Burung-burung berkicauan merdu, rumput-rumput bergoyang indah. Farhan sudah selesai mengikuti ujian Nasionalnya, Rasyid pun sudah pergi ke Banten untuk mengurusi surat-surat pendaftaran sekolah lanjutan.
Besok Farhan akan meninggalkan Ana untuk sekolah dan tinggal di Aceh bersama keluarganya. Farhan memanfaatkan waktunya untuk bermain dan menyenangkan hati adiknya itu.
Sore ini pukul 16:00 WIB Farhan mengunjungi rumah Ana, menggunakan celana jeans panjang, dengan kemeja kotak-kotak setengah lengan berwarna cokelat.
Kebetulan hari ini hari libur, Farhan juga sekalian ingin meminta maaf pada Rais dan keluarganya. Setelah sampai, Farhan menyimpan sepedanya di halaman, lalu berjalan ke dalam untuk mengetuk pintu "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" tak lama knop pintu pun berputar tanda akan ada yang membuka pintu.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, nak Farhan. Masuk sayang" ucap ibu Rukayyah. Bunda Ana.
Farhan mengikuti langkah Rukkayah untuk masuk ke dalam "Duduk nak" Rukkayah mempersilahkan Farhan duduk, dan Farhan menjawabnya dengan anggukan dan senyum.
"Bunda Ana sudah cantik belum?" Teriak Ana yang tiba-tiba muncul dan sedikit berlari ke arah bundanya dengan mengenakan gaun putih, kepalanya terlilit bunga-bunga cantik tapi tetap mengenakan hijab, wajahnya pun terpoles makeup tebal.
"Ya Allah Ana" bundanya dengan segera menutup wajah Ana dan mengajak lembut Ana untuk masuk ke kamar, Farhan hanya terdiam mematung melihat penampilan Ana barusan.
"Sebentar ya nak Farhan" ucap bunda, Farhan hanya mengangguk.
Sesampai di kamar, bunda Ana segera menghapus makeup yang ada pada wajah Ana dengan lembut "Ana sayang, tidak baik pakai makeup tebal-tebal nak. Berdandanlah hanya di depan imammu nanti"
"Imam sholat maksudnya bunda?" Tanya Ana lugu
"Ya itu juga termasuk, tapi imam sholat yang sudah sah jadi suaminya Ana" Ana mengangguk-angguk, entah ia mengerti atau tidak. Setidaknya ia sudah menangkap maksud dari pernyataan bunda bahwa wanita diharapkan berdandan berlebihan.
Dilain tempat, Farhan sedang mengobrol dengan Rais mengenai sekolah lanjutannya. Rais bicara bahwa ia akan melanjutkan ke sekolah SMAN 1 Nusa Indah "Kalau Mufia pindah ke Aceh, mudah-mudahan di sekolah baru saya dapat yang seperti Mufia" ucap Rais sambil menunjukan deretan giginya.
Farhan geleng-geleng "Kamu ini ada-ada saja Rais" Ucap Farhan sambil menepuk-nepuk bahu Rais.
"Kalau sudah sukes di Aceh jangan lupakan saya ya Han" Farhan mengangguk, sambil mengacungkan dua jempolnya
"Kamu sahabat terbaikku Is" Tak lama Ana keluar dari kamarnya bersama bunda, wajahnya sudah bersih tanpa make up. Farhan tersenyum ke arah Ana.
"Han, kata ummi mu kemarin di pengajian Mufia sudah pergi duluan ke Aceh bersama Abimu ya?" Tanya bunda mendekati Farhan
"Iya bun, Mufia sudah sangat rindu dengan kota kelahirannya" Bunda mengangguk paham sambil tersenyum
"Oh ya Han maaf ya saya ada janji main ke rumah Dzikri jadi gak bisa temanin kamu, kalau mau ayo ikut aja tidak apa-apa" ucap Rais mengajak Farhan.
Ana langsung beranjak dari duduknya mendekati Farhan dan Rais yang duduk berdampingan "Apaan sih abang, orang kak Farhan mau main masak-masakan saya Ana ya?" Ucap Ana
"Terserah, anak kecil memang selalu benar. Ya sudah Han, bunda. Rais main ke rumah Dzikri dulu ya?" Rais menyalami Farhan, bunda, dan termasuk Ana.
"Jangan lama-lama sayang, ingat waktu belajar" Ucap bunda dengan nada yang super lembut nan anggunnya
"Siap bunda. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Rais menyalami bunda

KAMU SEDANG MEMBACA
FARZANA
SpirituellesBagaimana jika seorang gadis cilik bernama Farzana Romeesa Fariza yang bercita-cita menjadi seorang Ibunda Aisyah Binti Abu bakar, menjadi ibunda Fatimah binti Muhammad, menjadi ibunda Asma binti Abu Bakar, dan wanita tangguh penjuang Islam lainnya...