Author POV
Saat ini Arga sudah siap dengan tuksedo hitam mengkilapnya, dipadukan dengan dasi kupu-kupu berwarna merah maroon, ia juga memakai celana panjang senada dengan warna tuksedonya. Ah sepertinya, tamu undangan kakaknya akan terpana melihat kegantengan Arga.
ArgaSaat ini gue sudah berada di lantai dasar, tempat berlangsungnya acara tunangan kakak gue dan Kak Vinda.
'Rame juga ya.' gumam gue dalam hati.
Gue segera melangkahkan kaki gue ke arah papa dan mama gue berdiri. Disana juga ada Naya yang berdiri disamping mama.
"Nah! Ini dia putra kedua aku. Ayo kenalan dulu sama temen papa." ucap papa gue seraya tersenyum kepada laki paruh baya yang sepertinya seumuran dengan papa.
"Arga, om." ucap ku sambil menjabat tangannya.
Kesya
Saat ini aku sudah berdiri di depan rumah teman Kak Rendra. Tamu undangannya ramai sekali.
"Ayo, Sya." ajak Kak Rendra sambil menepuk pundak ku pelan. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan ragu.
"Rame banget, kak." cicit ku pelan kepada Kak Rendra.
"Kamu gak perlu takut, Sya. Udah ada kakak disini." ucap kakak ku berusaha menenangkan.
"Nah! Itu Graha tuh! Ayo, Sya." seru Kak Rendra. Aku hanya menganggukan kepala ku pasrah. Kak Rendra segera menarikku ke arah temannya.
Saat sampai disana, Kak Rendra segera mengucapkan selamat kepada temannya itu. Aku hanya tersenyum sambil ikut menyalami kedua pasangan ini.
"Ini adik lo, Ren?" tanya seorang pria yang baru saja aku salami ini.
"Iya, adik gue."
"Halo adik kecil, aku Graha. Dan kenalin ini tunangan aku Vinda." ucapnya sambil tersenyum kepada ku. Enak saja dia mengataiku dengan sebutan adik kecil. Aku ini sudah dewasa, bukan anak kecil lagi. Ingin sekali aku berteriak di depan wajahnya sekarang. Tapi tidak apa-apa. Daripada aku dipanggil dengan sebutan 'mbak' wah itu lebih gawat lagi.
"Halo kak, aku Kesya." ucap ku sambil tersenyum kepada Kak Graha dan Kak Vinda.
"Kesya, kelas berapa?" tanya Kak Vinda. Sepertinya Kak Vinda ini sangat ramah.
"Aku kelas 3 SMA kak." jawabku.
"Oh, berarti sama ya sama adiknya Graha? dia juga kelas 3 SMA."
"Ah? Emangnya sekolahnya dimana?" tanya ku kepada Kak Vinda. Sepertinya aku mulai akrab pada Kak Vinda. Aku melihat ke samping ku. Tidak ada Kak Rendra. Saat aku melihat ke arah belakang ternyata Kak Rendra disana, sedang berbicara dengan Kak Graha dan teman-temannya.
"Sekolah di Mutiara High School kalo gak salah." jawab Kak Vinda.
"Aku juga sekolah disana, kak. Mungkin aku kenal sama dia. Namanya siapa kak?" tanya ku penasaran.
Belum sempat Kak Vinda menjawab seorang pria yang selama ini aku dambakan sedang berdiri di samping Kak Vinda. Seketika kaki ku lemas untuk berdiri. Arga, ya Arga saat ini sedang berdiri di samping Kak Vinda. Apa dia yang dimaksud Kak Vinda? Kalau begitu aku akan menjawabnya dengan 'Ya, aku kenal dengannya, kak. Bahkan saat ini aku sedang suka padanya.' Semoga saja dia tidak mengenaliku.
Aku tidak ingin Arga melihat wajah asliku, tanpa kaca mata, dan tidak dikuncir kuda. Aku segera menundukan kepala ku.
"Kak Vin, Kak Graha mana?" tanya Arga sambil membenarkan letak dasinya. Ah, dia terlihat sangat tampan malam ini.
"Itu disana, lagi ngumpul sama temen-temennya." tunjuk Kak Vinda ke arah belakang ku. Aku bernafas lega saat Arga ingin melangkahkan kakinya pergi. Tapi, saat Kak Vinda menahanya aku kembali lemas
'ada apalagi sih?' gerutuku dalam hati.
"Eh iya. Ini ada temen kamu. Katanya sekolah di Mutiara High School juga, kelas 3 SMA." ucap Kak Vinda mengenalkan ku pada Arga.
"Siapa kak?"
"Kesya namanya, kamu kenal dia?"
"Kesya? Kayanya pernah denger namanya deh. Tapi dimana ya?" ucapnya sambil mengetuk-ngetukan telunjuknya di depan dagu. Ah, dia terlihat sangat manis.
"Kesya? Kok nunduk sih. Ayo angkat kepala kamu. Ini dia yang Kak Vin maksud, Arga." ucap Kak Vinda. Aku segera mengangkat kepala ku menatap Kak Vinda, aku tidak berani menatap Arga. Pasti dia mengenali aku. Tamatlah Riwayatmu, Kesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babies
Teen Fiction[WARNING! BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK! UNTUK KALIAN YANG INGIN MEMBACA CERITA KU, KALIAN BISA FOLLOW AKUN INI TELEBIH DAHULU.] "Lo itu cuma cewek cupu! Lo gak pantes jadi cewek gue. Mulai sekarang lo gak usah bawain gue bekal lagi. Lagian gue gak...