Part 14

2K 233 11
                                    

Sudah satu bulan Prilly tidak mau bertemu Ali. Sedih terus memenuhi hidup Ali. Nadia putus asa untuk membuat Ali tersenyum. Sedikit saja.

"Gue mohon.. bujuk Prilly supaya dia bisa maafin adik gue.." Ucap Nadia saat ia bertemu Fero di kafe nya. Fero  dan Nadia mulai dekat sejak kedua adik mereka menjalin hubungan. Tak heran jika Fero hampir setiap hari singgah di kafe sahabat barunya itu.

"Gue juga udah berkali-kali bujuk Prilly, tapi tetep aja hasilnya nihil. Lo bilang ke adik lo, Prilly itu sensitif banget orangnya. Banget banget. Nih kayak gini contohnya." Jawab Fero setelah meneguk kopinya.

Nadia termenung. Ia benar-benar kehabisan cara. Ali tidak pernah sedih sampai seperti ini. Justru Nadia menobatkan adiknya sebagai 'manusia paling bahagia di dunia' karena Ali jarang bahkan tidak pernah sedih. Tapi sekalinya sedih, seperti inilah jadinya.

"Terus gue harus gimana lagi?? Ali adik gue satu-satunya, gue gamau liat dia bengong mulu setiap makan, diem mulu kalo gue tanyain, jarang mandi, gue gamau." Ucap Nadia sambil meneteskan airmata.

Fero tak tega. ia juga menyalahkan sikap Prilly yang terlalu sensitif, bahkan terkesan lebay. Tapi bagaimanapun juga Prilly adiknya, ia harus berada di pihak Prilly.

"Yaudah, nanti gue coba bilang sama Prilly. Cup... hapus airmatanya. Gue gasuka ya liat cewek nangis." Ucap Fero sambil mengusap lembut pipi Nadia yang basah.

Nadia menepis tangan Fero. Ia menggunakan tangannya sendiri untuk menghapus airmata, "Jangan manis-manis. Ntar kalo gue baper emang mau tanggung jawab?"

Belum sempat Fero menjawab, Nadia sudah berlalu meninggalkan Fero di mejanya. Fero hanya tersenyum kecil.

                                   ***

"Ini bukan soal lebay atau gimana, kak. Aku sayang sama dia, sayang banget. Tapi aku ga bisa. Aku cuma gamau nimbulin masalah baru." Ucap Prilly sambil mengelap airmata di pipinya.

"Tapi Prill, udah 1 bulan kamu kayak gini. Kasian Ali, Prill. Tadi Nadia bilang ke aku, kalo Ali berubah drastis. Bukan kayak Ali yang dulu lagi. Apa gaada rasa khawatir sedikit aja ke Ali?"

Prilly terkejut. Sebegitukah Ali karena dirinya?

"Kamu sayang kan sama dia? Sekarang samperin dia, dan buat dia jadi kayak dulu lagi."

Prilly menggeleng, "Gamau."

"Prill, kakak ga pernah ngajarin kamu untuk kayak gini." Ucap kak Fero yang mulai tegas pada adiknya. Prilly pasrah.

"Anterin aku, kak."








Besok lanjut lagi deh, ok?

Caffe Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang