Author POV
"Kesya! Ayo bangun! Ini udah jam 7 loh." seru Rendra dari luar kamar Kesya seraya mengetuk pintu kamar adiknya.
Karena tidak ada jawaban sama sekali dari Kesya akhirnya Rendra memutuskan untuk memasuki kamar adiknya.
"Dek, ayo bangun! Udah jam 7 loh, nanti kamu telat." kata Rendra sambil menggoyangkan bahu adiknya.
"KESYA! BANGUN! UDAH JAM TUJUH, NANTI KAMU TELAT!" teriak Rendra kesal karena Kesya tak kunjung bangun juga.
"Apaan sih kak? Sekarang kan weekend." gumam Kesya sambil menggeliat dibalik selimut tebalnya.
"Weekend kamu bilang? Haduh Kesya! Sekarang itu hari kamis! Cepet bangun, udah jam tujuh! Kebo banget sih dibangunin aja susah begini." omel Rendra pada adiknya.
"Apa? Kamis? Jam tujuh? Aku terlambat, kak?" ucap Kesya sambil melebarkan kedua matanya.
"Hmm, jam tujuh." ejek Rendra pada adiknya seraya mengetuk-ngetukan jari telunjuk pada jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kirinya.
"Aduh! Kok gak dibangunin sih kak?! Aku terlambat kan jadinya." ucap Kesya sambil berjalan tergesa-gesa ke kamar mandi.
"Lah? Perasaan tadi gue udah bangunin kan? Kenapa dia yang ngomel?" gumam Rendra sembari menatap punggung Kesya.
"KALO UDAH SIAP KEBAWAH! SARAPAN, DEK!" teriak Rendra.
"IYA KAK!" jawab Kesya berteriak tak kalah keras dari Rendra.
Selang beberapa menit Kesya sudah siap dengan seragam sekolahnya ia menuruni anak tangga menuju meja makan.
"Kesya! Kamu masih cupu juga?" tanya mamanya sambil melebarkan matanya.
"Iya, ma." jawab Kesya sambil mengeluarkan cengiran khasnya.
"Terserah kamu aja deh. Mama capek ngasih tau kamu." ucap mamanya sambil mendengus kesal.
"Ma, Kesya langsung berangkat aja deh ya? Udah siang, ma. Takut terlambat." ucap Kesya sambil meminum susu yang sudah disiapkan mamanya di atas meja makan.
"Yaudah, hati-hati kamu. Itu bekelnya udah mama siapin 2 ya. Satunya untuk kamu, satunya lagi untuk Arga." jawab mamanya sambil terkekeh.
"Mamaaaa," rengek Kesya sambil menghentak-hentakan kakinya.
"Iya gak gitu lagi deh."
"Berangkat sama Pak Mamat atau Kak Rendra?" tanya papa Kesya sambil memoleskan selai coklat diatas roti tawarnya.
"Pak Mamat aja deh, tapi nanti yang jemput Kak Rendra ya?"
"Iya, nanti kakak yang jemput kamu." ucap Rendra seraya tersenyum manis pada Kesya.
"Yaudah, kalo gitu aku berangkat dulu ya." pamit Kesya pada mama, papa dan kakaknya.
###
"Gak sarapan dulu kamu, Ga?" tanya mama Arga saat melihat putranya menuruni anak tangga.
"Gak usah deh, ma. Ini Arga mau berangkat sekarang."
"Yakin? Mama bawain bekel ya?"
"Yakin, ma. Gak usah, nanti aku makan di kantin aja. Yaudah kalo gitu Arga berangkat dulu ya semuaa." pamit Arga sambil menyalami mama dan papanya, lalu menepuk pundak Graha, dan berakhir mengelus kepala adik perempuannya, Kanaya.
"Hati-hati." jawab mereka serempak yang dibalas anggukan oleh Arga.
###
Kesya melangkahkan kaki menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Baru saja ingin melangkah ia sudah ditarik dengan sesorang. Kesya mengernyitkan alisnya, ini Arga bukan?
"Ngapain narik gue?" tanya Kesya sambil memperbaiki kaca matanya yang hampir melorot.
Terdapat rasa senang saat tau tangannya ditarik oleh Arga. Rasanya Kesya ingin berteriak sekarang juga.
"Lo jangan gr dulu. Turutin apa yang gue bilang, oke?" perintah Arga seraya melepaskan dasinya lalu diberikan pada Kesya.
"Dasi? Untuk apa?" Kesya tambah bingung karena Arga tiba-tiba memberikannya dasi.
"Sekarang pakein dasi itu ke gue, sambil senyum, oke? Jangan banyak tanya! Cepet!" perintah Arga sambil sedikit membungkukan badannya agar tingginya setara dengan Kesya.
Deg, Deg, Deg
Jantung Kesya seakan berhenti berdetak. Ah, dari jauh saja wajah Arga sudah terlihat tampan, apalagi dari dekat begini.
Kesya menyelipkan dasi pada kerah leher Arga pelan-pelan. Arga dari tadi tak henti-hentinya menatap dia dengan intens. Banyak anak-anak yang berlalu lalang menatap mereka, ehm, maksudnya Kesya dengan tatapan tidak suka, tapi Kesya hanya mengacuhkannya.
"U-udah s-selesai." ucap Kesya tergagap karena dari tadi Arga menatapnya sambil tersenyum.
"Makasih ya." ucap Arga tersenyum manis sambil mengelus kepala Kesya.
'Mama, Kesya gak lagi mimpi kan? Anakmu ini diberikan senyuman manis ma! Mama harus tau ma!' pekik Kesya dalam hati.
"I-iya sama-sama." jawab Kesya sambil tersenyum kikuk.
Arga langsung meninggalkan Kesya sendirian di depan sekolah. Aneh sekali dia. Tadi dia tersenyum, tapi sekarang malah meninggalkan Kesya tanpa alasan.
Kesya kembali melanjutkan langkahnya menuju lantai dua. Sepertinya dia harus bercerita banyak dengan Rina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babies
Dla nastolatków[WARNING! BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK! UNTUK KALIAN YANG INGIN MEMBACA CERITA KU, KALIAN BISA FOLLOW AKUN INI TELEBIH DAHULU.] "Lo itu cuma cewek cupu! Lo gak pantes jadi cewek gue. Mulai sekarang lo gak usah bawain gue bekal lagi. Lagian gue gak...