Pagi ini seperti biasa, Yoga dkk duduk di bangku panjang yang berada di bangku panjang yang berada di pinggir lapangan sambil bercerita mengenai berita ter- update yang menurut Yoga tak menarik."Gue denger-denger ada anak baru, katanya si cantik." ucap Fery.
Leon yang berada di samping kanan Fery, menoyor kepala Fery. "Lo mah semua cewek di bilang cantik."
Fery yang tak terima pun membalas menoyor kepala Leon. "Ya iya lah babi! Semua cewek cantik mana ada cewek ganteng, bego!" ucap Fery sewot. Loen hanya mencibir tak jelas.
Ryan tertawa karna kelakuan dua sahabatnya, sedangkan yoga hanya mendengarkan sahabatnya tanpa ekspresi, datar.
"Eh tapi emang bener kata Fery, anak barunya cantik gue liat kemaren dia bareng keyra."
"Ikut gank nya keyra?"
"Mana gue tau, kayanya si iya"
"Keyra dateng, tuh! " ucap Ryan yang membuat Yoga menoleh ke arah Keyra yang sedang berjalan ke arahnya dengan dua temannya.
"Apa?" tanya Yoga kepada Keyra yang kini sedang tersenyum manis padanya.
"Nanti pulang sekolah anterin Key ke toko buku ya." ucap keyra. Yoga menolak dengan gelengan pelan.
"Please, ya sekali ini aja deh." ucap Keyra merengek, membuat Yoga tidak bisa menolak permintaannya.
Ia pun mengangguk pelan. yang membuat Keyra berteriak kegirangan, lalu mencium pipi Yoga kilat.
Yoga mengendus kesal dengan perlakuan Keyra terhadapnya. Bukan yoga tak suka ia hanya merasa sikap Keyra terlalu berlebihan. Yoga pun bangkit dari duduknya ingin pergi, sebelum ia melangkahkan kakinya tanganya sudah di cekal oleh Keyra, ia pun mengurungkan niatnya untuk pergi.
"Lo marah ya?" tanya Keyra dengan lirih wajahnyapun beruba jadi sedih.
Yoga pun menarik nafas dan menghembuskannya kasar, lalu menatap Keyra lekat
"Bukan gue cu—"
Bukkh
Kata-kata Yoga terhenti karna seseorang menubruknya, hingga ia kembali duduk ke tempat semula.
****
Nadine sedang berjalan di koridor lantai satu. Ia celingak celinguk mencari keberadaan teman-temannya. Banyak siswa yang berlalu lalang di depannya hinga membuat Nadine sulit mencari keberadaan teman-temannya.
Setelah lama mencari akhirnya Nadine menemukan keberadaan teman-temannya. Ia melihat teman-temannya berada di pinggir lapangan sekolah sedang berkumpul dengan empat orang cowok.
Nadine pun segera menghampirinya dengan senyum yang tak perna pudar dari bibir mungilnya.
Ting
Ponsel Nadine berbunyi itu tandanya ada pesan masuk, ia pun berhenti sebentar untuk mengambil ponselnya yang berada di saku bajunya lalu kembali berjalan. Di lihatnya ada line masuk dari Maminya.
Mami:
Hay anak mama yang cantik. Lagi ngapain sayang? Udah makan blum? Kalo blum makan cepet makan ya jangan lupa minum obatnya ya, jangan bandel. Maaf mama gk bisa nemenin kamu ya sayang, mama sama papi sayang banget sama kamu jadi kamu harus rajin minum obat ya biar sembuh..oh ya satu lagi kamu gak boleh sampai kecapean oke..
Love you littel princes.
Nadine tersenyum melihat isi pesan Mamanya yang kini berada di Jerman sedang bekerja sebagai salah satu direktur perusahaan properti. Nadine pun di sini hanya tinggal berdua dengan kakaknya, eh nggak ada Bi Mina pembantu di rumahnya sama Mang Dadang satpam yang merangkap jadi supir juga.
Ia pun membalas pesan yang di kirim oleh Maminya sambil berjalan.
Bukkh
Karna terlalu fokus dengan ponselnya tanpa memperhatikan jalan sehingga Nadine lagi-lagi menubruk seseorang. Dan yang paling parah ia menimpahi tubuh orang itu dengan tubunya.
Dan beginilah posisi mereka, Yoga duduk dan Nadine di atasnya. Yap orang yang Nadin tabrak adalah Yoga. Kalo di lihat sekilas seperti orang yang sedang berpelukan, dan juga tidak sengaja Yoga mencium kening Nadine.
Semuah orang yang berada di situpun kaget dan tak percaya. Suasana yang tadinya ramai karna sekarang semua guru sedang mengadakan rapat jadi seluruh siswa-siswi MP free claas untuk beberapa jam, menjadi hening melihat adegan itu.Ponsel yang tadi di pegang Nadine pun tak tau sekarang di mana rimbanya.
Nadine dan Yoga pun kaget dengan adegan tak terduga ini, mereka berdua hanya mengerjapkan matanya tak percaya. Cukup lama dengan posisi seperti itu. Nadine yang kesadarannya sudah kembali normal langsung menarik dirinya dan beranjak bangkit.
Nadine hanya menunduk malu, pipinya sudah mera padam menahan malu.
Yoga menatap nadine tanpa ekspresi, Datar. Nadine yang melihat itu ekspresi Yoga hanya semakin menundukkan kepalanya. Nadine harus meminta maaf karna ini muthlak kesalahannya pikir Nadine.
"Eum...gu-gue min-ta ma—"
Belum selesai Nadine berbicara, Yoga sudah bangkit dan berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Nadine hanya memandangi punggung Yoga yang semakin menjauh dari pandangannya.
"Lo lagi lo lagi. Kenapa si lo hobby banget nabrak orang." ujar seseorang. Nadine pun yang tadinya menatap kepergian Yoga kini beralih menatap Cowok yang sedang menatapnya tajam. Dia cowok yang kemaren Nadine tabrak juga.
"Kemaren gue sekarang Yoga, besok siapa lagi hmm?" lanjut Leon. Ya leon, cowok yang kemaren di tabrak oleh karin di koridor.
"Sorry." ucap nadine lirih, ia merasa bersalah.
"Untung perempuan kalo bukan udah gue gibeng lo." cibir leon, kemudian berlalu pergi mengejar Yoga. Begitupun dengan Ryan dan Feryy.
"Na lo gak papa kan?" tanya Keyra sambil menepuk bahu Nadine pelan.
"Gak papa kok cuma." Nadine tak melanjutkan kata-katanya.
"Udalah gak usah di fikirin kejadian tadi, lo kan gak sengaja."
Nadine hanya mengangguk kecil.
Dea yang melihat ponsel Nadine yang tergeletak di lapangan dengan kondisi layarnya sudah hancur.
"Nad hape lo." ucap Dea sambil menyerahkan ponsel milik Nadine. Nadine mengambilnya dari tangan Dea
Rasanya dirinya ingin menangis sekarang juga. Ia ingin menangis bukan karna ponselnya yang rusak, masalah itu ia bisa membeli yang baru. Nadine ingin menangis karena malu atas kejadian tadi.
Tett Tett Tett
Bel masukpun berbunyi.
"Lebih baik kita masuk kekelas yuk." ajak Maura dan hanya di balas dengan anggukan kepala oleh Nadine.
Maura pun langsung merangkul bahu Nadine untuk berjalan bersama.
Maaf kalo banyak typo!!
3 September 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lovely Girl
Teen FictionTidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Bahkan hal hal yang tidak masuk akal pun akan terjadi jika di kehendaki oleh sang penciptanya. Seperti cinta yng tumbuh di hati Yoga untuk Nadine. Tetapi sayang jalan cinta mereka tidak semulus jalan tol. ...