Part 10

75 12 1
                                    

Author POV

"Anak-anak, maaf sebelumnya. Bapak hari ini hanya bisa mengajar 1 jam saja, 2 jam pelajarannya lagi bapak akan memberikan kalian tugas. Bapak akan berikan tugasnya kepada ketua kelas." jelas Pak Yoga saat semua murid kelas 12 Mipa 2 sudah berbaris rapi.

"Sebelumnya, tadi kalian sudah berdoa dan pemanasan kan?" tanya Pak Yoga.

"Sudah, Pak."

"Minggu lalu Bapak bilang kalau hari ini pengambilan nilai bola basket kan?"

"Iya, Pak."

"Kalau begitu dari nomor absen 1 sampai 5, silahkan berdiri di sana." jelas Pak Yoga sambil menunjuk garis di depan ring basket.

Kesya

"Aduh! Capek juga ternyata." keluh ku saat aku sudah selesai mengambil nilai.

Membosankan. Mungkin satu kata itu dapat mendeskripsikan mood ku saat ini.

Aku mengedarkan pandangan ku ke arah kelas Arga. Disana terlihat dia sedang duduk di depan kelas bersama sohibnya sambil memainkan handphonenya. Kenapa dia diluar? Ah, mungkin dia sedang free class.

"Kesya! Katanya Pak Yoga kalo udah selesai ngambil nilai, boleh ganti baju." ucap Rina sambil menarik tangan ku untuk berdiri.

"Yaudah. Ayo." jawab ku sambil melangkahkan kaki ku pergi dari lapangan.

Arga

"Arga, lo harus tau ini. Harus tau!" seru Gio. Huh, padahal gue baru sampe di kelas, belum juga duduk. Kebiasaan emang.

"Apa?"

"Nih ya. Waktu gue dateng kan ya. Gue ngeliat Cindy, doi lo dianter sama cowok lain, terus nih ya! Mereka cipokan tau."

"Terus?"

"Ya terus lo gak kaget gitu? Gak cemburu? Emang lo mau doi lo..." Gue langsung memotong ucapan Gio.

"Gue udah putus sama dia."

"Eh? Kapan?"

"Semalem, waktu acara tunangan abang gue."

"Ceritain dong."

Flashback On

Gue saat itu sedang mencari Kak Graha yang sedang berbicara dengan teman-temannya.

"Kak, baju basket yang kakak pinjem 3 hari yang lalu ditaruh dimana?" tanya gue.

"Eh? Itu di kamar kakak. Besok aja ngambilnya." gue menganggukan kepalanya pertanda iya.

"Adik lo yang nomor 2 nih?" tanya seorang pemuda yang seumuran dengan Kak Graha.

"Iya, adik gue."

"Arga."

"Bryan." balas Bryan sambil membalas jabatan tangan gue.

"Sayang, udah jam sembilan nih. Pulang yuk?" ucap seorang perempuan dari arah kanan gue. Sepertinya dia adalah pacar Bryan. Tapi, sebentar sepertinya gue mengenali wanita ini. Cindy. Gue mengernyitkan alis. Apa tadi katanya? Sayang? Dia mengucapkan sayang pada Bryan?

"Cindy?" panggil ku. Cindy segera mengadahkan kepalanya ke arah ku.

"Arga? K-kamu ngapain d-disini?" ucapnya gelagapan, dia segera melepaskan kaitan tangannya pada lengan Bryan.

"Kalian berdua saling kenal?" seru Bryan. Gue hanya melihatnya sekilas dengan wajah datar gue.

"Lo siapanya Cindy?" tanya gue.

BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang