Part 4

68 13 2
                                    

Kesya

Saat ini aku sedang duduk di halte samping sekolah, menunggu Pak Mamat yang tak kunjung datang menjemput ku.

Baiklah, sambil menunggu Pak Mamat. Bagaiaman jika aku akan memperkenalkan keluarga ku dulu?

Ekhem, jadi nama panjang ku adalah Kesya Putri Hartono. Ya, aku berasal dari keluarga Hartono. Ayah ku bernama Wisnu Hartono dan Ibuku bernama Ratna  Putri. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Aku memiliki Kakak laki-laki yang bernama Rendra Putra Hartono.

Kalian pasti bertanya-tanya bukan? Kenapa seorang perempuan cupu seperti ku bisa di jemput oleh seorang sopir pribadi? Katakanlah aku ini berasal dari keluarga yang cukup mampu. Ayah ku adalah pemegang perusahaan terbesar di Indonesia dan Ibu ku adalah seorang Ibu rumah tangga.

Ini adalah rahasia. Kalian harus berjanji kepadaku untuk menjaga rahasia ini, karena tidak ada yang tahu bahwa aku berasal dari kelurga Hartono kecuali keluarga ku, sahabat ku Rina dan Kepala Sekolah di sekolah ku. Aku sengaja menyuruh mereka merahasiakannya karena aku tidak ingin mereka yang lain berteman dengan ku hanya karena aku ini berasal dari keluarga yang terbilang cukup mampu.

Aku juga sengaja berdandan layaknya perempuan cupu agar semua orang yang bertemu dengan ku tidak bisa menebak bahwa aku adalah Putri Kedua dari kelurga Hartono.

Tin...

Tin...

Suara klakson mobil berhasil membuyarkan lamunan ku. Aku mengernyitkan alis ku. Sebentar, itu bukannya mobil Kak Rendra? Kenapa bukan Pak Mamat yang menjemput ku? Ah sudahlah, yang penting sekarang aku harus cepat-cepat masuk ke mobil agar kakak tercinta ku itu tidak mendumel karena aku kelamaan masuk mobil.

"Pak mamat mana kak? Kok kakak sih yang jemput aku?." ucap ku seraya duduk di samping kemudi.

"Aduh! Kamu kebiasaan ya, langsung nyerocos gitu ngomongnya. Bilang dulu kek 'Halo Kak Rendra, gimana hari ini? capek gak?' gitu kek. Udah untung ini di jemput, kalo enggak? Emang kamu mau nginep di sekolah?."

Tuh kan bener! Belum juga di bilang Kak Rendra udah ngomel panjang lebar begini.

"Maaf kak. Aku kan cuma nanya. Emangnya Pak Mamat kemana?."

"Pak Mamat lagi nganter mama ke rumah temennya. Jadi ya kakak deh yang jemput kamu. Eh iya, kok tumben pulangnya cepet banget?." tanyanya seraya melihat jam yang melingkar di tangan kirinya.

"Iya, guru-guru pada rapat kak." ucap ku seraya menaruh tas gendong ku di kursi penumpang. Kak Rendra hanya menjawabnya dengan anggukan kepala saja.

Arga

Gio dan Rama masih setia dengan perdebatan mereka. Gue hanya bisa menyaksikan sesekali tertawa jika mendengar perdebatan mereka yang menurut gue lucu.

"Ga, lo tau kan cewe cupu di kelas sebelah itu?." tanya Rama seraya menyeruput coffenya yang ia pesan tadi.

"Gak."

"Buset dah! Itu mulut lo masih nyicil ya? Irit banget jawabnya." celetuk Gio seraya menatap gue heran.

"Terus gue harus jawab apa? Harus jawab begini 'Eh iya! Gue tau banget! Cewek yang cupu itu kan? Yang sering ngasih gue bekal itu kan?.' Harus kaya begitu kah gue ngomongnya?." Tanya gue seraya menatap mereka bergantian.

Mereka yang mendengar gue berbicara seperti itu langsung tertawa terbahak-bahak. Gue hanya mendengus kesal. 'Emang ada yang lucu ya?" gumam gue dalam hati.

BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang