Salju kembali turun di bulan Desember ini, aku kembali menangis, Natal kali ini aku sendirian tanpa ada yang namanya ibu, papa dan apapun itu aku sendiri natal kali ini. Aku sudah lulus Sma dengan nilai rata rata seengaknya itu usahaku sendiri bukan?, biasanya mama dan papa akan bergantian melihat nilai rapor atau nilai ijazah yang semuanya di atas rata rata bahkan ada yang sangat tinggi dan selalu tinggi, apalagi kalau bukan matematika. Aku tak melanjutkan kuliah dan lebih mementingkan selalu berada di dekat Sky, seandainya aku kuliah mungkin aku akan mempunyai banyak teman.
Dan aku tidak boleh egois, mereka sudah bahagia jalan yang mereka pilih, cukup aku saja yang mencari kebahagiaan itu, mungkin dengan sedikit keajaiban.
Sebuah ketukan pintu aku dengar, aku segera berjalan ke arah pintu utama dan dapat kulihat seseorang yang akan memberikan keajaiban itu.
Dia tersenyum dan langsung memelukku erat.
"Gimana kuliah mu?" Tanyaku yang tengah dipeluk erat oleh Sky, "sangat lancar......." Dia tersenyum hangat dapat mencairkan salju dan memberikan kehangatan itu sedikit.
"SWARMM" aku seakan menghapus sesuatu yang dapat membuatnya bersedih layaknya seorang pesulap.
"Kau memang dapat membuat ku bahagia Ke" dia mengucup keningku turun ke hidungku berlanjut ke bibirku, kami saling melumat satu sama lain.
"Jadilah satu-satunya" ucapnya yang aku jawab dengan anggukan.
"Kau habis menangis kan?" Ucapnya setelah lumatan kami berhenti.
"Ak_"
"Swarmm" dia melakukan seperti yang kulakukan tadi. "Kembalilah tersenyum, jangan menangis saat aku tidak ada" aku hanya mengangguk pelan."Kau ingin menghias pohon natal?" Ucapnya berbinar-binar.
"Tentu, aku suka natal karena itu, menggantung kaos kaki di perapian, dan menunggu santa memberikan sebuah kado untuk anak baik seperti aku" ucapku panjang lebar."Asal kau tahu kau bukan anak kecil lagi Yuu" dia menatapku geli.
"Aku tahu" aku menunduk malu.
"Hahaha" dia tertawa keras, lihatlah dia bahkan ganteng saat tertawa dengan tidak elegan.
##
Kami memutari pusat pembelanjaan yang serba ada yang ada di toko kami.Kami membeli sebuah balon untuk pohon natal kami dan pernak pernik lainnya.
Senyuman di bibirku tidak pernah lepas.
Bahkan saat Sky menjailiku dengan tingkah anak-anaknya.
"Apa kau kedinginan? Seharusnya kau menuruti kata kata ku Ke, seharusnya kau memakai dua sweater Ke" dia melepaskan kedua sapu tangannya dan menyimpannya di saku sweater nya, kemudian menggosok kan dengan ritme cepat kemudian kedua telapak tangannya diletakkan di kedua pipi ku, pipiku terasa panas kurasa.
"Aku suka ketika kamu malu, aku suka semua tingkah mu Ke, seharusnya dari dulu aku nyatakan cinta ke kamu, tapi aku memang pecundang Ke, aku menepis rasa suka ku kamu, maaf menunggu lama Ke" ucapnya pelan kemudian membungkukkan badannya kemudian mencium ku, aku benci mengatakannya karena aku memang pendek, tingginya hany 169 cm dan dia Sky ku 180 cm.
"Romantisnya pasangan itu, aku iri ceweknya cantik sekali dan cowoknya ganteng sekali" ucap salah satu pengunjung store ini, aku menyudahi ciuman ini karena malu. Sedangkan Sky malah tertawa lepas.
"Kau dengar kau dikatai Cantik oleh seorang perempuan, hahaha" dia tertawa di dekat telinga ku.
Wajahku memang seperti perempuan ditambah aku pakai topi santa ini, aku makin mirip wanita dan itu penghinaan bagiku, tapi itu suatu hiburan menurut Sky, lihatlah dia tertawa dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE IN MIRACLES
Fanfictionkalian percaya keajaiban? saya selalu percaya keajaiban, keajaiban akan datang dengan cara yang manis, yang tidak pernah kalian sangka. keajaiban berbeda dengan takdir. Takdir bisa dirubah, menurutku. Tapi kata orang takdir itu tidak bisa dirubah. a...