Sepulang sekolah Vino nyuruh gue nunggu dia untuk pulang bareng. Sialnya dia bikin gue nunggu berjam - jam dan waktu berharga gue terbuang cuma buat nunggu dia dan pulang bareng. Gue gak mau lagi.
Saat gue lagi asik bergerutu dalam hati, Vino akhirnya datang.
"Lo lama banget, gue udah nunggu 2 jam ih. Niat gak sih pulang bareng?" Gerutu gue.
Vino gila memang nyuruh gue buat nunggu 2 jam lamanya cuma buat pulang bareng. Kalau gue gak inget ancaman dia, gue udah cari abang gojek.
"Ada urusan mendadak." Ucap Vino singkat membuat gue menggelengkan kepala
"Lo nyusahin parah." Ucap gue.
Bukannya minta maaf atau membuat ekspresi menyesal, Vino malah tersenyum.
"Gue nyusahin tapi lo tetep nunggu." Ucap Vino.
"Gue gak akan sudi nunggu lo berjam - jam kaya gini. Ini terpaksa." Ucap Gue.
Ya iyalah jelas gue terpaksa, inget ya gue nunggu dia karena ancaman.
"Iya terserah kamu." Ucap Vino dengan lembut.
Dia kesambet apaan? pake 'kamu' segala.
"Bahasa lo." Ucap gue.
Vino mengerutkan kedua alisnya.
"Bahasa gue? Kenapa bahasa gue?" Ucap Vino.
Gue cuma terdiam. Bahasa dia udah balik lagi.
"Gapapa." Ucap gue singkat.
"Kita mau langsung pulang ?" Tanya Vino sambil membukakan pintu mobilnya.
Gue menggelengkan kepala.
"Gue mau ke rumah sakit dulu. Kalo lo gak bisa, gue bisa naik taksi sendiri atau mungkin minta kak Kevin jemput." Ucap Gue.
Tentu gue akan ke rumah sakit dulu buat jenguk mamah. Gue selalu rutin tiap pulang sekolah pergi jenguk mamah. Percayalah, gak ada satupun anak perempuan yang kuat satu hari tanpa lihat mamahnya. Itu yang gue rasain.
"Gue bisa antar lo, gak perlu minta jemput kak Kevin." Ucap Vino.
Gue cuma mengangguk dan masuk mobilnya untuk segera berangkat. Di perjalanan, entah kenapa mata gue gak bisa lepas dari wajah Vino. Gue tau ini memalukan, tapi mata gue gak mau bergerak ke arah lain
"Vin." Ucap gue tiba - tiba.
Vino menoleh satu detik dan detik selanjutnya kembali terfokus pada jalan.
"Gue bingung." Ucap gue refleks sepenuhnya. Serius, gue gak ada niat mau ngomong kaya gini, mulut sialan gak bisa diatur,
Gue bisa liat ekspresi Vino yang berubah.
"Maksud lo? Bingung kenapa?" Tanya Vino.
"Ya gue bingung aja." Ucap gue.
Ya Tuhan... Kalo gue ngomong jujur, gue malu. Kalo gue gak ngomong jujur, hati gue rasanya ada sesuatu yang mengganjal.
"Lo bisa jelasin kenapa lo bingung?" Tanya Vino.
Gue rasa pertanyaan dia lebih menjerumuskan ke arah memaksa untuk mengaku.
"Cuma bingung aja, Vin." Ucap gue dengan nada jengkel.
"Lo ngomong gitu ke gue pasti ada alasannya, Nat. Alasan lo bingung apa?" Ucap Vino.
"Gue bingung sama perasaan gue." Ucap gue dengan super cepat.
Ya ampun, gue gak tenang banget nunggu reaksi dia. Gue takut dia marah, gue takut dia diemin, gue takut dia menjauh, semuanya gue takutin. Semua pikiran negatif masuk kedalam otak.
"Lo bingung sama perasaan lo sendiri? Bisa lo jelasin tentang apa?" Tanya Vino.
Okay gue makin gak tenang. Masa gue harus jujur, atau gue bohong aja? Mamah.... tolongin Natasha.
-TO BE CONTINUED-
Halo semua ~
Akhirnya gue free dan bisa update malam ini.
Jangan lupa vote dan komentarnya.
Terimakasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go
أدب المراهقين[UPDATE SETIAP HARI] Natasha Varayn, perempuan yang dikenal selalu berbicara ketus tanpa mempedulikan orang lain. Selalu bersikap tak peduli pada apapun dan siapapun. Ia seperti itu semenjak keluarganya yang tak harmonis lagi dan menyebabkan...
