TLG Part 9 - Perduli

59 14 3
                                    

Please sebelum baca boleh minta bintang yang ada di bawah sebelah kirinya dong.

_______________

Happy reading

Berjalan di lantai satu membuat Nadine harus berjalan cepat-cepat karena di lantai ini adalah wilayah untuk anak kelas dua belas.

Banyak pasang mata yang memperhatikannya, bahkan ada juga yang menggodanya terang-terangan membuat dirinya tidak nyaman.

Kalau bukan karena ingin ke ruang guru untuk mengantarkan buku Bu Emi yang tertinggal dikelasnya tadi, ia tidak akan berjalan di koridor lantai satu ini.

Saat selesai mengantarkan buku pada Bu Emi, Nadine menghela nafas karena harus melewati koridor yang menurutnya sangat seram, karena tatapan para seniornya yang terlihat sangat garang.

"Kamu tuh harus makan, aku nggak mau nanti kamu sakit kalau kamu nggak makan." Suara lembut namun terkesan di buat-buat mengusik pendengaran Nadine, membuat gadis blasteran Indonesia-Spanyol itu menghentikan langkahnya. Matanya yang cantik kini bergerak-gerak mencari sumber suara tersebut.

Dilihatnya dua orang remaja yang sedang duduk di bangku depan kelas XII MIPA-1. Yang ternyata sang gadis sedang membujuk seorang pria untuk makan. Gadis yang Nadine tau adalah primadona di MP, Viola. Sedangkan sang pria Keyra tidak tahu karena cowok itu kini sedang menundukkan kepalanya.

"Kamu harus makan ya, biar aku suapin deh gimana." Bujuk Viola sekali lagi, tetapi nihil tidak mendapatkan balasan apapun.

Nadine mengerutkan dahinya heran, kenapa ada seorang cowok yang sudah terang-terangan di dekati oleh seorang Viola yang cantik tetapi ia menolak. Cuma cowok bodoh yang melakukan itu, karena banyak cowok yang mengejar sang primadona menurutnya.

Nadine Speechless saat cowok itu mendongakkan kepalanya dan tatapannya dan tatapan cowok itu bertemu. Ia menelan savilanya saat tau cowok itu adalah Yoga, cowok dingin yang minim ekspresi itu.

Yoga menatapnya tajam membuat Nadine tidak berkutik sama sekali. Tetapi saat kesadarannya sudah pulih sepenuhnya, Nadine langsung bergegas pergi dari sana. Namun ada sebuah tangan yang mencekal lengannya, membuatnya terpaksa harus berhenti.

"Ngapain Lo di sini Nad."

Ekspresi Nadine berubah kesal saat tau yang mencekal lengannya adalah cowok nyebelin dan yang paling ia hindari di sekolah ini, Yudha.

"Lepasin deh." Ucap Nadine jutek.

Yudha tersenyum melihat ekspresi jutek Nadine. "Nad Lo tau nggak, Lo tuh tambah cantik kalo jutek gini."

"Udah kak lepasin tangan gue. Gue mau di ke kantin udah di tungguin Keyra." Nadine berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman tangan besar Yudha, tetapi nihil tenaganya dengan tenaga Yudha tidak sebanding.

"Oh kalo gitu kita barengan​ aja kesananya."

"Ya udah tapi nggak usah gandengan kaya gini. Malu tau di liatin banyak orang." Ucap Nadine kesal. Tetapi bukan Yudha namanya jika ia mendengarkan kata-kata gadis itu. Sebelum pergi Nadine melirik tempat yang tadi di duduki oleh Yoga dan Viola, tetapi hanya ada Viola sendirian sedangkan cowok itu sudah tidak ada di sana.

Kemana dia

* * *


Yoga baru saja keluar dari warung yang sekaligus tempat ia nongkrong dengan teman-temannya. Warung ini dekat dengan sekolah nya hanya berjarak lima belas meter saja dari gerbang sekolahnya. Warung Bu Eneng yang selalu menjadi tempat pelarian untuk anak-anak yang suka bolos. Tempat ini juga menyediakan rental PS, membuat anak-anak tambah betah jika berada di sini dan lupa waktu untuk pulang.

The Lovely GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang