TIME TO SAY GOOD BYE (Ke Yuu Amster)

314 23 2
                                    

Seisi rumah sepi, aku menatap nanar ke pohon natal.
"Kurang baik apa aku? Aku bahkan tak pernah berbohong aku selalu jadi anak baik, tapi mengapa hadiah natal tahun ini menyedihkan sekali, Kau bahkan membuat kedua orang tuaku berpisah kemudian mempertemukan aku dengan si brengsek itu, dan lagi kau memisahkan aku dari dia, orang-orang yang kucintai meninggalkan aku sendiri" aku teriak ke pohon natal itu. Gila memang.

Aku melangkah maju, tiba-tiba sebuah tangan menahan tanganku, aku melihat ke tanganku dan menatap orang yang menahan tanganku, wajahnya tampak datar.

Dia adalah Will, "Will.... Aku tak sanggup lagi Will" ucap pelan sambil menundukkan kepalaku.

"Aku ada, kau tak perlu bersedih, aku akan bertanggung jawab mengenai hal itu, aku siap jadi Ayah buat anak-anakmu Ke" seandainya kata-kata itu keluar dari orang yang aku cintai, mungkin aku akan amat bahagia, tapi nyatanya ini bukan dari dia.

"Tidak Will, aku akan hidup bahagia mulai saat ini, anak-anak aku tak memerlukan Ayahnya Will, aku akan bekerja extra untuk menghidupi mereka Will" ucapku mantap. Will tampak putus asa.

"Sejujurnya aku mencintaimu Ke dari dulu, aku bukan Gay atau Homoseksual, aku hanya mencintai kamu satu-satunya laki-laki yang ada di dunia ini, karena kamu dapat membuat warna di kehidupanku" Will memegang kedua bahuku, dengan menatapku tulus.

"Maaf Wi-"
"Aku tahu, aku minta maaf" potongnya tanpa mau mendengar penjelasan dariku.

"Aku akan pulang, aku mohon jangan stress, tolong cintai mereka" katanya tanpa berbalik.

"Tanpa kau disuruhpun aku akan mencintai mereka lebih dariku"ucapku mantap.

Will keluar dari rumahku.

##
Aku menggemasi semua barang keperluanku, hari ini aku akan pindah ke luar kota, tepatnya NEW YORK.

Sepupuku tinggal disana, dan dia sudah tahu keadaanku. Dari Paris ke New York aku menaiki pesawat. Rumah aku sudah terjual.

##

Aku mengetuk pintu pelan, dan knock terputar menampilkan seorang yang tidak aku kenal, mungkin aku salah apartemen, tapi ini jelas tertera di sms nya.

"Anda siapa?" Dia terlihat kebingungan.

"Aku Ke Yuu Amster" ucapku memperkenalkan diri "ini apartemen Danial?" Tanyaku, dia mengangguk "Aku suaminya" aku menganga lebar. 'Inikah surprise yang dimaksud Danial?' Tanyaku dalam hati.

"Aku pikir sepupu Nial, seorang cowok?" Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku memang cowok mr-?"
"Kamu bisa panggil saya Nick, saya Nick Nicolas" dia memperkenalkan diri.

"Aku minta maaf mr Amster" dia terlihat merasa tidak enak.
"Tak apa apa, lagian aku yang salah" aku menepis rasa tidak enaknya dan dia tersenyum. Aku tahu kenapa Danial menyukai Nick, karena senyumannya.

"Nick, kau tak menyuruh sepupuku masuk?" Suara dari sampingku dan aku jelas mengetahui siapa pemiliknya, aku menengok ke belakang dan mendapatkan Danial dengan belanjaan di kedua tangannya, Nick segera melewatiku dan membantu Danial membawa belanjaannya.

"Kau tak pernah mengundang aku ke pesta pernikahan mu Danial" ucapku kemudian memeluk Danial melepaskan rasa rinduku.

"Memang aku belum menikah Ke, bulan depan baru kami menikah, kami sudah minta restu" jelasnya.

"Oh yah? Aku pikir kau tidak akan direstui, maksud aku-"
"Kedua orangtua aku punya banyak anak 12 orang, dia tetap akan menerima cucunya dari saudaraku, kau paham?" Aku menyengir lebar.

"Hentikan ekspresi konyol mu itu Ke, aku makin cemburu padamu, bagaimana pun kau berekspresi kau tetap cantik Ke" dia meninggalkan ku dengan langkah panjangnya, Danial sangat tinggi dan macho Nick juga begitu, jadi siapa yang berperan sebagai ibu saat mereka.... ohhhh hentikan pemikiran kotor ini.

BELIEVE IN MIRACLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang