TLG part 8 - Jawaban

45 15 7
                                    

Budayakan vote sebelum membaca 😁

_________

Happy reading.

Yoga berjalan memasuki kelasnya, kedatangannya di sambut oleh para sahabatnya.

"Wihh ada angin apa lo Ga, tumben jam segini udah ada di sekolah aja." Yoga yang baru saja duduk di tempatnya yang letaknya di barisan pojok dan paling belakang. Hanya diam saja saat Ryan yang kini duduk di sebelahnya bertanya, mereka memang satu bangku terus dari kelas X hingga sekarang kelas XII.

Sebenarnya mereka berempat tidak satu kelas. Dulu memang saat kelas X dan XI mereka berada di kelas yang sama. Tetapi karena keputusan yang di buat oleh ketua yayasan sekolah, mereka di pisahkan. Alasannya hanya untuk mengurangi ke kacauan yang mereka lakukan saat di berada kelas yang sama, salah satunya selalu menjaili guru yang mereka tidak suka.

Kini Yoga dan Ryan di kelas yang sama yaitu XII MIPA-1 sedangkan Leon dan Fery di kelas XII MIPA-3. Dulu mereka berempat sempat protes pada ketua yayasan tetapi setelah di acam akan di DO jika mereka menolak. Karena dari itu mereka harus menerima dengan lapang dada.

Cuma ada beberapa murid yang berada di Kelas XII MIPA-1. Mungkin karena masih cukup pagi untuk datang kesekolah membuat kelas ini sepi.

"Selamat pagi Metta cantik." Leon menggoda Metta saat gadis itu baru memasuki kelasnya. Leon adalah cowok terplayboy di antara teman-temannya, sudah banyak siswi MP enjadi mangsanya. Mantannya berhamburan di setiap angkatan, dan sekarang ia sedang mengincar Metta si ketua eskul dance di sekolahnya. Walaupun sudah di tolak puluhan kali ia tetap mengejar gadis itu. Ia juga pernah mengatakan jika Metta menerima cintanya, ia akan bertobat menjadi playboy dan akan setia ada satu wanita saja.

Leon berjalan mendekati meja Metta yang berada di depan dan berhadapan dengan meja guru. Cowok jangkung berbadan besar itu kini sudah duduk di samping Metta. "Hai Met." Sapanya sekali lagi.

Metta tidak merespon ucapan Leon, ia lebih memilih membuka tasnya lalu mengambil novel yang sengaja di bawah dari rumah. Leon hanya mengembuskan nafasnya pelan saat Metta tak kunjung meresponnya.

Ryan dan Fery yang memang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya, tertawa terbahak-bahak melihat temannya yang playboy tetapi kini di tolak mentah-mentah oleh seorang gadis. "Miris banget si Lo Yon, udah di tolak tapi masih di kejar aja." Ryan menatap kedua sijoli itu.

"Lo jangan maksa anak orang Yon. Kalo dia nggak mau ya udah jangan di paksain." Sambung Fery.

"Anjir Lo berdua."

"Met dari pada Lo jadian sama Leon mending sama aa Fery aja yuk." Leon menatap Fery tajam. Ryan menoyor kepala Fery, "Bego! Lo mau nikung temen sendiri Fer." Sedangkan Ferry terkekeh kecil. "Biasa aja kali Yon natap guenya. Gue cuma bercanda doang kok."

"Basi!"

Sedangkan Yoga hanya diam saja melihat kelakuan sahabatnya. Ia lebih memilih memfokuskan dirinya pada game yang sedang berlangsung di ponselnya, dan menyimak perkataan teman-temannya.

* * *

Sama halnya dengan kelas XII MIPA-1, kelas XI MIPA-2 juga terlihat sama hanya ada beberapa murid saja yang sudah datang. Salah satunya Nadine dan Keyra.

Kedua gadis ini sedang duduk di bangkunya masing-masing​ yang berada di depan, tepatnya berhadapan dengan papan tulis putih yang tertempel kokoh di dinding.

Keduanya sama-sama​ terdiam setelah Keyra menceritakan hubungannya dengan Yoga.

"Jadi Kak Yoga sama Kak Yudha itu kakak Lo."

Keyra hanya menggukkan kepalanya.

"Dan mereka kembar."

Dan Keyra mengganguk lagi sebagai jawabannya.

Nadine terdiam lagi, ia masih belum percaya dengan kebenaran yang ada. Pasalnya ia sudah berteman baik dengan Keyra sejak SMP, bahkan mereka sudah seperti saudara tetapi dirinya tidak mengetahui jika Keyra mempunyai kakak laki-laki yang kembar.

"Kok Lo nggak pernah cerita sama gue sih."

"Emangnya Lo pernah tanya juga sama gue."

"Tapi seenggaknya Lo cerita si sama gue Key." Nadine menatap Keyra.

Keyra balas menatap Nadine dengan tatapan yang semua orang juga tau itu tatapan kesedihan. "Lagian gue juga baru tau kalo gue punya kakak kembar."

Perkataan Keyra membuat Nadine mengerutkan keningnya, "maksud Lo apa Key."

Keyra menghela nafasnya, "iya, gue baru tau kalo bang Yoga itu Abang gue dan saudara kembarnya bang Yudha. Saat gue baru masuk kelas sembilan Nad."

"Gue kira, gue cuma punya satu Abang yaitu bang Yudha. Tetapi ternyata nggak. ada bang Yoga juga,  yang sejak kecil dititipkan sama bude gue di Semarang."

"Dan empat tahun yang lalu papih jemput Bang Yoga buat tinggal sama sama lagi. Tetapi semenjak bang Yoga datang kerumah, sifat bang Yudha jadi berubah. Dia nggak terima kehadiran bang Yoga, dan itu yang membuat mereka nggak akur sampai sekarang Nad. Dan keluarga gue jadi berantakan"

Nadine menggenggam tangan Keyra yang ada di meja, menyalurkan semangat untuk sahabatnya. Nadine mengerti perasaan sahabatnya saat ini. "Key kalo gue boleh tau, kenapa orang tua Lo nitipin kak Yoga sama bude Lo, dan kenapa Lo nggak tau tentang keberadaan kak Yoga."

"Gue nggak tau Nad, alasannya masih abu-abu gue ketahui." Keyra menundukkan kepalanya, cairan bening pun sudah mengalir dari kedua mata sipitnya.

Nadine menggeser duduknya merapat pada Keyra, lalu gadis itu memeluk sahabatnya dan mengusap-usap punggungnya. Gadis itu mencoba menenangkan sahabatnya yang kini sedang menangis di pelukannya.

"Nad gue pengen keluarga gue kaya dulu lagi nggak kaya sekarang, hancur." Nada pilu yang keluar dari mulut Keyra, membuat Nadine semakin mengeratkan pelukannya.

"Key Lo harus ingat ini. Tuhan itu adil dalam memberikan cobaan untuk umatnya. setelah hujan pasti akan ada pelangi yang indah, karena setelah kesedihan akan ada kebahagiaan yang datang. Gue yakin kebahagiaan itu lagi nunggu Lo sekarang, jadi Lo harus jalani ini dengan ikhlas."

Keyra mengangguk dalam pelukan Nadine. "Makasih udah mau dengerin cerita gue."

* * *

Gimana sama part ini?
Bagus kah aka jelek
Kasih coment nya di sini ya.

Lanjut?

~Rara~

01 Oktober 2017

The Lovely GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang