Bathophobia - 5

1.9K 146 3
                                    

"Kamu berantem sama Kelana?" Tasya berbisik tepat di telinga kananku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu berantem sama Kelana?" Tasya berbisik tepat di telinga kananku.

Aku mengernyit karna hembusan napas Tasya yang menggelitik telinga. "Nggak," jawabku. Mataku masih terfokus ke depan, ke Miss Rahma yang menerangkan tentang nada.

"Dari tadi dia ngeliatin kamu terus. Gila tatapannya nyeremin, Jing." Tasya masih berbisik dan sekuat tenaga aku menahan kepalaku untuk tidak melihat ke arah Kelana.

Aku lupa akan fakta kalo Kelana sekelas denganku di kelas Musik. Ah, sebenernya bukan cuman kelas Musik, tapi juga beberapa kelas lainnya seperti kelas Bahasa, kelas Tari, kelas Sejarah, dan kelas-kelas lainnya.

"Nggak tau aku, Sya, tadi pagi aku keluar sebelum dia selesai dari kamar mandi." Aku membalasnya dengan suara bisikan juga.

"Dia natap kamu kayak apa banget deh, serasa harimau mau nerkam mangsanya." Tasya bergidik ngeri di tempatnya. Seketika aku mengingat kejadian tadi pagi. Jika kuingat-ingat kembali, ada sorot aneh dari pancaran matanya waktu memandangku intens di kamar mandi. Entahlah, mungkin seperti penasaran?

Nggak tahan, akhirnya aku melihat ke arah Kelana duduk. Di sana, dia duduk di meja sebelah kiri dari bangkuku, nomer dua dari depan. Dia sebangku dengan Adya yang memang dikenal sebagai sahabatnya Kelana. Aku menemukan manik matanya menatapku dengan tajam, seperti apa yang dikatakan Tasya tadi. Aku merasa nggak berbuat sesuatu hal yang salah dengannya, jadi aku tidak ambil pusing dengan bagaimana dia memandangku.

"Semalem gimana? nggak ada apa-apa kan?" Suara Tasya membuatku memalingkan pandangan dari mata dark brown milik Kelana.

"Pas aku balik ke asrama dia udah mau tidur, lampu kamar juga dimatiin sama dia, jadi ya aku sama dia nggak ngomong apa-apa selain aturannya," balasku cuek.

"Lampu kamar dimatiin? Emang kamu bisa tidur gelap-gelapan?" Tasya memandangku dengan heran. Pantes sih, karna Tasya dulu roomate-ku dan dia tau kebiasaanku yang tidak bisa tidur dalam keadaan gelap.

"Nggaklah, aku bolak-balik kebangun, nggak tahu deh sampek jam berapa, dan si Atlet Songong itu sama sekali nggak peduli," ketusku masih dengan berbisik. Sedari tadi kami berbicara dengan nada sepelan mungkin, sesekali melihat ke arah Miss Rahma yang menerangkan pelajaran di depan.

"Pantesan muka kamu lecek," ledek Tasya. Aku menyikut lengannya sebagai balasan ledekkannya padaku. "Trus gimana bisa kamu tidur?"

Aku mengedikkan bahu cuek. "Aku tidur di kamar mandi."

"What?!"

"Tasya? Ada masalah?" tegur Miss Rahma di depan.

Tasya segera menutup mulutnya, meringis, dan menggeleng pelan pada Miss Rahma. Aku menatap nyalang padanya karna hampir saja kita ketahuan ngobrol di kelas Miss Rahma.

"Sorry," gumamnya. "Istirahat kamu wajib jelasin ke aku, Jingga," titahnya.

Aku memutar bola mataku malas dan fokus kembali ke Miss Rahma.

BathophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang