Part 11

57 11 3
                                    

Arga

Tettt...

Tettt...

Bell sekolah sudah berbunyi, tandanya semua pelajaran hari ini sudah berakhir. Ah, akhirnya!

"Kita lanjutkan di pertemuan berikutnya. Semoga hari kalian menyenangkan." kata Bu Ratna, guru Fisika kami sebelum mengakhiri pelajaran.

"Terimakasih, bu." jawab kami serempak.

"Gue duluan ya." pamit gue pada Gio dan Rama setelah selesai mengemasi alat tulis gue.

"Hati-hati." jawab mereka bersamaan. Gue hanya menganggukan kepala lalu beranjak pergi keluar kelas.

Saat tiba di parkiran gue ngeliat si cewek cupu itu berdiri di depan mobil gue. Gue hanya acuh dan berjalan melewatinya.

"Gimana gue mau lewat kalo tu cewe masih di depan mobil gue?" gumam gue saat sudah berada di dalam mobil. Gue segera membuka kaca mobil lalu mengeluarkan kepala gue.

"Heh! Ngapain di depan mobil gue?" dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Kalo gak ada urusan, mendingan lo minggir deh. Gimana mobil gue mau jalan kalo lo ngalangin kayak gini."

"Gue Kesya." dia berjalan ke arah gue lalu mengulurkan tangannya.

"Terus?" tanya gue.

"Gue mau berteman sama lo."

"Guenya gak mau." jawab gue dingin.

"Tapi guenya pingin." jawabnya kekeuh.

"Terus urusannya sama gue apa?"

"Udah sih! Tinggal salaman sama gue aja lo ribet."

"Gue gak sudi temenan sama lo!"

"Kita berteman?" tanyanya masih tetap kekeuh.

"Gak." jawab gue langsung mendorong dia agar menyingkir dari samping mobil gue.

Author POV

Kesya meringis saat Arga mendorong bahunya untuk menyingkir dari samping mobilnya, wajah Kesya terlihat cemberut saat melihat mobil Arga pergi. Rencananya untuk berteman dengan Arga kali ini gagal. Ya, walaupun memang terus-terusan gagal sih.

Memangnya ada yang salah dengan Kesya? Sampai-sampai Arga tidak mau berteman dengannya. Apa karena penampilannya yang cupu ini penyebab Arga tidak mau berteman dengannya?

Kesya berjalan keluar area sekolah, lalu melihat situasi disekitranya.

"Kenapa ramai sekali?" gumam Kesya. Ia tidak ingin supirnya menjemput dengan keadaan ramai seperti ini, bisa-bisa nanti rahasianya terbongkar.

"Apa gue suruh jemput di pojok sana aja ya?" gumamnya lagi. Ia segera mengeluarkan ponselnya lalu mencari nomor telepon yang akan ia hubungi.

"Halo pak, jemput aku di pojok sekolah aja ya pak. Soalnya di depan sekolah masih rame nih."

"T-tapi non, nanti kalo non kenapa-napa gimana, non?" kata Pak Mamat, sopir pribadi Kesya diseberang sana.

"Udah, gak apa-apa kok, pak. Cuma jalan sedikit doang mah aku bisa."

"Oke non, sekarang bapak akan menuju kesana."

"Sip deh." Kesya mengakhiri panggilan tersebut lalu berjalan menuju pojok sekolah.

###

Kesya berjalan memasuki rumahnya. Saat membuka pintu yang pertama kali ia lihat adalah mamanya yang sedang duduk manis di ruang keluarga sambil menonton acara kesukaannya.

BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang