Twenty Two

5.9K 1.1K 152
                                    

Waktu Sehun masih jadi mahasiswa baru tahun pertama, dia sudah mulai jadi pusat perhatian karena paras tampannya. Kala itu dia kemana-mana masih sendiri, dan Sehun masih belum sepopuler saat ini. Dia tidak begitu suka keramaian, jadi tahun pertamanya masih sering keluar masuk perpustakaan kampus. Membaca tentang sejarah dan ilmu bumi, bisnis elite pglobal hingga desas-desus hal setidak penting konspirasi bumi datar saja sudah dia telan semua. Yang tentunya bertolak belakang dengan kuliah yang dia ambil sampai saat ini.

Selain karena suka membaca dan suasana yang hening, Sehun juga suka tidur di perpustakaan. Meja yang biasa dia duduki hampir jarang ditempati oleh orang lain.

Tapi pernah suatu waktu Sehun menemukan ada yang sedang duduk di tempat biasa dia tidur. Dia adalah perempuan berkulit putih susu dengan rambut hitam yang di kuncir kuda. Meski ada buku terbuka di hadapannya, wajah tertunduknya seperti bukan karena sedang baca buku. Karena sedikit penasaran Sehun mendekat secara diam-diam. Reflek, mulut Sehun berucap, "Kau mimisan." Membuat perempuan yang sedang menyumpal hidungnya dengan tisu yang digulung-gulung itu memutar kepala ke arah Sehun yang sedang berdiri. Sang perempuan sumringah melihat wajahnya.

"Dan darahmu mengenai buku perpus." Masih dengan wajah dan nada ucapan yang datar, walau sebenarnya Sehun sedikit khawatir juga melihat darah mengucur begitu mudahnya.

"Maaf." Sahut si perempuan yang langsung menyisihkan buku itu dari mejanya.

"I don't need your sorry." Sahut Sehun lagi, menenggelamkan kedua tangannya pada saku celana. "Apa yang terjadi?"

"Aku.....sedang mengonsumsi obat."

"....."

"Aspirin. Ini salah satu efek sampingnya." Jawab perempuan itu sembari berkali-kali mengganti sumpalan tisu di hidungnya.

Sehun mendelik. Karena sepengetahuannya, aspirin dikonsumsi untuk pengenceran darah dan obat sakit kepala. "Kenapa?" Sehun tidak sadar bahwa pertanyaannya sudah di luar batas. Dan melihat dari respon ramah perempuan itu, sepertinya dia tidak keberatan.

"Hmm...Kepalaku sering sakit. Dan obat itu selalu berhasil menyembuhkannya dengan cepat." Sahut si perempuan dengan nada antusias.

"Kau tahu kalau itu tidak baik untuk dikonsumsi secara berkala, bukan? Pergilah ke poliklinik."

"Tidak, terima kasih." Sehun melihat seulas senyum terlukis di wajah perempuan itu. "Sebentar lagi juga ini akan berhenti."

Itulah pertama kali Sehun mengenal Bae Joo Hyun a.ka Irene. Mungkin rasa penasaran Sehun akan sesuatu membuat beberapa wanita salah persepsi akan perlakuannya yang terkesan cerewet dan perhatian. Tidak terkecuali Irene yang juga semenjak itu berusaha menjalin hubungan lebih dekat dengan Sehun atau apapun yang laki-laki itu sukai. Buktinya, walaupun Irene memiliki fisik lemah, dia ngotot untuk jadi tim pemandu sorak. Berlatih setiap hari, agar bisa lolos audisi dan menjadi yang terbaik.

Tentu Sehun tidak tahu kenyataan itu, meski banyak orang yang menceritakan kebenarannya. Sehun malah sempat menegur Irene soal keikutsertaan dia di pemandu sorak EXO GIRLS, mengingat kondisi fisiknya yang mudah sakit.

Mungkin kekhawatiran yang dia utarakan membuat kesalahpahaman Irene padanya semakin dalam.

Dan dalam situasi tadi, melihat Irene yang lemah itu menangis kesakitan, tidak mungkin Sehun tega membiarkannya, walaupun hati kecilnya memikirkan Shegi juga, tapi secara fisik Shegi jauh lebih bugar dan bertenaga dibandingkan Irene.
Secara fisik, Ahn Shegi baik-baik saja.
Dan juga, semua orang mengelu-elukan Irene.
Bahwa hanya Irene yang perlu ditolong.

LEADER (Oh Sehun) - NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang