Part 13

62 11 0
                                    

Author POV

"SERIUS, SYA?!" pekik Rina girang saat mendengar cerita Kesya.

"Oh my god, keajaiban tuhan banget ini mah!" lanjut Rina sambil memasang wajah berbinarnya yang dibalas kekehan oleh Kesya.

"Gue turut seneng deh, Sya." ucap Rina seraya menepuk bahu Kesya.

"Awalnya gue juga gak nyangka sih. Gue kira kejadian tadi itu mimpi tau." ucap Kesya.

"Gue yakin deh ya, pasti tadi muka lo merah banget."

"Jelas lah, Rin. Siapa coba yang gak merah mukanya kalo gebetannya itu tiba-tiba narik tangannya terus ngelus kepalanya apalagi ngasih senyuman manis begitu." ucap Kesya seraya tersenyum penuh makna.

                                  ###

"Gue ke perpus dulu ya." ucap Kesya sambil berdiri dari bangkunya setelah memastikan guru Matematika sudah keluar dari kelas.

"Mau gue temenin? Sekalian ke kantin kan." tawar Rina.

"Gak usah, gue bisa sendiri kok. Oh iya, kalo lo mau ke kantin, ke kantin sendiri aja ya? Gue tadi pagi udah sarapan soalnya." jelas Kesya sambil mengeluarkan kotak bekal berwarna birunya.

"Itu untuk Arga?" tanya Rina sambil melirik kotak nasi yang dibawa Kesya.

"Iya, yaudah kalo gitu gue ke perpus ya! Byebye Rinaa!"

Kesya berjalan keluar dari kelas dengan menundukan kepalanya, semua siswa di sana menatapnya dengan sinis.

'Salah gue apa coba? Gue colok juga tu mata!' gumam Kesya dalam hati.

Bruk

"Aduh!" pekik Kesya saat merasakan keningnya terbentur sesuatu.

"Makanya kalo jalan jangan nunduk!"

"A-arga." gugup Kesya sambil memegangi keningnya yang terasa agak nyeri karena terbentur oleh dada bidang Arga.

"Lebay banget sih! Pake gugup segala!" kata Arga dingin sambil menatap Kesya datar. Kesya hanya diam sambil menatap wajah Arga intens, kapan lagi ia akan mendapatkan pemandangan indah sedekat ini?

"Eh?" pekik Kesya pelan saat Arga menjentikkan jarinya di depan wajah Kesya.

"G-gue d-duluan." kata Kesya sambil kembali berjalan melewati Arga.

"Heh! Cewek cupu!" sontak Kesya berbalik menatap Arga kesal.

Arga berjalan mendekatinya lalu berbisik tepat di telinga kanan Kesya "Lupain kejadian tadi pagi. Gue cuma mau manas-manasin mantan gue doang."

Mata Kesya memanas, ternyata Arga bersikap manis padanya hanya untuk memanas-manasi mantannya. Ah! Betapa bodohnya Kesya bisa percaya pada sikap manis Arga pagi tadi.

Kesya melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan. Ia berusaha melupakan kejadian tadi pagi. Awas saja saat dia sudah berubah menjadi gadis cantik, Arga akan bertekuk lutut di depannya.

Arga

'Dasar cewek cupu, kampung, udik! Mau aja di akal-akalin. Baper kan lo!' gumam gue dalam hati saat melihat si cewek cupu itu masuk ke perpustakaan.

Gue berjalan menuju lapangan basket, tempat dimana biasanya gue ngumpul sama temen-temen gue.

"Lama banget urusan lo ya! Atau jangana-jangan....." ucap Gio curiga sambil mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah gue.

"..jangan-jangan lo boker kan?! Tapi lo malu bilang ke kita-kita! Iya kan?! Ngaku lo!" seru Gio.

"Punya temen otaknya gini amat ya! Kalo si Arga boker ya pasti dia larinya ke arah kamar mandi lah, bego!" ucap Rama sambil meneloyor kepala Gio.

"Lah? Emang tadi dia larinya kemana?"

"Perpus." jawab Rama.

"Ngapain? Tumben banget ke perpus." seru Gio.

"Udah deh lo, lo pada ngapain ngurusin gue! Mending lanjut main aja, ayo!" ajak gue pada keduanya, jangan sampai mereka tau kalo gua tadi habis nemuin si cewek cupu itu.

BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang