The Future - My DOctor [END]

Chapter 15 - truth

Semua kejadian itu, sangat sulit untuk dimengerti -DKS

.
.
My DOctor
.
.

" yeoboseo! "

" yeoboseo! "

Shinjae menjauhkan telpon genggamnya dari telinga, ia mengerjit heran karena orang disebrang sana tidak kunjung menjawab panggilannya padahal orang itu yang menghubunginya terlebih dahulu.

Ia menghela napas, kalau sekali lagi si penelpon  tidak menanggapinya shinjae akan menutup telpon itu secara sepihak karena ini masih jam mengajarnya.

" yeobose- "

" eomma~ ini aku "

DEG!

shinjae mengenali betul suara siapa yang keluar dari handphone-nya. 7 tahun hidup bersama cukup untuk mengetahui seperti apa sosok disebrang itu,

tes...

....

Air matanya meluncur begitu saja, tak kuasa merasakan kerinduan yang menyeruak dari dalam dirinya. Shinjar sebisa mungkin membekap mulutnya menggunakan punggung tangan yang bergetar, ia tidak mau satu isakanpun lolos dari kedua bibirnya.

" donghae-ah, ini benar-benar kau? " ucap shinjae masih tak percaya, digenggamnya telpon berwarna hitam itu dengan erat.. sungguh~ ia tidak menyangka namja itu akan menelponnya setelah sekian lama pergi dari rumah.

" ne eomma " suara donghae terdengar getir, shinjae yakin kalau namja itu juga merindukannya. Bagaimana mungkin tidak karena selama dia pergi tak ada kabar apapun yang ia dapatkan dari donghae, dia menghilang bagaikan ditelan bumi, tak tahu pergi kemana dan hidup dengan siapa.

" aku... sangat merindukan eomma "

Air matanya terus mengalir tak peduli kalau shinjae mencoba menahannya sedari tadi. Setiap kali ia bertanya pada ayah donghae pria paruh baya tersebut selalu menjawab tidak tahu, seolah diri namja itu memang telah pergi dari kehidupannya " eomma juga, sayang. eomma juga.. "

Ada jeda setelahnya, donghae maupun shinjae tidak mengatakan apapun lagi, terlalu sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

" bisakah kita bertemu? Ini sudah lama dan aku ingin memelukmu "

" bukan lama, terlalu lama.. kenapa kau baru menelpon sekarang? "

Shinjae begitu menyayangkan namja itu karena tidak pernah menghubunginya, ia pikir donghae tidak akan mengingatnya lagi, tidak akan menganggapnya sebagai eomma karena dulu shinjae pernah mengusirnya dari rumah.

" maaf~~ " donghae terkekeh pelan masih dengan nada sedihnya, sedih karena ia bisa mendengar suara lembut yeoja paruh baya itu.

" kyungsoo... "

" aku sudah bertemu dengannya eomma "

" tapi hanya sebagai saudara, aku... sudah punya seseorang seperti yang eomma harapkan begitupun dengan kyungsoo " Pernyataan ambigu donghae tersebut mampu membuat shinjae mengerjit keheranan.

" kyungsoo... punya kekasih? "

" eum, kulihat dia sangat mencintainya "