Bathophobia - 10

1.6K 146 0
                                    

Aku baru mengingat apa yang kulupakan kemarin ketika ponselku tidak berhenti berdering sejak istirahat kedua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku baru mengingat apa yang kulupakan kemarin ketika ponselku tidak berhenti berdering sejak istirahat kedua. Kelana terus meneleponku, meski berkali-kali aku mereject-nya dengan sengaja. Dan aku yakin dia akan sangat marah soal itu.

Saat aku kembali ke sekolah tadi pagi aku tidak menemukan Kelana ada di kamar. Karena aku telat, aku jadi tidak memikirkan dia, terlanjur buru-buru memasuki kelas. Untung saja hari ini kelasku tidak ada yang sama dengan kelasnya. Rasanya aku tidak bisa membayangkan jika harus menghadapi Kelana yang marah-marah setelah kejadian kemarin di rumah mama hatiku dibuat galau.

Bagaimana aku tahu Kelana sedang marah padaku?

Karena dia tidak berhenti meneleponku walau jelas aku sengaja menolaknya.

Aku baru mengangkat telepon dari Kelana ketika kelas sudah usai semua. Dan tahu apa yang dia ucapkan pertama kali?

"Ponselmu rusak ya?!"

Aku sudah membayangkan bagaimana ekspresi Kelana sekarang walau dia tidak ada di depanku. Pasti matanya melotot dengan tangan yang dikepal erat.

"Enggak," jawabku kalem.

"Terus kenapa nggak dijalankan sesuai fungsinya?!" Aku mendengar suara berisik di seberang sana. Sepertinya Kelana sedang sibuk melakukan sesuatu. "Damn you." Dia mengumpat.

"Aku menjalankan ponselku sesuai dengan fungsinya," jawabku kesal.

"Hah!" Nadanya seolah tak percaya. "Kalau gitu gunakan ponsel bodohmu itu untuk menghubungiku!"

Suara benda jatuh dan debuman keras lalu disusul umpatan Kelana setelahnya, mengisi kekosongan dari amarah Kelana yang tidak kutanggapi.

"Sesibuk apa kamu hingga menjawab panggilanku saja lama?!" sarkasnya. "Atau," dia mejeda. "Ponselmu terlalu bodoh?"

Aku mendengkus kesal. Boleh nggak sih jika dia yang ku tenggelamkan saja?

"Ada perlu apa?" tanyaku to the point.

"Kenapa semalam nggak ngasih tau kalau kamu nggak pulang?" Dari nada suaranya aku tahu Kelana berusaha menahan amarahnya.

Yep. Benar sekali. Aku melupakan Kelana kemarin. Ada aturan di antara kami yang berlaku selama menempati kamar; harus mengabari jika tidak tidur di kamar. Kelana selalu bilang jika dia akan pergi turnamen atau kegiatan dia yang lain dan tidak kembali selama beberapa hari. Aku melanggar aturan itu kemarin malam.

"Aku lupa." Aku tersenyum sungkan walau Kelana tidak dapat melihatnya.

"Lupa?!"

Tidak ada yang bersuara selama beberapa saat. Aku pun tidak menanggapi ucapannya tadi. Jika dunia bisa menenggelamkanku, aku ingin tenggelam sekarang.

"Di mana kamu?"

Suaranya yang mendadak berubah datar membuatku curiga. "Eng, di jalan mau balik ke asrama," jawabku agak ragu.

BathophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang