Namanya Farzana Romeesa Fariza, biasa dipanggil Ana oleh keluarganya. Ia gadis kecil berusia tujuh tahun yang suka sekali dengan keindahan dan kebersihan.
Meski dirinya masih dibilang anak-anak, namun kebersihanlah yang membuat dirinya sangat menjadi kebanggaan orang tuanya, terlebih ia satu-satunya anak perempuan dari keluarga Fariza, kedua kakaknya laki-laki. Rasyid Fariza, anak pertama yang kini bersekolah di SMPN 1 Nusa Indah, dan Rais Fariza kakak kedua Ana yang sekarang bersekolah di SDN 1 Nusa Indah kelas 6.
Ana lebih senang bermain dengan Rais dan kawannya, daripada dengan kakaknya Rasyid. Bagi Ana, Rasyid sudah terlalu dewasa untuk diajak bermain masak-masakan, Rasyid juga sudah menginjak usia 15 tahun dan sebentar lagi ujian Nasional, walaupun kakaknya Rais pun sepertinya sangat benci ketika Ana tiba-tiba datang membawa barang mainannya mengganggu Rais dan temannya.
Akhirnya teman Rais sibuk bermain dengan Ana, bagaimana tidak? Siapa yang berani menolak gadis cantik berambut sepinggang yang galak, dan suka memaksa jika mengajak bermain?
Pagi ini Ana memulai sekolah kelas satunya, diantar ayah menggunakan motor bersama Rais. Hingga sampailah mereka di gerbang depan
"Ana, kamu ke dalam dengan bang Rais ya. Ayah sudah telat" Ucap ayah yang hanya membuat Ana mengangguk-angguk penuh semangat
"Rais, jaga adek kamu ya? Ayah pergi dulu. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Ayah berlalu setelah menyalami Ana dan Rais
Rais menuntun adiknya yang menggemaskan itu masuk menuju ruang kelas Ana
"Na, kamu bakal punya teman baru nanti dan abang mau kamu tidak mengganggu waktu bermain abang dengan teman-teman abang" Ucap Rais membuat Ana menghentikan langkahnya
"Gak mau" Ana melepaskan gandengan abangnya itu dengan wajah yang super menyebalkan bagi Rais "Tadi ayah sudah bilang abang harus jaga Ana, artinya Ana harus ikut abang kemanapun abang pergi" Ana menatap Rais lekat
"Tapi kan abang bisa mengawasi Ana dari jauh" Ucap Rais tak kalah seram dengan muka Ana
"Dari dekat lebih enak bang, lagipula Ana suka bermain dengan Kak Farhan, kak Farhan baik tidak seperti abang" Ana menyilangkan kedua tangannya di depan dada
"Farhan itu hanya pura-pura baik tau tidak, sebenarnya dia malas bermain dengan anak cerewet sepertimu" Ucap Rais dengan nada yang agak sedikit dinaikan
"Pokoknya Ana mau main sama kak Farhan" Ana beranjak pergi dari hadapan Rais, dan Rais hanya diam di tempat menatap punggung Ana dengan rambut sepinggang yang hitam lebat
Biarkan saja, nanti juga balik lagi. Mana tau jalan dia? Ucap Rais dalam hatinya, dan dalam hitungan menit Ana celingukan, lalu berlari ke arah Rais .
"Mau apa balik lagi?" Tanya Rais dengan nada sok dibutuhkan
"Antarkan Ana ke kelas abang Rais ganteng" Ana menggandeng tangan Rais dengan manja
"Jam tangannya bagus bang Rais" Ana memegang jam tangan hitam yang Rais kenakan di tangan kirinya
"Alasan saja kau anak nakal" Ucap Rais yang menoleh ke arah muka Ana yang sedari tadi terus menunjukan deretan gigi rapih dan putihnya
Ana dan Rais berjalan menuju ruang kelas, lalu sesampainya di depan pintu "Ana, jangan nakal ya?" Ucap Rais sebelum beranjak pergi
"Siap gerak" Ana memasuki kelasnya, suasana sudah nampak ramai. Ia bingung harus duduk dengan siapa, semua orang di sini tak ada yang Ana kenal. Hingga ia pun menghampiri seorang anak sebayanya yang nampak beda dari yang lain, menggunakan hijab panjang dan pakaian yang serba tertutup. Tidak seperti Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARZANA
DuchoweBagaimana jika seorang gadis cilik bernama Farzana Romeesa Fariza yang bercita-cita menjadi seorang Ibunda Aisyah Binti Abu bakar, menjadi ibunda Fatimah binti Muhammad, menjadi ibunda Asma binti Abu Bakar, dan wanita tangguh penjuang Islam lainnya...