Malam ini gue pergi ke cafe dekat sekolah. Seperti biasa kalau gue ke cafe ini pasti untuk meminta Kak Kevin jemput. Malam ini gue ga mau pulang kerumah, gue mau tinggal di apartemen kakak gue.
"Halo kak Kev. Bisa gak jemput gue di cafe deket sekolah? Malem ini gue pengen di apartemen lo kak."
Tiba - tiba gue merasa ada yang duduk di samping gue, gue tau itu Vino. Gue bisa tau itu Vino karena wangi parfumenya gue hapal banget.
"Ada masalah lagi dirumah? Kalau lo mau ke apartemen gue boleh tapi resikonya besok pasti lo kena marah papah."
"Gue gak peduli, jemput aja gue sekarang ya?"
"Gue lagi ada urusan, seperti biasa Endi yang gantiin gue jemput ya."
Sebelum menjawab Kak Kevin, gue melihat ke arah Vino sebentar. Tiba - tiba gue punya ide gila.
"Kak Endi lagi? Yaudah gapapa."
Vino mengangkat sebelah alisnya dengan heran.
"Yaudah tunggu disitu, jangan kemana – mana."
"Iya." Jawab gue lalu gue matiin sambungan teleponnya.
"Telepon siapa?" Tanya Vino.
"Kakak gue." Ucap gue singkat. Gue bingung sama dia, dateng – dateng langsung nanya kaya gitu.
"Endi siapa?" Tanya Vino lagi dengan menatap gue tajam.
Sekarang gue ngerti kenapa dia kaya gini. Cih, belum apa - apa aja dia udah kayak gini. Gue tersenyum.
"Cowok gue." ucap gue.
Gue bisa lihat rahang Vino yang mengeras, dalam hati gue tertawa keras.
"Gue gak percaya." Ucap Vino dingin. Gue cuma diem aja seolah gue gak peduli sama kehadiran dia.
Setelah gue nunggu 1 jam di cafe dengan Vino yang menatap tajam mata gue terus, akhirnya ka Endi dateng.
"Malam Natasha, udah nunggu lama ya?" Ucap ka Endi dengan senyuman.
"Malam kak Endi." Ucap gue pake nada semanis mungkin dan langsung memeluk ka Endi. Gue yakin ka Endi pasti bingung dengan kelakuan gue yang tiba - tiba aneh ini, tapi biarkan aja nanti pasti gue jelasin.
Gue masih meluk - meluk kak Endi, gue tau ini menjijikan. Tapi gapapa, hanya untuk malam ini.
"Eh apa – apaan ini, kok main peluk – pelukkan." Tiba – tiba kak Sindi, pacar ka Endi dateng dan ngelepasin pelukan gue.
Gue gelisah, rencana gue bisa kacau, dengan segenap hati gue terus – terusan kasih kak Sindi kode tapi tetap aja gak ngerti."Aku gak nyangka kamu selingkuh sama adik sahabat kamu sendiri. Dan kamu Natasha, kakak gak nyangka ternyata kamu munafik." Ucap kak Sindi lalu langsung pergi gitu aja pakai mobilnya ka Endi.
"Natasha." Ucap kak Endi dengan nada tegas.
"Apa kak?" Ucap gue dengan tenyuman termanis biar ka Endi ga marah.
"Pinjem mobil lo."
"Gue gak bawa mobil kak, hehe." Ucap gue, dan sekilas gue ngelirik Vino yang tertawa kecil karena kelakuan gue. Gara - gara kak Sindi gak peka rencana gue hancur, memalukan.
"Pake mobil gue aja." Ucap Vino sambil kasih kunci mobilnya ke kak Endi.
"Yaudah cepetan lo berdua juga harus ikut," Kak Endi memberi jeda.
"terutama lo Natasha." Lanjutnya sambil menatap gue tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI] Natasha Varayn, perempuan yang dikenal selalu berbicara ketus tanpa mempedulikan orang lain. Selalu bersikap tak peduli pada apapun dan siapapun. Ia seperti itu semenjak keluarganya yang tak harmonis lagi dan menyebabkan...