Kesya
"Perasaan gue ke dia sih masih sama." jawabku sambil menatap Rina balik.
"Semangat terus ya Sya, siapa tau suatu saat dia bisa jadi milik lo." ucap Rina menyemangati ku sambil menepuk bahu ku dua kali.
"Siap Rin, makasih semangatnya." jawabku sambil tersenyum kepadanya.
Saat kami sedang asik-asiknya bercerita di dalam kelas, tiba-tiba suasana kelas menjadi hening karena ketua kelas di kelas ku sedang memberikan pengumuman.
"Perhatian semua! Dengerin gue dulu, please!" ucap Dio sambil berteriak. Setelah memastikan keadaan kelas hening, Dio baru angkat bicara.
"Oke, jadi tadi gue denger pengumuman dari Pak Retno katanya, Hari ini guru-guru itu lagi ngadain rapat untuk persiapan Ujian Nasional. Jadi hari ini kita free class, tapi kalo yang mau pulang boleh kok." ucap Dio dengan setengah berteriak.
Tentu saja! Semua teman-teman di kelas ku bersorak kegirangan, siapa coba yang tidak mau free class? Ah, mungkin itu salah satu mimpi semua murid.
"Tau gitu tadi gue gak usah masuk ya." ucap ku sambil melipat tangan diatas meja lalu menenggelamkan kepala ku.
"Iya ya. Tau gitu gue bisa bangun siang nih." ucap Rina seraya memasukan buku pelajarannya ke dalam tas.
"Eh iya, gue mau ngasih Arga bekal dulu ya, takutnya nanti dia keburu pulang." ucap ku seraya mengeluarkan kotak bekal berwarna biru dari dalam tas ku. Rina hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. Mungkin dia sedang mengantuk.
Aku melangkahkan kaki ku keluar kelas dengan semangat. Bagaimana tidak, hari ini aku akan memberikan bekal pada Laki-laki yang aku suka 1 tahun belakangan ini. Aku tau, dia pasti akan menolaknya. Tapi apa salahnya untuk mencoba lagi? Benar bukan? Aku hanya menghela nafas panjang lalu berkata dalam hati 'Fighting Sya, lo pasti bisa.'
Saat aku berjalan melewati Laboratorium IPA aku melihat Arga sedang berjalan di lobby sekolah. Aku segera menghampirinya dan menghadangnya dengan tangan kiri ku.
Seperti biasa. Arga memasang wajah datarnya di depan ku.
"Ini bekal buat lo. Kali ini gue buatin lo sandwich." ucapku sambil menundukan kepala ku. Sial! Aku tidak berani menatapnya.
Dia hanya terdiam sambil menatap kotak bekal ku. Aku tahu sebenarnya dia sangat ingin menerima kotak bekal ku karena di dalamnya terdapat sandwich, makanan kesukaannya. Aku tahu makanan kesukaannya karena aku sering memergokinya di kantin memakan sandwich. 'Gue tau lo suka ini, Arga' ucap ku dalam hati.
Dengan wajah datarnya dia berjalan meninggalkan ku. 'Semangat Sya! Lo gak boleh nyerah!' gumam ku dalam hati, lalu aku berjalan kembali ke kelas sambil tersenyum seadanya. Sebenarnya aku merasa kecewa, sangat kecewa. Tapi tidak apa-apa. Masih ada hari esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babies
Teen Fiction[WARNING! BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK! UNTUK KALIAN YANG INGIN MEMBACA CERITA KU, KALIAN BISA FOLLOW AKUN INI TELEBIH DAHULU.] "Lo itu cuma cewek cupu! Lo gak pantes jadi cewek gue. Mulai sekarang lo gak usah bawain gue bekal lagi. Lagian gue gak...