Chapter Eleven

2.2K 303 54
                                    

Bae Joohyun berdiri dengan tiba-tiba, "Aku akan melihat apakah ibuku menuliskan sesuatu tentang kelahiranku di buku hariannya," setelah Sehun mengangguk ia segera menuju lantai atas.

Sementara itu Eunwoo menutup buku terakhir. "Tak ada apapun lagi di sini."

Sehun mengerang samar seraya menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. "Apa yang harus kita lakukan, Eunwoo?" Akhirnya nada putus asa yang dari tadi berusaha ia sembunyikan dari Joohyun terdengar juga. Ia memijit batang hidungnya beberapa kali.

Untuk sesaat, ruang tengah dipenuhi keheningan.

Eunwoo memperhatikan saudaranya dalam diam. Matanya menyipit miris. Sekalinya menemukan cinta dan kebahagiaan, di waktu yang sama saudaranya itu juga menanggung resiko untuk kehilangan semuanya. Jika ada yang lebih kejam dari seorang vampir yang kelaparan; itu adalah takdir, pikirnya. Ia menghela nafas lalu berucap, "Kita harus menemui Ilmuwan Kim. Aku yakin ada banyak hal yang ia tahu yang tidak dituliskannya di buku-buku."

"Kau tahu dimana Kim Heechul berada?" Tanya Sehun.

"Tokyo. Di sanalah terakhir kali aku melihatnya," jawab Eunwoo, "80 tahun lalu," tambahnya dengan gumaman.

Sehun menegakan posisi duduknya. "80 tahun yang lalu kau bilang?!" Ia kembali bersandar dan memijit batang hidungnya yang tak sakit. "Mustahil dia masih berada di tempat yang sama setelah selama itu. Kemana kita harus mencarinya sekarang? Kita tidak memiliki cukup waktu untuk berkeliling dunia mencari orang itu."

"Tunggu, aku ingat Ilmuwan Kim memiliki kediaman tetap di Jeju dan di Amazon." Ujar Eunwoo. "Kita harus—"

"Penyihir Lee!" Seru Joohyun, ia terburu menuruni tangga.

Sehun segera berdiri dengan panik. "Sayang, kau tidak boleh berlari-lari seperti itu! Bagaimana jika kau terjatuh, eh?!"

"Maaf!" Ucapnya setelah berdiri di dekat Sehun dengan nafas yang lumayan sesak. Ia duduk di sofa. "Dengar, ibuku menyebutkan tentang seorang penyihir bernama Lee Sooman dan istrinya. Beliau bilang mereka berdualah yang telah menyelamatkan hidupku dari keluarga ayah saat aku baru lahir."

"Apa ibumu juga menuliskan dimana tempat penyihir itu tinggal?" Tanya Sehun.

"Tidak. Tapi aku tahu. Ada di kampung halamanku di Daegu. Aku ingat waktu aku kecil teman-teman sepermainanku sering menyebut rumahnya sebagai rumah orang gila."

"Baiklah, kalau begitu kalian berdua pergilah menemui penyihir itu. Sementara aku akan ke Jeju untuk mencari keberadaan Ilmuwan Kim. Jadi kita tidak hanya bergantung pada satu kemungkinan saja." Ujar Eunwoo.

Setelah sepakat, mereka semua bersiap-siap untuk menuju tujuan masing-masing.

***

Sehun dan Joohyun tiba di kediaman Penyihir Lee dan istrinya saat matahari telah terbenam. Rumah mungil bergaya tradisional namun terlihat usang dan tak terurus itu terletak di area yang terpencil, sehingga tak terlihat satu pun mayat hidup yang berkeliaran.

Rumah itu gelap gulita, setidaknya begitu setelah satu-satunya cahaya temaram yang terlihat dari jendela salah satu ruangan cepat-cepat dipadamkan begitu mobil yang ditumpangi Sehun dan Joohyun mendekat.

Sehun mematikan mesin mobilnya sambil berucap, "Kelihatannya penyihir-penyihir itu tidak begitu bersahabat." Membuat Joohyun terkekeh samar.

Sehun keluar dari mobil, disusul oleh Joohyun setelah ia mengambil lampu senternya. Tepat beberapa meter dari teras rumah, Sehun yang berjalan lebih dulu tiba-tiba mengumpat karena kesakitan seraya mundur beberapa langkah.

"Ada apa?" Tanya Joohyun panik, ia menyorotkan lampu senternya ke arah Sehun.

"Ada sesuatu yang menyengat."

ZOMPIRE | EXO SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang