Chapter Four

2.6K 347 17
                                    

Joohyun terbangun. Dalam pelukan dan pangkuan Sehun. Ujung hidungnya menempel di leher pria itu. Ia menegakkan badannya dengan segera. Tapi tak diduga, rasa pusing yang cukup hebat menyerangnya.

"Ini," Sehun mengarahkan pergelangan tangannya sendiri dengan bekas gigitan yang mengeluarkan darah.

Joohyun mengernyit.

"Darahku akan membantu mempercepat proses perbaikan dalam tubuhmu."

"Aku tidak membutuhkannya. Pusing ini akan hilang dengan sendirinya begitu kau menghilang dari pandanganku." Tolak Joohyun sambil beranjak dari pangkuan Sehun, namun Sehun menahannya.

"Kau mungkin tidak menginginkan darahku, tapi ini," merujuk pada bekas gigitannya di leher Joohyun, "akan membekas jika kau tidak mengambil darahku."

Mendengar itu Joohyun segera meraih pergelangan tangan Sehun dengan enggan. Ia tidak bisa menerima jika ada sesuatu yang berhubungan dengan pria itu yang menempel permanen di tubuhnya. "Why did you bite me to begin with? Dasar aneh..." Gumamnya, setelah itu ia membuka mulutnya lantas menempelkan permukaan bibirnya pada kulit pergelangan tangan Sehun, menghisapnya pelan. Ia mengernyit ketika untuk kedua kalinya rasa manis yang aneh bercampur asin keanyiran menyentuh indra penyecapnya.

Sehun juga ikut mengernyit. Bedanya, ia mengernyit karena bertanya-tanya mengapa kedua permukaan bibir hangat Joohyun yang menempel di kulitnya terasa begitu baik baginya? Sebelum ia sempat menemukan jawabannya Joohyun telah menyudahi hisapannya dan pergi dari pangkuannya.

"Kau punya waktu selama 4 jam untuk tidur. Kita akan berangkat ke rumahmu 3 jam sebelum matahari terbit."

"Butuh waktu selama itu? Jadi ini di luar Daegu?"

Sehun mengangguk. "Seoul."

"Tunggu, kenapa kita harus sampai sebelum matahari terbit?"

"Karena sinar matahari langsung dapat merubah para vampir menjadi abu dalam waktu kurang dari sepuluh menit dan aku adalah salah satu dari mereka."

Joohyun termenung. Saat mereka sampai di Daegu nanti matahari pasti telah terbit. Ia hanya perlu mencari cara untuk keluar rumah dan setelahnya ia bisa pergi sejauh mungkin karena Sehun tak mungkin bisa mengejarnya di tengah terik matahari. Tanpa sadar ia menyeringai. Tawa Sehun menyadarkannya dari pikirannya sendiri.

"Jika saat ini kau tengah menyusun rencana konyol untuk melarikan diri dariku saat aku tak bisa mencarimu karena sinar sialan matahari maka aku sarankan jangan buang-buang waktu untuk itu. Karena begitu malam tiba, aku akan menemukanmu bahkan tanpa harus repot-repot mencarimu. Ingat darah pertamaku yang kuberikan padamu? Darah itu tak akan pernah keluar dari sistemmu. Menetap di tulang belulangmu sebagai GPS permanen."

Joohyun menyaksikan seringaian Sehun dengan perasaan kesal sekesal-kesalnya. Tak hanya ia tidak bisa melarikan diri dari Sehun, ia juga merasa seperti buku yang terbuka bagi pria itu, terbaca dengan mudah.

Ia mengabaikan Sehun lantas merangkak ke arah tempat tidur. "Aku yakin rumahmu punya banyak kamar jadi tidak bisakah aku memilih kamarku sendiri?"

"Tidak." Tegas Sehun dari sofa.

Joohyun menghela nafasnya. "Setidaknya berikan aku ruang sebentar saja aku muak melihatmu sepanj—" Ia menghentikan ucapannya karena Sehun telah menghilang dalam sekejap mata diikuti dengan suara pintu yang tertutup. "Nah, itu yang kumaksud..." Gumamnya dengan senyum puas.

***

Di perjalanan menuju Daegu, Joohyun menghabiskan waktunya dengan tidur kembali. Memilih untuk membiarkan Sehun mengemudi dengan tenang karena jika satu percakapan saja terbuka, maka itu akan berakhir dengan argumen pria itu yang membuatnya kesal.

ZOMPIRE | EXO SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang