Part 12

3.4K 316 5
                                    

Sinar mentari mulai menyinari bumi. Seperti biasa, Prilly sudah menyiapkan segala kebutuhan lelaki yang baru kemarin menjadi kekasihnya.

"Duh berasa punya istri, deh." Celetuk Ali sambil turun dari tangga. Prilly agak kaget dan mendongak ke arah tangga.

"Ih, Li. Kaget tau." Ucap Prilly. Ali lalu memeluk pacarnya dari belakang dan menghirup dalam-dalam aroma leher Prilly. Wangi cherry. Dan Ali suka itu.

"Geli ah!" Ucap Prilly menutupi kegugupannya. Ali mengecup leher Prilly dan duduk di kursi makannya.

"Kamu masak apa hari ini?" Tanya Ali.

"Seafood doang sih. Gapapa, kan? Abisnya bahan-bahan dirumah kamu udah ludes semua." Jawab Prilly. Ali manggut-manggut.

"Nanti biar aku suruh orang buat beliin bahan masakan. Kamu cukup fokus di cafe aja. Ok?"

"Iya iya."

Ali pun mengambil makanannya dan memasukkannya ke mulut. Ekspresi datarnya berubah menjadi ekspresi kaget.

"Enak!!" Ali melahap seafood dengan bersemangat. Prilly tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Baru ngeh masakan aku enak?" Goda Prilly. Ali cengengesan.

"Ga sih.. dari kemarin-kemarin juga aku udah sadar. Tapi kan gengsi bilangnya." Jujur Ali.

"Lagian sok-sokan cuek begitu."

Ali tak menghiraukan Prilly. Ia fokus melahap masakan terenak yang pernah ia makan.

"Li.." Panggil Prilly dengan lirih. Matanya menahan tangis.

"Hei kamu kenapa?" Ali bangkit dari tempat duduknya dan beralih memeluk kekasihnya dari belakang.

"Waktu aku disini tinggal 2 hari lagi. Itu artinya lusa aku harus pulang ke rumah Kak Fero." Jawab Prilly.

Ali tersenyum. Prilly benar-benar gadis yang suka bersedih.

"Kamu bisa tinggal disini lebih lama lagi. Tapi bukan sebagai pembantu." Ucap Ali. Prilly mengerutkan dahinya.

"Trus?"

"Sebagai ibu dari anak-anak aku."

Blush! Pipi Prilly seperti tomat sekarang. Ali semakin semangat menggodanya jika pipinya semakin merah.

"Cantiknya pacar aku..."

"Ali!! Stop godain aku!"

"Siapa lagi yang godain kamu? Aku justru jujur.. kamu emang cantik."

Prilly mencubit lengan Ali gemas.

"Aihh kenapa lengan aku yang dicubit?" Tanya Ali sambil mengibas-ngibaskan lengannya yang perih akibat cubitan kecil Prilly.

"Hukuman buat kamu karna sering bikin pipi aku blushing!" Ucap Prilly.

"Maaf deh.. yaudah aku ke kampus dulu, ya. Udah telat banget aku. Jaga diri baik-baik, jangan deket-deket sama cowok lain di cafe. Kalo ada cowok deketin kamu, jauhin aja. Ok?" Ucap Ali panjang lebar. Prilly memutar bola matanya malas.

"Kamu dengerin aku ga, sih?"

"Iya aku denger. Yaudah ngampus dulu gih. Pulang langsung ke rumah ya, jangan kelayapan." Pesan Prilly. Ali mengangguk, dan mencium pipi Prilly sebelum kabur keluar rumah.

"Untung cowok gue.." Gumam Prilly sambil memegang pipi bekas sasaran gemas Ali.












Dikit banget. Kehabisan ide hari ini. Maaf ya

Caffe Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang