Wajah-wajah baru terpampang di lapangan. Jiwa muda penuh mimpi dan harapan dari orang tua. Berseragam lengkap dan dipenuhi atribut-atribut tambahan sebagai syarat MOS. Natalia berjalan santai sambil sesekali menengok ke arah mereka. Berdiri tegap dibawah panasnya surya. Sekelompok anggota OSIS sibuk mondar-mandir memeriksa kelengkapan peserta didik baru itu.
Sebagian anak dipisahkan dari barisan dan membentuk kelompok baru karena atribut mereka tidak lengkap. Diberi hukuman ringan sebagai peringatan. Natalia beranjak naik ke atas menuju ruang kelas. Daftar nama pembagian kelas ditempel di mading dekat tangga. Dengan santai dia mencari namanya di salah satu lembar absen kelas. Meletakkan tasnya di lantai.
"Naaat!" Teriak Citra berlari menyusuri koridor. Salah satu sahabat Natalia sejak awal sekolah. Natalia serentak menengok dan sedikit tegur sapa.
"Citra!" Dia langsung memeluk sahabatnya. "Dimana kelas kamu sekarang?" Dia sedikit merapihkan rambutnya.
"Kita satu kelas, Nat." Ucap Citra sedikit girang. Natalia langsung mengambil tas dan menyandangnya di bahu. Citra menarik tangan Natalia dan langsung berjalan menuju kelas. Beberapa anak memberi tegur sapa kepada mereka sembari berjalan menyusuri koridor.
"Kok kelas kita sepi?" Ucap Natalia berdiri kaku di depan pintu kelas. Warna-warna tas yang diletakkan asal di tiap meja. "Dimana yang lain?" Dia meletakkan tasnya di meja tepat di sebelah Citra.
"Aku tidak tahu." Citra membuka tas dan mengambil dompet. "Mungkin mereka kumpul di kantin." "Kamu mau ikut?" Tanya Citra.
Natalia mengangguk kecil. Dia mengambil dompet dan ponselnya dan bergegas keluar. Hari sudah semakin panas. Sebagian koridor terselimuti sinar mentari. Suara teriakan para peserta MOS membuat mereka berdua sesekali menengok ke bawah. Sesekali juga mereka berhenti, menyapa teman-teman lama mereka. Saling berbincang tentang liburan mereka kemarin.
Hari pertama setelah libur kenaikan memang berat. Bayang-bayang akan liburan masih berkeliling di kepala. Itu yang mereka bahas setibanya di kantin. Sekumpulan anak-anak saling bertukar cerita. Memenuhi sudut kantin.
"Seru banget sih liburannya." Reaksi Caca yang mendengar Natalia bercerita tentang liburannya kemarin.
"Aku selalu ingin pergi kesana." Ucap Citra pelan. Dia menopang dagu dengan tangannya.
"Suatu hari nanti, kamu pasti bisa kesana." Jawab Natalia santai. "Percayalah."
Citra mengangguk kecil. Mereka terus membahas tentang liburan masing-masing.
"Kamu tau, Nat, kalau akan ada murid baru nanti?" Citra memotong obrolan mereka.
"Eh, siapa?" Jawab Caca cepat. Natalia hanya diam menggelengkan kepala. Dia tidak terlalu peduli.
"Gatau juga sih." "Aku pun tau dari Rendy." Pandangan Citra serentak tertuju pada sosok laki-laki yang tengah bercanda di seberang mereka.
"Siapa? Dimana dia sekarang?" Caca cukup semangat menanyakan itu.
"Tanyalah Rendy." "Mungkin dia tau tentang anak baru itu." Jawab Natalia yang sedang menikmati sedikit cemilan yang dibelinya tadi. Caca langsung memanggil Rendy. Bertanya-tanya banyak tentang anak baru itu.
"Aku tidak tau banyak tentang dia." Rendy sedikit mengangkat bahunya. "Yang aku tau pasti, dia akan datang besok." Lanjutnya.
"Kita lihat saja besok." Jawab Natalia santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Write The Next Chapter Of Our Lives
RandomNo need to be alone No need to be afraid It's going to be alright You just need a little patience Even though it all just hard to take Just write the next chapter of our lives P.S. jika kalian merasa bosan saat membaca awal cerita, maka kalian tidak...