Kesya
Rasanya aku ingin menutup telinga ku sekarang. Aku kenal suara itu. Suara Kak Rendra. Dia sedang teriak dari luar kamar ku. Dia berusaha membangunkan ku dari tidur siang, memangnya ini jam berapa? Aku segera melihat jam dinding yang berada tepat di atas meja belajar ku.
"Kak Rendra, apaan sih? Ini kan baru jam setengah 6. Emangnya ada apa sih? Tumben banget ngebangunin aku. Biasanya juga bodo amat kalo adiknya molor sampe jam 7 malem." jelas ku panjang lebar sambil turun dari ranjang lalu membuka pintu kamar. Disana sudah terlihat Kak Rendra yang sedang memasang wajah kesalnya seraya memasukan kedua tangannya di saku celana.
"Adikku tersayang. Kamu lupa ya? Kamu kan udah janji mau nemenin kakak ke acara tunangan temennya kakak." jawabnya sambil memasang wajah geramnya. Damn! Aku baru ingat sekarang. Pantas saja Kak Rendra sibuk membangunkan ku.
"Eh iya ya." ucap ku sambil berfikir.
"Eh iya! Aku baru inget. Acaranya jam 7 malam ini kan kak?" tanya ku memastikan Kak Rendra. Kak Rendra yang mendengarnya hanya menjawab dengan anggukan malasnya.
"Maaf kak. Aku lupa. Kalo gitu aku siap-siap dulu ya." ucap ku sembari cepat-cepat masuk ke kamar lalu menutup pintunya rapat, sengaja ingin menghindari ceramah dari Kak Rendra.
"Habis itu ke bawah ya. Makan malem dulu. Udah ditunggu sama Papa, Mama."
"Iya kak!" seru ku dari dalam kamar.
Arga
Saat ini gue sedang berada di kediaman keluarga Anantha a.k.a rumah gue.
"Arga! Kamu kemana aja sih? Acara tunangan kakak kamu udah mau mulai tapi kamu baru pulang. Udah sana siap-siap! Tamunya udah mau dateng nih." ucap Mama gue dengan lantangnya.
"Baik, Ibu Negara." gue hanya menjawabnya dengan membungkukan badan gue lalu beranjak pergi ke kamar gue.
Saat sampai di kamar. Gue langsung merebahkan badan gue di kasur.
Eh iya! Kalian belum tau nama panjang gue kan? Juga belum tau semua kelurga gue kan?
Ekhem, oke. Tanpa kalian minta pun gue akan memperkenalkan diri gue dan semua keluarga gue.
Arga Anantha Putra, itu nama panjang gue. Keren kan? Gue adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Pastinya, gue punya kakak namanya, Graha Anantha Putra. Kalian bisa manggil dua Graha. Sikapnya bertolak belakang sama gue. Kalo gue itu irit bicara. Nah! Kalo dia itu orangnya cerewet banget. Kalo adik gue yang paling akhir namanya Kanaya Anantha Putri. Kalian bisa manggil dia Naya. Naya ini orangnya friendly banget. By the way, Naya ini baru kelas 3 SMP loh.
Gue bersyukur karena masih memiliki Papa dan Mama yang sangat sayang sama gue, kakak gue, dan juga adik gue tentunya. Papa gue adalah pemegang perusahaan terbesar di Indonesia. Kalo gak salah gue pernah denger, perusahaan papa gue kerjasama sama perusahaan dari keluarga Hartono deh. Kalo gak salah sih.
Ketuka pintu yang berasal dari luar kamar berhasil membangunkan gue dari tidur singkat gue.
Gue segera beranjak dari kasur lalu melangkahkan kaki gue untuk membuka pintu kamar.
"Astagaa Argaa! Kamu belum siap-siap juga? Kamu ini! Dari tadi ngapain aja? Pokoknya mama gak mau tau, setengah jam lagi kamu udah harus turun ke bawah untuk menyambut tamu undangan kakak kamu. Masak kakaknya tunangan adiknya gak kelihatan sih. Dasar kamu ini!" ucap mama gue berlalu pergi dari depan kamar ku. Gue hanya mendengus kesal. Baru juga keluar udah dapet semburan dari mama.
Kesya
Kali ini aku sudah siap dengan dress soft pink ku. Aku membiarkan rambut ku terurai, aku juga memakai lip balm di bibir ku. Agar kesannya terlihat natural. Aku tidak suka make-up yang terlalu menor. Kelihatannya seperti tante-tante. Itu sangat menjijikan.
Penampilan ku saat ini dan saat di sekolah sangat berbeda. Kali ini penampilan ku lebih menunjukan ke cewek banget deh pokoknya.
"Kesya! Udah siap belum?" teriak Kak Rendra dari luar kamar ku.
"Udah kak! Tunggu sebentar." ucap ku seraya beranjak keluar kamar.
Ceklek
"Nah! Lain kali dandannya begini kek. Kan cantik keliatannya!" seru Kak Rendra sambil berteriak.
"Iyain aja." ucap ku seraya memutar bola mata malas.
"Ayo ke bawah minta ijin dulu sekalian makan malam sama Mama, Papa." lanjut kak Rendra, aku hanya menjawabnya dengan anggukan kepala saja.
"Aduh! Anak mama cantik banget sih. Mau kemana nih? Ini kakak juga ganteng. Mau kemana?" tanya mama ku saat aku sudah sampai di meja makan.
"Palingan mau kencan sama pacarnya." celetuk papa ku dari arah dapur sambil membawa segelas orange juice.
"Enggak pa. Aku sama Kesya mau ke acara tunangan temen aku. Aku nyuruh Kesya nemenin aku. Ya papa sama mama tau lah. Anakmu yang ganteng ini kan jomblo." dasar percaya dirinya mulai tinggi tuh. Aku hanya mencibirnya dengan kesal. Mama dan Papa ku yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.
"Oh iya! Acaranya Graha ya? Mama sama papa gak bisa dateng. Tapi tadi siang kita udah ke perusahaannya Graha kok. Sekedar ngucapin selamat aja." ucap mama ku seraya duduk di meja makan. Aku hanya menganggukan kepala ku mengerti.
"Jangan pulang malem-malem ya kak? Jaga adiknya baik-baik." lanjut mama ku.
"Iya ma. Pasti."
"Makan malam dulu ya?" tanya papa ku. Aku dan Kak Rendra hanya menjawabnya dengan anggukan lalu segera duduk di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babies
Teen Fiction[WARNING! BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK! UNTUK KALIAN YANG INGIN MEMBACA CERITA KU, KALIAN BISA FOLLOW AKUN INI TELEBIH DAHULU.] "Lo itu cuma cewek cupu! Lo gak pantes jadi cewek gue. Mulai sekarang lo gak usah bawain gue bekal lagi. Lagian gue gak...