Pergi

1.5K 173 6
                                    

             Bunda dan ayah yang bingung dengan sikap Ana menghampirinya, lalu meraih tangan kanan dan kiri Ana bersebelahan, sambil menyimpan sebuah kotak yang Ana pegang pada soffa empuk di hadapan mereka"Ana sayang kenapa?" Tanya bunda lembut.

Ana menggeleng lembut, sambil memeluk bundanya erat "Ana gak punya lagi teman sebaik kak Farhan bunda."

Bundanya membelai kepala Ana dengan lembut "ada sayang, nanti juga kamu bakal dapet teman kaya kak Farhan lagi." Ana kali ini mengangguk

"Ana ke kamar ya bun." bunda melepaskan pelukannya, ia meraih kotak pada soffa ungu itu untuk memberikannya pada Ana. Ana pun berjalan ke kamar, merebahkan tubuhnya pada kasur empuk bergambar barbie, lalu membuka kotak pemberian Farhan perlahan.

Sebuah hijab panjang dan lebar berwarna hitam, Ana melepas hijab yang terbalut pada kepalanya, lalu menggantinya dengan hijab pemberian Farhan. Ia beranjak dari kasurnya, dan bercermin pada kacanya. Ana menyeritkan dahinya bingung, Kebesaran.

Kali ini ia meraih secarik ampop putih di dalam kotak, tulisan. Membacanya masih terbata-bata, tapi Ana bisa.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Farzana Romeesa Fariza.
Bingung ya kak Farhan kasih jilbab besar?
Tidak usah dipikirkan, itu jilbab untuk Farzana. Kak Farhan mau Farzana pakai jilbabnya kalau nanti Farzana ketemu Kak Farhan. Mm.. kak Farhan juga sudah selipkan jilbab yang seukuran buat Farzana pakai sekarang kok

Belum selesai Ana membaca seluruh surat, ia segera mencari keberadaan jilbab yang terselip itu, dapat. Ana segera memakainya, kali ini ia terlihat cantik dengan jilbab berwarna biru dongker bermotif kupu-kupu pemberian Farhan, setelah itu ia melanjutkan membacanya.

Wah..wah..wah Farzana langsung tinggal suratnya dan sibuk mencari jilbab itu ya?
Seketika Ana tersenyum mendapati kalimat dari surat tersebut.
Pasti  sekarang Farzana lagi senyum-senyum. Ohya, Farzana besok kak Farhan akan pergi ke bandara sekitar jam tujuh pagi, dan Insyaa Allah kak Farhan akan kunjungi rumah Farzana terlebih dahulu. Farzana cantik gak boleh nakal, harus bisa kejar cita-cita Farzana menjadi sosok Ibunda Aisyah binti Abu Bakar, juga menjadi yang pertama dan terakhir untukku" Ana menyeritkan dahinya mendapati kata Menjadi yang pertama dan terakhir untukku, segera ia melanjutkan membaca.

Kalau tidak mengerti, tidak usah dipikirkan Farzana. Kak Farhan sayang Farzana. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Gadis kecilku

Ana menahan dadanya sesak, air mata yang semula sudah memuncak di pelupuk akhirnya jatuh juga. Ia memeluk jilbab tersebut sambil terlentang cantik di kasurnya yang indah.

----------------

"Ana sayang bangun" ucap bunda membangunkan Ana, sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya lembut.

Ana merespon ucapan bundanya, segera saja Ana terduduk di samping bunda, sambil matanya melirik jam dinding merah di pojok kanan tepat tidurnya. Waktu menunjukan pukul 04:00 WIB

"Ana lupa beli sesuatu buat kak Farhan bun." Ana menepuk jidatnya

"Mau bunda antar ke pasar?" Bunda membisiki tepat di telinga Ana dengan lembut

Ana mengangguk "Ayo bun sekarang." Ana turun dari kasurnya bersiap-siap berangkat, namun bundanya menarik tangan Ana

"Gak sekarang sayang, lihat. Masa kamu mau pake baju tidur begitu?" Ana melirikan matanya ke arah bajunya

"Nanti, habis mandi. Tapi sholat dulu ya?"

"Ah lama bunda." Ana menghentak-hentakan kakinya ke lantai

FARZANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang