Ke Yuu VOP.
Pagi kembali semua seperti sedia kala, hanya saja Sky makin antusias denganku sedangkan Lavi jangan dipertanyakan, pria itu sedang sibuk dengan perusahaannya ia keluar negeri selama sebulan dan ini sudah satu minggu berjalan membuat Sky mengambil kesempatan untuk terus berusaha mendekatiku.
"Good morning Momy!" itu suara serak Aldo yang sudah bisa menyebut huruf 'R' dengan jelas.
"Morning baby!" Aku mencium pipi kanan Aldo dan pindah ke pipi yang satunya lagi.
"Kakak dan adekmu kemana?" Tanyaku.
"Mereka masih mandi!" Aku mengangguk perlahan dan melihat ke arah jendela, matahari begitu teriknya membuatku tersenyum.
Musim panas telah tiba.
"Momy tidak mandi? Uncle Sky akan datang lima menit lagi!" mendengar nama Sky, hatiku selalu berdetak sangat kencang saat aku berada di dekatnya. Mengenai mereka, mereka sudah baikan dengan Sky lagi bahkan mereka makin dekat seperti lem yang merekat.
Aku mengangguk dan berdiri, rambut panjangku aku ikat ke belakang dan berjalan meninggalkan kasur dimana ada Aldo duduk melihatku dengan mata birunya itu, Anak-anakku sangat tampan, aku tidak yakin akan membiarkan mereka mengambil keputusan untuk membina keluarga ahhh apa yang aku pikirkan? Mereka bahkan masih sangat kecil umur mereka baru tujuh tahun bulan Agustus yang akan datang mereka akan berumur delapan tahun.
Aku memutuskan untuk berendam dulu mungkin sekitar lima menit, anak-anak akan berangkat satu jam lagi, aku masih punya banyak waktu untuk merilekskan otakku, badanku dan juga hatiku yang sepertinya akan meledak ketika berdekatan dengan Sky.
Setelah di kamar mandi memakan waktu dua puluh lima menit sekarang aku sudah memakai baju yang akan saya pakai ke pertemuan untuk membaca naskah film yang akan saya perangi, cukup simple hanya baju kaos dengan lengan agak lebar dengan warna abu-abu dengan tulisan warna biru di dadaku 'New York' dengan lambangnya tentu saja dan saya padukan dengan celana jeans robek robek memperlihatkan paha putihku sebelah kanan baju saya sengaja saya masukkan dan lainnya saya keluarkan seperti halnya style group Kpop yang mendominasi sekarang, rambut hitamku saya ikat memperlihatkan leher jenjangku, sedangkan untuk tas, aku tidak pernah repot dengan masalah tas, aku hanya menggunakan tas biasanya, karena aku malas ganti-ganti tas apalagi memindahkan barangku dari tas satu ke tas yang lainnya. Aku hanya menggunakan satu tas yaitu Kelly bag.
Sepatuku yang kugunakan adalah high hop sneaker, walaupun aku sebenarnya pria entah kenapa kehidupanku benar-benar saya ubah menjadi seorang wanita, aku tidak menyesali hal itu, yang penting aku tidak dipandang aneh karena aku lelaki yang bisa melahirkan.
Setelah merasa aku sudah siap dengan make up tipis dan aku hanya menggunakan pelembab bibir saja dan parfum tidak lupa dengan eye linerku, aku keluar dari kamarku menuju meja makan.
"Kamu cantik Yuu!" Aku melihat ke arah suara itu dan tersenyum kiku, rasanya aku ingin tersenyum lebar tapi badanku menolak untuk melakukan hal itu. Sky dengan pakaian biasanya terlihat seperti remaja yang baru saja memasuki puberitasnya.
"Thank You Sky!" Aku berjalan mendekati meja makan dan duduk dengan yang lainnya, Katty, Sky, anak-anakku dan juga Axcel.
"Papa Lavi masih lama pulang?" Tanya Ariana, membuat Sky batuk keselek, pria itu buru-buru mengambil minuman yang ada di dekatnya setelah merasa lega dia menatapku dengan tatapan sedihnya, tapi aku mengabaikannya dan lebih fokus ke roti yang ada di depanku.
"Uncle, Are you okey?" Sky mengangguk pelan punggungnya diusap dengan tangan mungil milik Ardo.
Setelah menghabiskan sarapan kami semua keluar minus Katty yang akan tinggal di Apartemenku untuk membersihkannya. Aku dan Axcel satu mobil untuk menuju gedung pembaca naskah sedangkan Axcel pergi mengantar anak-anak kami, apa terlihat aku benar-benar telah menerimanya? Tapi hati paling kecilku masih menolak untuk kembali bersamanya, dihidupku sudah ada Lavi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE IN MIRACLES
Fanfictionkalian percaya keajaiban? saya selalu percaya keajaiban, keajaiban akan datang dengan cara yang manis, yang tidak pernah kalian sangka. keajaiban berbeda dengan takdir. Takdir bisa dirubah, menurutku. Tapi kata orang takdir itu tidak bisa dirubah. a...