Hari ini hujan, hujan nya sangat lebat, beberapa pengendara berlalu lalang depan halte bus, ada yang naik mobil dan ada pula yang naik motor mereka menggunakan jas hujan ada juga yang tidak, mereka tampak menggigil dari kejauhan. Mungkin mereka terpaksa karena hujan sudah turun dua jam yang lalu, sangat lama bukan? Airnya bahkan sudah mengenang di jalan raya, jika ada mobil melewatinya mereka akan terciprat kemana mana.
Sudah satu jam aku menunggu di halte bus ini, bahkan aku sudah menggigil dari tadi.
Matahari sudah mulai terbenam, aku pulang telat dari sekolah karena harus mengejar materi dan mempelajari beberapa materi kelas satu dan dua. Aku sudah kelas tiga senior high schol, sebentar lagi aku akan lulus.
Bahagia??
Tentu saja aku bahagia, karena sebentar lagi aku akan kuliah dapat teman baru dan suasana baru. Mmm aku cinta menjadi mahasiswa.Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 malam, aku membuka pintu "Aku pul-"
"Prakkk"
"Seharusnya aku tak menikahimu, kau pembawa sial, asal kau tahu" bentak papa ke mama, terdapat luka di pipi mama.
"Aku yang harusnya menyesal, karena kau aku melahirkan anak pembawa sialmu itu, gara-gara dia aku tak pernah lagi dapat peran dimana pun" teriak mamaku tak mau kalah, mama ku seorang artis dulu, tapi setelah menikah dia tak pernah berakting lagi, banyak faktor nya dan salah satu faktornya karena aku dilahirkan melalui proses caesar, mama tak bisa ambil peran sexi seperti dulu karena ada bekas luka jahit di perutnya.
"Apa katamu? Itu bukan anak ku, kau tidur dengan pria lain asal kau tahu itu, dasar perempuan jalang tak tahu diri"
"PRAKKK"
Lagi-lagi barang di banting oleh ayah, ayah tampak murka sekali.
Aku hanya diam. Mereka tak merasakan keadaanku.
Papa melihat ke arah ku. Dia tampak kesal.
"Lihatlah, dia baru datang, mau jadi apa dia setelah dewasa? Menjadi pelacur seperti mu, huh?" Papa mendekat ke arah ku.
"Itu karena ulah mu juga Mike, dia mengikuti mu, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya" teriak mama dia mendekat ke arah ku.
"Dari mana saja kau? Cari om om?" Dasar anak tak berguna.
"Plakkkk"
Papa menamparku dengan kasar "sejak kapan kau menyukai seorang laki-laki? Huh?" Aku mematung, dari mana papa tahu.
"Asal kau tahu juga Mike dia itu anakmu, bukan anakku, aku nggak pernah menginginkan anak itu, anak pembawa sial bagi keluarga" ucapan mama menusuk.
Beberapa air mata siap turun begitu saja.
Mereka tak menginginkan aku sama sekali, buat apa mama melahirkan aku jika mama tak menginginkan aku.
Aku berlari dari hadapan mereka, air mataku turun seketika.
"Ke.... JANGAN KABUR, ANAK DURHAKA...." teriak papa dari dalam, aku ambil kunci mobil pribadi mama dan melajukan mobilnya secepatnya, aku stress, orang tua macam apa mereka? Mereka tak menginginkan aku tapi mereka membiarkan aku lahir ke dunia ini dengan takdir yang menyeramkan.
KE YUU
Itulah namaku, dulu mereka bilang nama itu dari mereka berdua yang menyepakatinya, sekarang ada apa? Mereka bahkan tak menginginkan aku, seperti sampah yang menunggu tempat sampah ada baru dibuang. Mereka bahkan tak ada yang mau mengakui aku sebagai anak nya, padahal dulu mereka selalu bilang mata aku mirip ibu kulit aku mirip ibu, aku lembut seperti ibu, mulutku seperti ibu dan yang lain nya mirip papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE IN MIRACLES
Fanfictionkalian percaya keajaiban? saya selalu percaya keajaiban, keajaiban akan datang dengan cara yang manis, yang tidak pernah kalian sangka. keajaiban berbeda dengan takdir. Takdir bisa dirubah, menurutku. Tapi kata orang takdir itu tidak bisa dirubah. a...