Suara telepon berdering membuat Ana kini beranjak dari kasurnya menuju ruang tamu, dilihatnya Ruqayyah, bunda Ana sudah mendahului Ana mengangkat telepon. Entahlah, seperti ada magnet yang membuat Ana tak ingin beranjak dari tempatnya berdiri. Ia pandangi bundanya itu dengan jelas sambil menguping.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, ada apa nak?" Suara bunda nampak jelas terdengar, tapi tidak dengan suara di sebrang telepon
"Wahh Subhanallah, mau menikah?" Lagi-lagi ucapan bunda membuat Ana benar-benar tak ingin pergi, rasa penaran kian menyelimuti hatinya
"Tidak apa-apa nak, Insya Allah ibu dan keluarga beserta Ana akan menghadiri acara"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" Sebelum bunda beranjak dari meja telepon, dengan sigap Ana menghampiri ibundanya itu
"Siapa yang telepon bun?" Tanya Ana antusias, dan baru saja mulut bundanya menganga, ayah memanggil bundanya itu
"Sebentar sayang, ayahmu memanggil" Bunda sudah pergi menuju dapur, tempat di mana ayah berteriak.
Ana yang hatinya masih diselimuti rasa penasaran, mencoba tersenyum dan mengangguk pada bundanya, lalu kembali ke kamar untuk melanjutkan aktifitas membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARZANA
SpiritualBagaimana jika seorang gadis cilik bernama Farzana Romeesa Fariza yang bercita-cita menjadi seorang Ibunda Aisyah Binti Abu bakar, menjadi ibunda Fatimah binti Muhammad, menjadi ibunda Asma binti Abu Bakar, dan wanita tangguh penjuang Islam lainnya...