Twenty Three

5.7K 1.1K 214
                                    

Tiga hari berlalu sejak kejadian itu, singkat cerita akhirnya anak-anak EXO berhasil menyelamatkan Shegi. Baik dari pemecatannya sebagai pelatih, maupun bayang-bayang hukuman skors selama satu semester karena perbuatan tidak menyenangkannya di kawasan pendidikan.

Rintangan paling besar di hadapi kawanan Suho di Univ Center karena harus beradu argumen dengan laki-laki termenyebalkan seantero kampus, Kim Jongdae. Anak-anak itu mengira bahwa Taeyong adalah orang yang paling bisa diandalkan untuk masalah berkeras-keras pendapat. Sayangnya Taeyong juga tipe orang yang tidak bisa menyelesaikan masalah tanpa adu pukul. Kalau bukan karena Shegi dan bukan karena di lingkungan kampus, percayalah, tembok ruangan Univ Center yang baru saja retak-retak akibat bogem liar Lee Taeyong itu seharusnya milik wajah Jongdae.

Argumen itupun dimenangkan anak-anak cadangan yang akhirnya diwakili oleh Zhang Yixing. Meski awalnya semua menolak karena tidak yakin, atau lebih tepatnya khawatir bila Lay akan menjabarkan teori-teori halu terbarunya edisi dua ribu delapan belas ketika berargumen. Tapi sekali lagi, Zhang Yixing akan menjadi Zhang Yixing hanya pada saat keadaan terdesak. Membuat anak-anak itu ingin memanjat dirinya, saking sebegitu bahagia atas kecerdasan yang dia punya.

Namun, apalah arti usaha itu semua bila pada akhirnya Sehun tidak bisa membawa pelatihnya kembali?
Tidak, bukan tidak bisa membawa kembali.
Sehun tidak kunjung menemukan dimana keberadaan Shegi. Perempuan itu lenyap bagai buih, tidak ada jejak yang dia tinggalkan sama sekali, termasuk barang-barangnya yang disembunyikan di gudang lapangan basket.

Shegi betul-betul meninggalkan EXO.
Meninggalkan Sehun dengan sejuta penyesalan yang menggerogotinya setiap hari.
Dan sebanyak apapun penyesalan yang Sehun rasakan, itu tidak akan membuat Shegi kembali.
Tidak juga menyembuhkan Shegi yang sudah terluka karenanya.

Semua orang tahu betapa berantakannya Sehun. Termasuk Kris yang saat ini di hadapannya, duduk sambil bersandar.

"Aku mengerti." Sahut Kris setelah mendengar curahan hati Sehun. "Yang jadi masalah menurutku adalah, kau bertindak seolah Shegi memang menyakiti Irene. Sama seperti persepsi orang-orang di sekitarmu waktu itu. Padahal kau sudah tahu alasannya, tapi kau malah diam saja."

"Dia langsung pergi, Wu. Aku bahkan tidak sempat mengatakan apa-apa lagi." Sanggah Sehun frustasi.

"Tapi kau bisa mengejarnya, kan?"

"Irene sedang menangis padaku, mana mungkin aku meninggalkannya begitu saja."

Kris masih belum menyerah, melanjutkan pertanyaan pada hal yang lebih dalam. "Kenapa kau sebegitu peduli pada Irene? Kau menyukainya?"

"Tidak." Tukas Sehun. "Hanya saja.....hanya saja saat itu Irene lah yang terlihat paling terluka....." Nada bicara Sehun menggantung, perlahan mulai merasa bahwa dirinya memang keliru. ".....dibanding Shegi."

Mendengar hal itu, Kris pun menyeringai menggelengkan kepalanya. "Dan kau pikir Shegi tidak terluka juga? Setelah peninggalan dari almarhum ayahnya hancur? Dihujat orang-orang? Dituduh bersalah begitu saja? Kau pernah berjanji untuk jadi orang yang bisa dia andalkan tapi kau sendiri yang menabur garam pada lukanya yang sudah sangat parah."

Sehun masih mendengarkan.

"Tapi tidak apa, aku memaklumimu.

Because...unfortunately we live in a world where if you break your arms, everyone runs over to sign your cast.

But if you tell people you're depressed, everyone runs the other way.

That's the stigma.

LEADER (Oh Sehun) - NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang