Part 9

61 13 0
                                    

Author POV

Hari ini adalah hari Rabu. Hari yang sangat menyebalkan bagi Kesya, karena hari ini adalah hari dimana kelas Kesya akan mendapatkan pelajaran olahraga. Kesya sebenarnya suka olahraga, tapi Kesya tidak suka dengan guru yang mengajarnya. Menurut Kesya guru olahraganya itu sangat galak dan... cerewet.

Saat ini Kesya sudah berada di meja makan bersama anggota keluarganya.

"Kesya udah selesai sarapannya?" tanya Rendra.

"Udah kak, bentar. Minum susu dulu." jawab kesya sambil mengambil gelas susu lalu meminumnya.

"Yang nganter Kesya ke sekolah siapa nih? Pak Mamat atau Kak Rendra?" tanya Kesya pada kakaknya.

"Kakak yang nganter kamu. Pak mamat gak bisa dateng. Anaknya dia sakit." jawab Rendra yang dibalas anggukan oleh Kesya.

"Kalian berangkat sekarang?" tanya mama Kesya.

"Iya, ma. Kalo gitu aku pamit kuliah ya ma, pa." pamit Rendra pada mama dan papanya seraya menyalimi kedua orang tuanya.

"Aku juga ya ma, pa. Berangkat sekolah dulu." pamit Kesya seraya menyalami kedua orang tuanya.

"Hati-hati ya kalian. Rendra hati-hati bawa mobilnya." ucap papa Kesya.

"Oke, pa." jawab Rendra sambil mengangkat jempol kanannya.

Kesya

Semoga saja aku tidak kesiangan. Aku melihat jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kiri ku. Jam enam lebih sembilan menit.

Saat sudah tiba di kelas. Aku mengedarkan pandangan ku. Ternyata belum terlambat. Aku segera melangkahkan kaki ku ke arah bangku tempat duduk ku. Disana sudah terlihat Rina sedang memainkan telepon genggamnya.

'Anak itu selalu saja sibuk dengan hpnya.' gumam ku dalam hati.

"Selamat pagi, Rinaaa."

"Pagi, Kesya." jawab Rina lesu, tidak biasanya sahabat tercinta ku seperti ini.

"Kenapa muka lo ditekuk begitu?"

"Sya, gue boleh minta sesuatu gak?"

"Minta apa?"

"Lo bawa bekel kan?" tanya Rina. Aku menjawabnya dengan anggukan kepala. Wah, sepertinya aku mencium bau-bau tak sedap nih.

"Bagi ya. Gue belom sarapan nih."

"No, no, no. Bekel itu buat Arga."

"Palingan ntar ditolak."

"Heh! Gitu ya lo sama sahabat. Asal jeblak aja tu mulut. Doain kek temennya, biar diterima gitu bekelnya sama Kak Arga." ucap ku sambil mencebikkan bibir ku kesal.

"Ya tapi kan....."

Tettt...

Tettt...

"Nah! Udah bel tuh. Yuk ke lapangan. Keburu Pak Yoga dateng ntar." ucap ku segera menarik tangan Rina menuju ke lapangan.

Arga

"Aku berangkat dulu ya semua." pamit gue pada semua anggota keluarga.

"Hati-hati, Arga." ucap mama dan papa bersamaan. Gue hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Kak, lo gak sarapan?" tanya Kanaya, tumben ini anak perhatian.

"Gak. Ntar aja di sekolah."

"Gue numpang ya kak."

"Gak boleh! Berangkat sama papa aja. Gue cepet-cepet ini." ketus gue sambil keluar dari rumah, gak peduli sama si Kanaya yang lagi teriak-teriak di meja makan.

TBC

Sorry banget guys, aku cuma bisa nulis segini aja, dan part ini adalah part ter-absurd.

BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang