Chapter Six

2.5K 334 21
                                    

Joohyun mulai memanaskan sup untuk makan malamnya. Sesuai pesan Eunwoo pada sticky note yang tertempel di lemari pendingin. Setelah mendidih, ia menyendok kuahnya dan mencicipi. Kurang garam. Setelah menambahkan garam secukupnya ia menyendok lagi.

"Aku tak melihat Eunwoo. Apa dia pergi berburu?"

Kemunculan Sehun yang tiba-tiba membuat Joohyun terkejut. Secara otomatis menyemburkan kuah sup yang ada dimulutnya.

"Damn it, Joohyun!" Semburan yang terpercik di lengan Sehun meninggalkan ruam merah dan mengepul. Untungnya menghilang tanpa bekas setelah beberapa saat berkat kecepatan proses regenerasi kaum vampir.

"Maaf!" Pekik Joohyun. "Kenapa bisa sampai seperti itu?"

"Garam." Jawab Sehun.

Joohyun menelengkan kepalanya ke satu sisi. "Garam?"

"Air laut dan sinar matahari adalah dua-duanya hal yang paling mematikan bagi vampir." Ujar Sehun. "Biar kuberitahu sebuah tips; kau bisa membunuh vampir dengan senjata apapun, dengan syarat senjata tersebut harus terkontaminasi air laut. Lalu tusukkan ke bagian jantung, selesai!"

Joohyun melipat bibirnya. "Mengapa kau memberitahuku semua ini...? Kau tahu, aku bisa saja menggunakan informasi ini untuk berbalik melawanmu..."

Sehun tertawa remeh. "Joohyun, rumah ini dibangun di atas perbukitan. Kau tak akan bisa menemukan laut dimana pun di dekat sini."

Joohyun berbalik untuk mematikan kompor sambil berkata, "Atau mungkin aku bisa melarutkan beberapa bungkus garam..."

Sehun menyeringai. "Sayangnya setelah menjadi garam efeknya tidak terlalu kuat lagi. Kau lihat sendiri tadi kan? Luka yang ditimbulkan bisa sembuh dalam beberapa detik saja. Jadi lebih baik simpan saja hasratmu untuk membunuhku dalam-dalam. Di samping itu, tak ada gunanya membunuhku. Kita saling terikat, ingat?"

"Baiklah, terserah." Joohyun mengambil mangkuk dan menuangkan sup ke dalamnya. "Sekarang bisakah kau pergi dari sini? Aku ingin makan dengan tenang."

Sehun mengangkat bahu. "Kuberi waktu selama 15 menit."

Joohyun mengernyit. "Maaf?"

"Apa kau pikir hanya kau saja yang butuh makan? Jadi 15 menit dari sekarang kau harus sudah berada di lantai atas. Mengerti?"

Joohyun memutar bola matanya. "Ya... Ya..."

***

Joohyun memasuki kamar Sehun namun tak mendapati sosok pria itu, ia hanya mendengar gemercik air dari dalam kamar mandi. Langkahnya membawanya ke depan perapian. Terhanyut dalam lamunan tentang kehidupannya selama beberapa saat. Ia memang mendapatkan keamanan bersama Oh bersaudara. Tapi sumber untuk bertahan hidup tidak bisa diperbaharui. Katakanlah ia bisa berburu hewan-hewan di hutan, tapi jika kiamat zombie ini terus berlangsung, tentu saja hewan-hewan tersebut akan ikut punah. Ia bertanya-tanya apakah masih ada tempat di luar sana yang termasuk zona aman dimana manusia masih bisa melanjutkan peradaban? Atau setidaknya apakah masih ada segelintir pejuang yang masih bertahan hidup sepertinya? Masih belum menyerah berlari untuk hidup mereka masing-masing? Joohyun sangat ingin mencari tahu.

Nanti. Setelah terbebas dari Sehun, tekadnya berbisik.

Kehadiran Sehun yang lagi-lagi secara tiba-tiba berhasil mengejutkan Joohyun. Sehun telah berada tepat di belakangnya. Sangat dekat sampai seolah-olah tubuhnya menempel dengan tubuh pria itu.

Sehun memegang kedua bahu Joohyun dengan lembut. Satu tangannya bergerak menyingkapkan rambut Joohyun ke satu sisi. Sehun menunduk, menempelkan bibirnya di permukaan leher Joohyun pelan.

ZOMPIRE | EXO SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang