06: Permintaan Absurd Papa

2.7K 551 43
                                    

"Naik kereta hidup, tut tut tut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Naik kereta hidup, tut tut tut. Si~apa yang menyangka?"

BERAWAL di pagi setelah subuh, saat Daniel sudah dibalut oleh setelan jasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BERAWAL di pagi setelah subuh, saat Daniel sudah dibalut oleh setelan jasnya. Ia sedang menuruni tangga, sibuk berbincang dengan partner business-nya lewat ponsel.

Daniel keluar lewat pintu depan setelah memutuskan panggilan di ponselnya. Ia menunduk hendak memakai sepatu, lalu mendapati Papanya di teras. Beliau sedang duduk di kursi panjang bersama Rooney dan Peter, kucing kesayangan keluarga Putra, sambil membaca koran pagi.

"Dan," panggil sang {apa dengan mata masih fokus ke koran.

"Papa mau cucu ya."

Seketika Daniel terenyak. Ia terdiam beberapa saat sebelum ikut mendudukkan dirinya di kursi sebelah ayahnya untuk lanjut memakai sepatu.

Cucu? Nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba cucu?

Ia berusaha meresapi komando Papanya barusan sebelum angkat suara.

"Jadi Papa mau punya cucu? Ngga pake menantu sekalian?" guyon Daniel. Ia melirik Papanya yang sedang menatapnya dengan wajah sulit ditebak.

Daniel memaklumi saja. Dengan kondisi Papanya, ia tak heran beliau meminta macam-macam. Tapi yang ini terlalu 'macam-macam' juga sih.

"Ya itu terserah kamu," balas Pak Putra akhirnya.

"Kalau mau halal ya pake istri. Kalo nggak, ya cukup bawa cucunya aja. Tapi abis itu kamu Papa lempar ke sungai Siak yah. Papa masih punya Jihoon buat minta cucu lagi nanti."

"Dih sungai Siak jauh, Pa. Cari yang deket kek."

Dan ketukkan mesra dari Pak Putra hinggap di kening Daniel. Ia merintih kesakitan. Masalahnya, itu cincin batu giok di jari tengah papanya barusan ikut mencium keningnya juga.

"Pokoknya Papa mau cucu. Laki-laki dulu kalau bisa ya."

Daniel terkekeh mendengar permintaan absurd Papanya. "Pa, Dan masih sibuk kerja. Papa tenang. Dan pasti nikah kok, tapi nantian dikit yah."

Selengean ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang