Kak Farhan

1.6K 179 1
                                    

          Sore ini, Farhan dan Ana sudah duduk di halaman rumah Ana. Bundanya sedang ikut pengajian, ayahnya masih belum pulang bekerja, Rasyid sedang ada pengayaan karena senin nanti Rasyid sudah masuk ujian Nasional, sedangkan Rais sedang sibuk main ps di dalam.

"Kemarin Mufia kenapa?" Tanya Ana sambil mengelumuhi permen lolipop di tangannya

Farhan menggeleng

"Ya sudah kalau tidak mau jawab, Ana mau tanya lagi boleh?" Pertanyaan Ana mendapat anggukan Farhan

"Kak Farhan kalau sudah besar mau jadi apa?" Tanya Ana sedikit mengangkat halisnya

"Dokter" Jawab Farhan singkat

"Kenapa kak Farhan mau jadi dokter?" Tanya Ana lagi

"Kak Farhan mau nolong orang-orang yang sakit" Ana tersenyum dan ber Oh ria, suasana seketika hening. Ana terus menatap wajah Farhan kesal, yang ditatapnya Farhan terus memandang ke depan.

"Kak Farhan gak ada niat buat tanya Ana gitu?" Kali ini Ana angkat bicara, ia sudah lelah menunggu

"Tanya apa Farzana?" Farhan menoleh ke arah Ana

"Kalau sudah besar Ana mau jadi apa? Begitu" Perjelas Ana menyilangkan tangannya di depan dada

"Kak Farhan sudah tahu, Farzana mau seperti ibunda Aisyah putri Abu Bakar kan?" Farhan menunjukan deretan gigi rapihnya

"Iya, tapi selain itu ada lagi" Ana menepuk pundak Farhan pelan

"Apa?" Tanya Farhan

"Ana mau jadi yang pertama dan yang terakhir" Pernyataan Ana membuat Farhan menggaruk kepalanya yang tak gatal, wajahnya datar terus menatap Ana. Ia tak mengerti maksud Ana apa.

"Wah..wah..wah Ana sudah pintar bicara tidak pantas ya?" Tiba-tiba Rasyid datang menggendong tas hitamnya

"Emang Ana salah bang?" Tanya Ana yang ikut bingung

"Tadi Ana bilang mau jadi yang pertama dan terakhir, ayo apa maksudnya?" Pertanyaan Rasyid membuat gadis kecil itu merasa terintograsi saat ini

Ana menggeleng "Kata Moza, waktu kakaknya nikah dia bilang aku ingin kamu jadi yang pertama dan terakhir. Pas Moza tanya ke kakaknya, kakaknya bilang pertama dan terakhir itu maksudnya menjadi wanita pertama yang berakhlak mulia, dan menjadi yang terakhir itu artinya satu-satunya akhlak yang ada pada diri wanita itu mulia tidak akan ada lagi akhlak tercela" Pernyataan Ana membuat Rasyid dan Farhan tersenyum bangga kepada Ana

"Anak pintar" Rasyid mencium kening Ana lalu berjalan masuk

Ana mematung di tempat, ia sebenarnya agak sedikit bingung. Kenapa tadi kakaknya tampak marah, dan sekarang Rasyid nampak bangga lalu mencium keningnya?

"Farzana, Farzana sudah cantik, pintar lagi" Suara pujian itu membuat Ana melirik matanya cepat ke arah Farhan. Ia tersenyum, wajahnya berseri, pipinya pun merah merona.

"Farzana, setelah ujian kakak akan pindah ke Aceh" Senyum Ana seketika memudar, ia menatap Farhan dalam "Kenapa?"

"Mufia ingin tinggal di sana, mungkin itu akan jadi permintaan yang terakhir" Farhan menundukan pandangannya, ia sedang menahan air mata yang hampir jatuh dari pelupuknya

"Maksud kakak apa?" Tanya Ana mengangkat pandangan Farhan yang semula menunduk

Farhan mengusap wajahnya kasar "Sudahlah Farzana, kak Farhan sudah bilang tidak semua pertanyaan harus memerlukan jawaban sekarang" Farhan sedikit membentak, Ana langsung terperanjat kaget, matanya langsung berkaca-kaca. Ana memang gadis kecil yang sensitif

FARZANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang