Bathophobia - 24

1.3K 124 1
                                    

Kelana tidak pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelana tidak pulang. Dia sudah tidak sekolah selama dua hari dari kejadian hari itu. Semua chat dan teleponku tidak satu pun dibalas. Aku tidak tahu letak kesalahanku yang membuatnya semarah ini. Aku hanya tidak sengaja menjatuhkan buku-buku miliknya juga foto seorang gadis.

Kenapa dia sampek semarah itu?

Bahkan dia belum sempat meletakkan barang-barangnya kemarin. Langsung marah dan main pergi aja.

Heran.

"Serius, Jingga. Lo harus keluar dari situ," kata Adam untuk yang kesekian kalinya. Laki-laki itu datang ke kamarku dari kelas usai hanya untuk marah-marah.

Selain Mas Abim, Adam juga memburuku untuk segera keluar dari kamar Kelana. Katanya bahaya lah, nggak baik lah, nggak etis lah, dan masih banyak lah yang lain.

"Apa sih, selama ini aku juga nggak pa-pa."

"Lo nggak tau aja!"

"Plis ya, nggah usah heboh." Aku bersedekap menatap Adam kesal. "Toh, aku juga baik-baik aja. Nggak ngapa-ngapain juga. Kenapa sih masalah banget?"

"Karna ini Kelana, Kelana Jingga!" Adam tampak berapi-api, menekan kata-katanya seolah ingin memberitahuku bahwa aku salah.

"So what?" Aku bertanya datar. Capek juga meladeni dia yang dari kemarin minta aku pindah.

"Lo harus keluar pokoknya," kekeh Adam.

"Penting gitu?"

"Serius!"

"Kasih aku alasan kuat buat pindah selain alasan bahaya-bahaya itu."

"Alasannya ya justru itu. Berapa kali sih gue harus bilang kalo lo sama Kelana itu bahaya."

"Dari kemarin itu mulu. Aku nggak liat adanya bahaya di sini. Kelana emang sadis, tapi dia nggak berbuat seekstrim itu." Entah siapa di sini yang aku bela, Kelana atau hak kamarku.

"Lo nggak tau Kelana."

"Emang lo tau?"

Adam diam. Dia hanya menatapku nyalang dan emosi yang berusaha ia tahan.

"See? Kamu juga nggak tau. Mendingan sekarang keluar. Aku capek." Aku menggerakkan tangan mengusir. Berbalik badan mengabaikan hawa panas yang menghunus punggungku.

Pintu kamar yang dibanting menjadi tanda kesalnya Adam padaku.

Maaf Adam.

Maaf Adam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BathophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang