Part 8

52 12 0
                                    

Arga

"Kak Graha mana ma?" tanya gue pada mama.

"Gak tau, dari tadi mama gak liat dia. Mungkin lagi di deket pintu masuk."

"Yaudah, kalo gitu Arga nyari Kak Graha dulu ma." mama hanya menjawabnya dengan anggukan dan senyuman simpulnya.

Gue menyipitkan mata ,saat gue lihat Kak Vinda berdiri sendiri di dekat pintu masuk, ah maksud gue berdua. Dengan wanita yang tidak tahu siapa namanya. Gue segera melangkahkan kaki gue ke arah Kak Vinda dan wanita itu

"Kak Vin, Kak Graha mana?" tanya gue pada Kak Vinda.

"Itu disana, lagi ngumpul sama temen-temennya." tunjuk Kak Vinda ke arah depan. Gue langsung melangkahkan kaki ke arah Kak Arga berdiri, tapi langkah gue berhenti saat tangan Kak Vinda menahan gue. Gue hanya mengangkat satu alis kiri gue ke atas.

"Eh iya, ini ada temen kamu. Katanya sekolah di Mutiara High School juga, kelas 3 SMA." jelas Kak Vinda. Gue mengernyitkan alis ku. Sepertinya aku tidak pernah melihat perempuan ini di sekolah. Apa dia anak baru?

"Siapa kak?" tanya ku pada Kak Vinda.

"Kesya namanya, kamu kenal dia?"

"Kesya? Kayaknya pernah denger deh. Tapi dimana ya?" ucap gue seraya mengetuk-ngetukan jaru telunjuk di depan dagu.

Kesya? Kesya siapa? Gue gak jelas melihat wajahnya karena dia hanya menundukan kepalanya. Hey! Apa yang dia lihat? Memangnya di bawah ada uang yang  jatuh? Atau berlian?

"Kesya? Kok nunduk sih. Ayo angkat kepala kamu. Ini dia yang Kak Vin maksud, Arga." tegur Kak Vinda.

Dia, ehm maksud ku, Kesya mengangkat kepalanya. Sebentar, sepertinya gue pernah ngeliat ni cewek. Tapi dimana?

"Gue kayaknya pernah ngeliat lo deh, tapi dimana?" ucap gue seraya mengernyitkan alis. Gue bisa melihat tubuhnya melemas. Dia kenapa?

Saat Kesya ingin menjawab, tiba-tiba ada seorang pria yang memanggilnya.

"Kesya? Pulang yuk?" ajaknya. Sepertinya pria ini teman dari Kak Graha.

Kesya

Aku sangat takut mengeluarkan suara ku. Takut dia mengenali suara ku. Saat aku ingin menjawab tiba-tiba suara laki-laki yang memanggil ku.

"Kesya? Pulang yuk?" ajaknya. Saat aku menoleh ke samping, ternyata yang memanggil ku adalah Kak Rendra. Ah, terimakasih tuhan. Aku sangat bersyukur. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan saja.

"Vin, gue sama Kesya pulang dulu ya. Semoga lo langgeng deh sama Graha." ucap kakak ku seraya mengangkat kedua jempolnya.

"Sip, Makasih ya, Ren udah dateng. Kesya juga makasih ya." jawab Kak Vinda sambil tersenyum. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan dan senyuman simpulku saja.

Sebenarnya aku masih ingin berbicara pada Kak Vinda, tapi disana kan masih ada Arga. Takut ketahuan. Jadi ya terpaksa, aku hanya mengangguk dan tersenyum saja.

"Kak, makasih ya." ucap ku pada Kak Rendra saat sampai di mobil. Kak Rendra yang tidak mengerti maksud ku hanya mengangkat alisnya bingung.

"Jadi gini, kakak tau kan yang berdiri di samping Kak Vinda tadi?"

"Tau, adiknya Graha kan?"

"Iya, itu dia orang yang aku suka selama ini. Yang aku sering ceritain ke kakak."

"Oohh! Jadi dia? Seriusan kamu suka sama dia? Terus kenapa kamu nunduk aja waktu ada dia?" tanya Kak Rendra.

"Justru itu! Kakak lupa? Aku kan di sekolah dandanannya kayak cewek cupu. Makanya aku takut ngomong sama dia. Takut rahasia ku terbongkar." jawab ku sambil melipat tangan di depan dada.

"Kamu sih! Pake sok-sokan dandan kayak begituan. Kan jadinya dia gak kepincut sama kamu. Kalo dari dulu kakak tau kamu suka sama dia, udah kakak comblangin deh kamu sama adiknya Graha itu. Siapa namanya? Raga?"

"Arga, kak."

"Iya! Itu maksud kakak, Arga."

"Yaudah, ayo pulang kak. Jangan bahas itu lagi." ucap ku yang dibalas dengan anggukan oleh Kak Rendra.

Arga

Sepertinyague kenal sama perempuan itu. Siapa ya? Sepertinya wajah sama rambutnya
gak asing bagi gue.

"Ada perlu apa kamu nyari Graha?" tanya Kak Vinda.

"Itu kak,"

"Itu apa?"

"Sabar kak, belum juga selesai ngomong, udah main potong-potong aja." gue menggerutu kesal. Kak Vin hanya menjawabnya dengan cengiran.

"Aku mau nanya, dia naruh baju basket ku dimana ya? Soalnya 3 hari yang lalu kan dia minjem ke aku. Ya makanya, sekarang aku mau minta ke dia. Soalnya besok aku mau make baju itu. Pake latihan basket." lanjut gue. Kak Vinda hanya menganggukan kepalanya sambil ber-Oh ria.

"Yaudah, kalo gitu aku ke Kak Graha dulu." ucap gue sambil melangkah pergi.

BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang