Part 15

2.1K 239 8
                                    

"Li.."

"Kafe gue ada kopi baru tuh."

"Respon napa Li.."

Ali hanya diam dan menatap kakaknya. Ia sudah tak tertarik dengan kopi. Apalagi dengan kafe kakaknya.

Tetottt *anggep aja bel rumah*

"Kakak bukain, ya."

Nadia pun langsung menuju pintu. Rasa bahagia menyelimutinya kala melihat Prilly berdiri tegak didepan rumah sang adik.

"Maafin sikap aku ya kak. Ga seharusnya aku sampe ngundurin diri dari pekerjaan aku." Sesal Prilly. Nadia tak mampu bersuara. Ia memeluk Prilly dengan erat.

"Pasti Fero ngasih tau kamu tentang Ali?"

Prilly mengangguk, "Aku boleh masuk ga kak? Sekedar minta maaf sama dia."

"Kamu ga salah, Prill. Yuk masuk. Ali pasti seneng liat kamu."

Nadia menuntun Prilly masuk dalam rumah megah. Benar kata Fero, Ali berubah drastis. Dilihatnya Ali terduduk di lantai sambil memejamkan matanya. Seolah tak mau tau siapa yang datang.

"Ali.."

Tiba-tiba saja Ali membuka matanya dengan senyum merekah. Ia menoleh kesamping, dan benar, gadisnya persis duduk disampingnya. Tanpa pikir panjang, Ali memeluk erat Prilly. Tak peduli ada Nadia yang melihatnya penuh bahagia.

"Maafin sikap aku.." Ucap Prilly lirih. Ali melepaskan pelukannya dan menggeleng.

"Kamu ga salah, aku yang salah. Maafin aku. Aku sayang kamu."

Nadia tersenyum. Akhirnya ia bisa melihat sang adik seperti dulu lagi.

"Eh, kamu udah makan belum? Kurusan kamu." Tanya Prilly sambil melihat postur tubuh Ali yang semakin kurus.

Ali mengangguk, "Udah kok."

"Eleh, bohong tuh Prill. Boro-boro makan, keluar kamar aja harus gue bopong." Ali melotot saat Nadia mengatakan yang sebenarnya. Prilly terkekeh melihat tingkah kakak beradik ini.

"Jangan dengerin dia, Prill. Kak Nad emang suka gitu. Ngawur ngomongnya." Bela Ali. Nadia puj menjitak pelan kepala adiknya.

"Heh, lo bayangin aja sebulan gue tinggal disini demi ngingetin lo buat makan, tidur, bangun, mandi. Kalo lo bisa itu semua sendiri ya ga bakalan gue betah disini berdua sama lo." Bantah Nadia. Ali hanya ngedumel mengulangi ucapan kakaknya.

Prilly memukul pelan lengan Ali, "Ga boleh gitu. Harusnya kamu bilang makasih karena Kak Nad mau ngerawat kamu, tinggal berdua sama kamu, disela kesibukannya di kafe. Itu artinya Kak Nad sayang sama kamu. Dasar cowok."

Nadia menahan tawanya yang hampir meledak saat melihat wajah Ali yang flat.

"MAKASIH kak Nadia yang CANTIK kayak KYLIE JENNER." Ucap Ali dengan penuh penekanan disetiap kalimat.

"Jangan dia.. udah punya anak." Protes Nadia. Ali menghembuskan pelan napasnya.

"Kak Nad yang cantik kayak AYU TING-TING."

Nadia mengubah ekspresinya menjadi jijik, "Apalagi dia, aduh.. lo mau kakak lo yang cantik ini hamidun?"

"Terus sape?"

"Yang lain."

"Kak Nad cantik kayak Nagita Slavina."

"Nah gitu dong, sama-sama adikku yang ganteng kayak Aliando Syarief." Ucap Nadia lalu melenggang pergi menuju dapur.

Prilly tertawa meski awalnya agak kaku. Hari ini adalah hari pertamanya tertawa setelah 1 bulan mengurung dikamar. Begitu pun Ali.

"Hug?" Tanya Ali. Prilly mengangguk dan.......

Mereka berpelukan~












Hai

Caffe Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang