Bathophobia - 20

1.4K 137 0
                                    

Aku kaget waktu melihat Samudra sudah berada di kantin sekolahku siang-siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kaget waktu melihat Samudra sudah berada di kantin sekolahku siang-siang. Biasanya dia memberi tahuku kalau akan kemari, tapi hari ini tidak. Tahu-tahu saja dia sudah duduk di salah satu kursi dengan gestur seperti orang menunggu--yang memang menungguku.

"Kok kamu di sini?" tanyaku seraya menggeser kursi di depannya.

"Kemarin kakak kemana?" Samudra malah bertanya.

"Kemarin?" Samudra mengangguk. "Keluar."

"Kemana?"

"Erm," Aku bingung harus menjawab jujur atau tidak, masalahnya ini bersangkutan dengan Kelana. Takut menimbulkan kontroversi yang tidak-tidak. "Ke acara temen sih." Teman merupakan kata teraman dan berarti luas, jadi jawabanku mungkin bisa aman.

"Teman yang mana sampek kakak nggak dateng kemarin?"

Aku mengernyit, tidak paham maksudnya.

"Kakak nggak hadir di acara ulang tahun Kak Tasya." Wajahnya datar waktu bilang begitu, tapi nada bicaranya menuntut konfirmasi.

Ya ampun.

MATI SAJA AKU.

Kok bisa lupa sih?!

Pantes aja kemaren rasanya ada yang kelupaan.

Kalau Tasya tahu aku justru datang ke pesta keluarganya Kelana, dia pasti bakal marah banget. Mana lagi aku nggak ngucapin selamat ulang tahun. Benar-benar lupa. Kemungkinan terburuk aku diusir dari kehidupannya. Tasya paling benci dilupakan, walau sesepele ulang tahun. Menurutnya, hal yang sepele justru yang paling berarti.

Melihat raut panik di wajahku, Samudra menghela napas, sangaaaat berat. "Kakak beneran harus minta maaf. Itu pun kalau dimaafin. Tapi, emang wajib minta maaf."

Aku mengangguk lesu.

Maafkan aku Tasya. Baru tahun ini aku lupa ulang tahunnya dan tidak memberi selamat lagi. Parah banget. Sudah kupastikan Tasya bakal ngambek. Aku kan tidak pernah tidak mencupkan, terlebih aku ini sahabatnya.

"Tujuanku ke sini sebenernya bukan itu." Samudra memajukan badannya, membuat beberapa gadis memekik tertahan karena posisi Samudra yang mendekatiku.

"Tumben banget sih kamu ke sini nggak bilang?"

"Keburu. Pulang sekolah langsung ke sini." Aku melihat seragam yang masih terbalut rapi di badan Samudra.

"Ada apa sampek kamu keburu? Kayak sekolahan kakak mau kebakaran aja."

"Aku mau kakak pulang."

"Pulang?" Samudra mengangguk. "Ke rumah papa maksudmu?"

"Aku mau ke Bandung, jadi kakak temenin aku di rumah."

Gila aja pulang. Nggak. Aku bahkan harus berkorban sekamar dengan Kelana demi menghindari rumah. Kalau ke rumah mama sih oke, lah ini rumah papa. No No No. Aku ada penampilan dance bulan ini, kalau badanku biru-biru pasti sangat menganggu!

BathophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang