang ini partnya agak absurd gitu deh u,u

Lagi ga konsen buat nulis hikz T^T

Lirik mulmed ada Gerald noh ngiaha :9

Ah ya, jangan lupa buat ninggalin KOMENTAR dan VOTE eaps ;*

Lafff Lafff {{}}

Happy Reading, dude =D

*

*

*

“......I don't want to wake before

The dream is over

I'm gonna make it

Yes, I, I'm gonna own it ......”

– Gerald – 

            Sentuhan hangat nan lembut jatuh pada pipi kananku, membuat aku terjaga dengan sebuah senyuman terukir dibibirku. Aku mengerjapkan mataku perlahan. Samar-samar kemudian semua menjadi jelas. Istriku dengan menggodanya tengah tersenyum padaku.

            “Morning babe...” sapaku sambil mengusap rambutnya yang terasa bagaikan sutra ditanganku.

            “Morning...” jawabnya masih dengan suara parau karna baru bangun tidur. Dan hanya dengan suaranya itu, dia berhasil membangunkan gairah yang mati-matian aku tahan tadi malam.

            “You’re so sexy babe....” bisikku serak ditelinganya yang dibalas dengan dorongan pada dada bidangku.

            “Stop ngegoda aku rald. Kamu harus meeting kan pagi ini. aku juga mau nganter bunga.” Auryn menyibak selimut kami kemudian duduk ditepi ranjang sambil menguncir rambutnya asal.

            “Come on beib. I wanna play something with you..” aku duduk dibelakang Auryn sambil melingkarkan lenganku dipinggangnya.

            “Ngga sekarang. Aku harus nyiapin kalian sarapan. Udah mandi aja gih sono..” Auryn berusaha melepaskan lingkaran tanganku pada pingganya – yang tak akan mudah aku lepaskan tentunya.

            “Gimana kalo kita mandi bareng sekalian...”

            “Gerald, udah siang. Nanti kamu telat, Kemal telat. aku sih masih nanti siang jadi gabakal telat.” aku menghela nafas mengingat jadwal kerjaku hari ini yang dibilang sangat padat layaknya jalanan ibu kota tat kala jam pulang kerja.

            “Iyaa bundaa...” aku dengan enggan melepaskan pelukanku dan berjaalan menyeret langkah kakiku ke kamar mandi.

            Setelah mengenakan setelan kemeja, jas, dan menyelempangkan dasi dengan asal-asalan aku berjalan menuju meja makan. Kemal telah rapi dengan seragam sekolah kebanggaannya, sedangkan Auryn dengan telaten membalikan piringku mempersilahkan aku untuk duduk.

            “Ayah nanti siang jemput aku?” tanya Kemal dengan binar mata penuh harap. Oh jadwalku... kenapa kau begitu menyiksa? Aku harus merelakan kehilangan waktu untuk tidak menjemput putraku yang begitu manis ini...

            “Hari ini bunda yang jemput Kemal. Ayah lagi sibuk...” Auryn mengusap kepala Kemal berusaha memberikan penjelasan pada putra kami.

            “I’m so sorry boy... Sepertinya ayah hari ini akan pulang malam.” Aku duduk disamping Kemal sambil menyuapkan nasi goreng yang dibuatkan Auryn ke dalam mulutku.

Auryn's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang