TLG part 1 - Murid baru

110 42 60
                                    


Gadis dengan surai coklat yang menjuntai sampai punggung, turun dari mobil jazz berwarna mera yang berhenti di depan gerbang SMA Mera Putih. Ia menatap bangunan di hadapannya dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya. Ia adalah Nadin.

Nadine Abriel Digara, gadis bermata abu-abu dengan rambut coklat sepunggungnya serta warna kulit yang sangat kontras dengan seragamnya. Ia pun berjalan memasuki gedung SMA Mera Putih.

Nadine menyusuri koridor MP sembari mencari kelas XI IPA-2 yang akan menjadi kelasnya selama bersekolah di MP.

Banyak kakak kelas dan adik kelas, maupun teman sebayanya memperhatikannya namun Nadine dengan cuek melangkahkan kakinya.

Kuping Nadine benar-benar panas mendengar berbagai pendapat masyarakat MP mengenai dirinya. Apalagi saat mereka ada yang mengucapkan kata-kata lebay bin alay alias menjijikan menurutnya.

"Gila bro! Cantik banget. Bule nyasar dari mana tuh?"

"Bening coyy..."

"Ya tuhan ciptaanmu sungguh menggoda iman."

"Yoi man! Gue harus tau siapa namanya tuh?"

"Viola mah lewat."

Nadine mengernyitkan dahi saat beberapa orang sedang membandingkannya dengan seseorang bernama Viola. Tetapi ia tak menghentikan langkahnya untuk mencari kelasnya.

Sempat beberapa kali bertanya kepada orang, akhirnya ia menemukan kelas XI Ipa-2 yang berada di pojok koridor lantai dua. Dengan senyum yang merekah di bibirnya Nadine memasuki ruang kelas XI Ipa-2 dan di sambut oleh teriakan cempreng milik Keyra.

"NADINNNE..!!!"

Nadine memutar bola matanya malas, karna suara sahabatnya yang dari dulu hingga sekarang tak perna berubah. Apa lagi ketika melihat teman sekelasnya menatapnya dalam diam. Dan seketika mereka berucap—

"Haii Nadinnne..!!!" sapa mereka dengan serempak.

Nadine hanya terdiam membisu, kemudian keyra menarik Nadine duduk di sampingnya. Nadine pun hanya menurut saja karna ia hanya anak baru di sini yang belum mendapatkan tempat duduk.

"Lo duduk sama gue ya." ujar Keyra dan Nadine hanya mengangguk sebagai jawaban.

* * * * *

Jam istirahat, Nadine tak ikut dengan Keyra, Maura dan Dea untuk pergi ke kantin. Ia lebih memilih untuk melihat-lihat sekolah barunya. Saat keyra menawarkan diri untuk menemaninya, dengan halus Nadine menolak niat baik sahabatnya dan bilang kalo ia bisa sendiri.

Mengenai Keyra, Keyra adalah sahabat Nadine sejak SMP dan berkat Keyra pula nadin bisa sekelas dengannya Karna Mama Keyra adalah ketua yayasan di sini dan sekolah ini juga milik keluarga Keyra, begitupun dengan Maura ia juga sahabat Nadine sejak SMP. Sejak SMP mereka bertiga sudah bersahabat. Hingga setelah lulus SMP Nadin di bawa oleh orang tuanya untuk melanjutkan sekolah di tempat kelahirannya, Jerman.

Karna Nadine tidak menyukai metode pembelajaran di sekolahnya yang berada di jerman ia memaksa orang tuanya untuk pindah lagi ke Indonesia. Dan di sini mereka bertiga bersama lagi dengan bertambah satu personil yaitu Dea.

Karena terlalu asik menikmati mini tournya dan tidak memperhatikan jalan, Nadine menabrak seseorang yang berlawanan arah dengannya hingga membuatnya terjatuh.

"Adawww..." pekik Nadine sambil mengusap bokongnya.

"Makanya kalau jalan tuh pake mata."

Nadine mendongak dan mendapati seseorang sedang menatapnya tajam.

Nadine pun bangkit dan memandang kesal orang itu. " Heh otak lo di mana si? Di mana-mana jalan tuh pake keki bukan pake mata. Mana ada jalan pake mata! Mata itu gunanya buat ngeliat bukan buat jalan! IQ lo berapa si? Di bawa rata-rata ya?" ketus Nadine sambil membersihkan roknya dari debu.

Orang itu melotot tak percaya kepada Nadine.

"Apa lo liat-liat? Gue colok tuh mata baru tau rasa lo!" bentak Nadine, lalu pergi meninggalkan orang itu.

Cowok itu hanya melongo mendengar ucapan gadis yang beru saja menabraknya.

"Sebenarnya yang salah tuh siapa si, dia apa gue? Dia kan yang nabrak gue harusnyakan gue yang marah bukan dia." gumamnya bertanya kepada diri sendiri, sambil melihat punggung Nadine yang semakin menjauh.

* * * * *

"Kak Yoga lewat!"

"Sumpah lo? Ya ampun calon gue ganteng bener."

"Ganteng banget, Anjirr!"

"Yoga sama Yudha udah kembar, ganteng pula!"

"Tapi lebih gantengan kak Yoga tau!"

"Serah lo deh mau pilih yang mana."

Yoga tetap berjalan menuju lokernya, ia sangat kesal jika dirinya di banding-bandingkan sama Yudha.

Ya Ardiyo Yudha Fernando atau yang sering di sebut Yudha atau Ardi. Dia adalah saudara kembar Yoga, mereka kembar tetapi wajah mereka tak sama karna mereka bukan kembar identik. mereka sama-sama tampan tetapi sifat mereka seratus delapan puluh drajat berbeda sama seperti wajahnya.

Yudha mempunyai sifat jahil suka berbicara dan suka membuli temannya biang onar sekolah. Sedangkan Yoga sifatnya Badboy, tidak banyak bicara, ketus, singkat, dan tegas.

Baru saja ia membuka lokernya. Puluhan amplop surat maupun coklat dan bekal kotak makan langsung luruh jatuh kelantai, bersamaan dengan Yoga mengundurkan diri beberapa langkah. Yoga hanya menghela nafasnya, ia tak kaget dengan ini karna sudah terbiasa lokernya di isi puluhan surat, coklat maupun bekal makanan.

"Yoyo bagi bagi makanan!" ucap Fery yang secara tiba-tiba sudah berada di samping Yoga.

"Gue bagi ya, Yo?" tanya Ryan, yang di jawab dengan gumaman Yoga.

Ryan pun langsung mengambil beberapa kotak makan yang berada di lantai, sedangkan Fery memungut coklat dan langsung memasukannya ke dalam ranselnya.

"Hari ini makanannya enak-enak." ucap Ryan. Sambil membuka kotak makan yang berada di tangannya.

"Wis bagi dong." ucap Leon yang tiba-tiba dateng dan mengambil satu kotak makan yang berada di tangan Ryan. Leon juga sama seperti Ryan dan Fery dia juga sahabat Yoga.

"Lo kemana aja yon? Tadi pagi kenapa gak ikut gabung?" tanya Fery.

"Biasa gue nganter adek gue dulu."

"Makannya di lapangan indoor aja yuk." ajak Ryan.

Dan di jawab dengan anggukan semua temannya. Merekapun berjalan menuju lapangan indoor bersama.

Maaf kalo banyak typo!!

21 Maret 2021

The Lovely GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang