Joohyun bergegas keluar kamar, tanpa mencuci muka, demi untuk menemui Sehun. Dan hanya mendapati bahwa Sehun tak ada di setiap sudut rumah; bahkan di halaman pun tak ada.
Terbersit rasa kecewa; tapi ia memutuskan untuk menunggu. Karena ia tak akan bisa tenang sebelum mengatakan apa yang saat ini ingin ia katakan pada Sehun.
***
Sudah hampir sejam Sehun memacu mobilnya -lebih tepatnya Range Rover Evoque hitam hasil 'curian'nya dan Joohyun kemarin malam saat Bugatti Chiron putihnya kehabisan bahan bakar- menyusuri Incheon; menuju ke Pantai Eurwangni.
Sudah jadi tabiatnya bila ia menghadapi waktu yang tidak mudah; mendekat pada sumber kematian.
Setelah mengendara selama beberapa menit lagi, Sehun sampai di tepi pantai yang ramai oleh mayat hidup. Ia berdiam di dalam mobil. Bukan karena mayat hidup-mayat hidup itu, tapi karena sinar matahari. Kaumnya tak memiliki efek apapun terhadap mayat hidup. Kaumnya bisa berjalan dengan santai di antara mereka dan tidak akan menyita perhatian mereka sama sekali. Mungkin karena jantung kaumnya yang tak berdetak; pada dasarnya kaumnya juga merupakan mayat hidup. Hanya saja, terbentuk dalam wujud yang lebih baik.
Di antara pria yang kehilangan separuh badan bagian bawahnya, wanita tanpa lengan yang berjalan tanpa arah, wanita yang tampaknya sedang menikmati, apa? Sepotong bayi?, dan banyak lagi yang lainnya; pandangannya terfokus pada debur ombak. Mengukur segala rasa yang ia miliki. Menata pikirannya.
Ia mencintai Joohyun. Benarkah itu? Awalnya ia memang hanya ketergantungan pada darah Joohyun. Tapi kemudian semuanya berubah. Ia punya simpati untuk Joohyun. Ia suka melihat Joohyun tertawa. Ia benci melihat Joohyun menangis. Ia tidak bisa jika membiarkan Joohyun dalam bahaya. Benar. Ia memang mencintai wanita itu. Ia mengernyit saat sebuah pertanyaan lain melintas di benaknya; tapi apa gunanya rasa cintanya itu jika Joohyun tak mencintainya juga?
Ia menyurukkan kepalanya ke atas roda kemudi setelah memukulnya beberapa kali. Saat itulah ia mendengar langkah kaki yang tengah berlari dari kejauhan. Ia mencari-cari asal suara itu. Ternyata berasal dari jauh di sudut kanan belakang mobilnya. Ia mengamati dari kaca spion; seorang pria. Pria itu berperawakan gempal, mengenakan kaus hitam lengan panjang dan celana bahan warna senada. Rambutnya cukup panjang dan acak-acakan. Pria itu kelihatan tak karuan. Yang paling mencolok, pria itu sama sekali tak dipedulikan oleh para mayat hidup di sekitarnya. Dan dinilai dari detak jantungnya yang tak bisa ia dengar; Sehun tahu bahwa pria itu adalah vampir.
Setelah menoleh ke sana-sini pria itu kembali berlari lalu hilang di balik gedung-gedung resort dan hotel.
Tiba-tiba Sehun tersadar akan sesuatu; pria itu berkeliaran dengan bebas di bawah sinar matahari langsung. Tanpa terbakar.
"Anggota keluarga Orijinal..." Gumamnya.
Keluarga Orijinal adalah kaum vampir terdahulu; yang tercipta bukan karena proses infeksi seperti vampir-vampir biasa lainnya, melainkan terlahir dari rahim seorang ibu atas kuasa sebuah kutukan. Hanya Keluarga Orijinal yang memiliki imun alami terhadap pengaruh sinar matahari langsung.
***
Di perjalanan pulang, Sehun menginjak rem mobilnya secara mendadak saat sosok pria berjubah hitam berdiri di jalannya; melesat dari arah kiri.
'Orijinal lagi?' Pikir Sehun. Heran karena sudah beratus-ratus tahun lamanya sejak ia melihat Sang Orijinal, dan hari ini ia malah bertemu dua sekaligus.
"Serahkan dirimu secara baik-baik."
Sehun bisa mendengar ucapan pria itu dalam suara rendah. "Kenapa aku harus menyerahkan diriku? Aku tak ada urusan dengan kalian para Orijinal."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOMPIRE | EXO Sehun
FanfictionBae Joohyun telah bertahan hidup selama 3 tahun dalam kiamat zombie, sendirian. Sampai pada suatu malam di sebuah mini market ia ditaklukan oleh seorang vampir berusia 282 tahun, Oh Sehun. Vampir tampan namun gila kontrol itu menjadikannya sebagai k...