Chapter Twelve

2.1K 286 44
                                    

"Baby..." Sehun melepaskan pelukannya dari Joohyun. Ia menggenggam tangan wanitanya erat.

Mata sembab Joohyun memandang Sehun, menunggu.

Selama beberapa saat Sehun hanya terdiam. Ibu jari tangannya tak berhenti membelai lembut punggung tangan Joohyun. Ia menatap lurus ke depan, menembus kaca mobil, menyelami kegelapan yang tak terlihat berbeda dari siang hari berkat indera penglihatan vampirnya. "Baby..." Ulangnya, kali ini sambil menghela nafas berat.

"Kenapa?" Alis Joohyun mengernyit. "Kenapa, Sehun?"

Sehun tak merespon, dan untuk beberapa detik Joohyun merasa bahwa Sehun menghilang dari hadapannya walaupun sosoknya masih bisa ia lihat dengan nyata. "Oh Sehun!" Sentaknya.

Sehun menatapnya sekilas, lalu menghela nafas berat lagi. "Apa menurutmu vampir masih memiliki jiwa?" Ia menanyakan itu dalam gumam sambil membuang pandangannya kemana pun selain ke mata wanitanya.

Mendengar pertanyaan tiba-tiba itu kernyitan Joohyun makin dalam. "Sehun, lihat aku..." Perasaan tidak tenang mulai merambati benaknya. "Sayang, lihatlah kemari!" Desaknya saat Sehun tak mengindahkannya.

Sehun menurut. Joohyun menatapnya nanar. "Tolong..." Ia meloloskan tangan kanannya yang tengah digenggam Sehun dan terangkat untuk menyentuh pipi pria itu. "Tolong katakan apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan sekarang..."

"Aku-" Sehun memalingkan wajahnya. "Jika vampir memang memiliki jiwa, aku berpikir untuk memberikan hidupku agar Penyihir Lee bisa menciptakan mawar hitam untuk melindungi kalian..."

"Kau..." Joohyun terpaku, bibirnya sedikit terbuka, tak percaya atas apa yang barusan dikatakan oleh prianya. "Kau sendiri yang tadi mengatakan bahwa kita masih punya Eunwoo! Beraninya sekarang kau mengatakan sesuatu seperti itu!"

"Sayang..."

Ketika Sehun hendak menggenggam tangan Joohyun lagi, Joohyun segera menepisnya. "Jangan sentuh aku!" Hardiknya. "Beraninya kau berpikir untuk melakukan itu padaku! Kau pikir kau siapa sampai berniat meninggalkanku seenaknya seperti itu, hah?!" Joohyun kalut, pemikiran bahwa Sehun akan meninggalkannya untuk selamanya benar-benar sukses menggerogoti batas tenangnya.

"Aku akan melakukan itu untukmu, Baby. Untuk calon bayi kita. Agar kalian berdua tetap aman dari Orijinal..."

"Okay, katakanlah kau mengorbankan hidupmu, dan aku beserta calon bayi kita berhasil melewati 6 jam sialan itu dengan selamat. Lalu apa? Apa poin dari ini semua jika kau tiada? Apa pentingnya melewati semua ini jika pada akhirnya kebahagiaanku, yang mana itu adalah kau, tak akan bisa kumiliki lagi untuk selamanya?"

Sehun hanya terdiam.

"Ayo jawab aku!" Desak Joohyun.

"Sayang-"

"Berhenti." Joohyun mengangkat kedua telapak tangannya, menyerah. "Sekarang aku cukup mengerti sampai dimana rasa cintamu padaku untuk memperjuangkan kebahagiaan kita." Ujarnya, dingin.

Sehun mengusap wajahnya kasar.

"Aku ingin pulang. Sekarang." Pintanya, lebih seperti perintah, masih dalam nada dingin.

"Joohyun..."

Joohyun menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi mobil. Ia memejamkan matanya, tanda bahwa ia telah benar-benar selesai dengan Sehun.

Untuk kesekian kalinya pada malam itu, Sehun menghela nafas berat lagi. Dan dengan itu ia membawa mobilnya menjauh dari halaman kediaman Penyihir Lee.

***

Begitu sampai di Seoul Joohyun benar-benar tertidur. Setelah memasuki halaman rumah, Sehun menghabiskan hampir setengah jam hanya menatap wanitanya yang terlelap, sorot kepedihan membayangi lensa matanya.

ZOMPIRE | EXO SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang