Joohyun menghirup aroma bunga mawar hitam yang akan menjadi pelindung calon bayinya. "It smells like blood." Ujarnya.
Sehun yang memasuki kamar belakangan menghampiri Joohyun dan ikut menghirup bunga itu lantas mengernyitkan batang hidungnya seraya berkomentar, "What an awful smell of blood..."
"Bukankah semua darah memang beraroma seperti ini?" Tanya Joohyun, ia menghirup bunga itu sekali lagi.
"Tidak. Darah memiliki aroma yang berbeda-beda, kau akan tahu jika kau memiliki hidung vampir, Love. Dan aroma bunga itu tercium seperti aroma darah terburuk, ever."
Joohyun menggigit bibir bawahnya. "Bagaimana dengan aroma darahku?"
Sehun menangkup kedua pundak Joohyun. "Aku bersumpah atas nama Tuhan aroma darahmu adalah aroma paling baik yang pernah kucium selama aku hidup. Aku bisa menciumnya dari jarak kiloan meter, bahkan tanpa darah itu harus keluar setetes pun dari tubuhmu."
Joohyun tak tahu mengapa ia merasakan rasa hangat yang menjalar di pipi dan telinganya, karena demi Tuhan, yang sedang Sehun puji adalah darahnya! Sungguh pujian yang aneh, namun tetap bisa membuatnya tersanjung karena pujian aneh itu keluar dari mulut prianya. Ia meletakan pot kecil tempat bunga tersebut tumbuh di atas salah satu nakas samping tempat tidur. "Apa bunga ini memerlukan siraman air dan sinar matahari?"
"No idea," Sehun melepas jaketnya dan menyampirkannya di lengan sofa, "karena itu bukan bunga sembarangan, mungkin tidak."
Joohyun duduk di samping tempat tidur. Ia mengelus perutnya. "Tinggal seminggu lagi... Kurang lebih."
Sehun duduk di samping Joohyun. Ia memeluk Joohyun dari samping, menyandarkan dagunya pada pundak Joohyun. "We'll be okay now..."
Joohyun menarik kedua sudut bibirnya, mengangguk mengamini perkataan Sehun. "Oh, iya, siapa Jongin?"
Sehun melepaskan pelukannya, dahinya mengernyit. "Jongin?"
"Seorang yang bertugas untuk mengantarkan mawar hitam pada kita jika saja kita tak lebih dulu datang ke sana. Ada dalam surat yang ditulis oleh Penyihir Lee."
"Ah dia..." Sehun tertawa geli. "Dia bukan seorang, tapi seekor, kurasa."
Alis Joohyun berkerut. "Jadi dia bukan manusia?"
Sehun mengangguk. "Apa tadi kau melihat burung gagak besar di rumah Penyihir Lee? Begitu aku sampai disana, burung itu tengah berusaha untuk mengangkat keranjang berisi mawar hitam itu dengan paruhnya."
"Jadi Jongin adalah seekor burung gagak?" Mata Joohyun melebar tak percaya. "Maksudku, bagaimana bisa Penyihir Lee menyuruh seekor burung untuk mengantarkan mawar hitamnya pada kita? Ukurannya memang tidak seperti burung gagak biasa, tapi tetap saja 'kan? Burung itu bahkan harus mencari dimana rumah kita. Padahal jarak dari Daegu ke Seoul tidaklah dekat. Aku tidak habis pikir."
Sehun tertawa lagi, seraya memeluk Joohyun, kali ini ia menyandarkan dagunya di puncak kepala Joohyun. "Dia bukan burung biasa, Love. Pemiliknya adalah seorang penyihir. Membawa mawar hitam itu tepat ke depan pintu rumah kita bukanlah suatu hal yang mustahil."
Joohyun mengiyakan dalam diam. Kemudian ia bersuara lagi, "Apa kau lapar?"
"Nope." Sahut Sehun. "Aku hanya ingin memelukmu seperti ini sampai kau tertidur."
Joohyun tersenyum hangat sembari mencari posisi yang nyaman dalam dekapan Sehun.
***
Hari ini adalah hari kedelapan semenjak Eunwoo mengatakan bahwa Joohyun hanya mempunyai waktu 8 atau 9 hari sampai bayinya lahir. Eunwoo masih belum pulang dari pencariannya. Tak ada cara untuk memberitahu Eunwoo bahwa ia tak perlu mencari Ilmuwan Kim lagi sekarang mengingat mereka telah memiliki mawar hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOMPIRE | EXO Sehun
FanfictionBae Joohyun telah bertahan hidup selama 3 tahun dalam kiamat zombie, sendirian. Sampai pada suatu malam di sebuah mini market ia ditaklukan oleh seorang vampir berusia 282 tahun, Oh Sehun. Vampir tampan namun gila kontrol itu menjadikannya sebagai k...