Kabar Buruk

1.4K 51 0
                                    

Nanda POV
"Assalamualaikum " ucap Nanda di luar pintu ruang tamu.
"Waalaikum salam tunggu sebentar", balas tante Rika mamahnya Ata.

Aku datang pagi ini ke rumah Ata setelah mendengar kondisinya dari teman sekelasnya. Kemarin Revi bertemu Ata di rumah sakit untuk check up. Aku sempat kesal pada diriku, sahabat macam apa aku sampai tidak tahu kalau Ata sakit. Memang akhir akhir ini Ata sangat sulit dihubungi, handphonenya sering tidak aktif.

"Eh ada Nanda, tante udah lama gak lihat kamu! ", ucap tante Rika sambil merangkulku membuyarkan lamunanku tadi.

Aku segera membalasnya, "Iya tante, aku juga kangen tante" Tante Rika begitu baik padaku, dia sudah menganggapku seperti anaknya sendiri.

"Oh iya tante, aku bawa masakan bunda buat tante, Om Rizal, sama Ata", aku menyerahkan makanan dalam box berukuran sedang pada Tante Rika.

"Makasih sayang, kamu jadi repot-repot begini, bilangin makasih juga buat mamah kamu ya" senyumnya begitu hangat.

"Pasti tante, " balasku.

"Eh iya tante lupa ayo masuk sayang. Kamu pasti mau jenguk Ata ya. Ata ada diatas masih tidur kayanya."

"Oh ya udah tante aku langsung ke kamar Ata aja ya", balasku langsung pergi menemui Ata.

Almira POV
"Assalamualaikum Ata!", suara Nanda mengucap salam.
"Waalaikum salam Nan, masuk. "
"Kenapa sih handphone kamu gk aktif terus, kamu juga gk ngasih tau aku kalau kamu sakit", cerocos Nanda terlihat sebal.
Aku sedang tak mau berdebat dengannya aku hanya membalasnya dengan senyuman. Rasanya rindu melihat Nanda yang bawel ini, sudah beberapa minggu ini aku tak bertemu dengannya.
"Eh Ta, kamu tau gk? Kak fariz kecelakaan?"

Aku terkesima mendengar perkataan Nanda barusan, setengah tidak percaya dengan apa yang aku dengar . "Apa Nan? Ka-kamu ngomong apa? "

Nanda menggigit bibir bawahnya, menggenggam tanganku dengan kedua tanggannya. "Jadi kamu gak tahu Ta, kak Fariz mengalami tabrakan sepulang dari acara wisudanya. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia sempat tak sadarkan diri setelah kejadian itu" ujarnya.

Tatapanku kosong, air mata meluncur dengan deras melewati pipiku. Aku menangis sejadi jadinya. Merutuki semua kesalahanku. "Nan, ini semua salahku. Kak Fariz kecewa karena aku dijodohkan dengan orang lain".

Nanda memeluk tubuhku yang rapuh ini, dia mencoba menenangkanku.
"Naan, bagaimana keadaannya sekarang? "

"Aku dengar dari temannya, dia sudah bisa pulang hari ini, keadaannya sudah membaik tapi kakinya masih sulit digerakan. " Jawab nanda menatap mataku iba.

"Aku ingin melihatnya Nan, antar aku ke rumah Kak Fariz! " pintaku pada Nanda.

"Tapi Ata kamu masih sakit, kamu perlu istirahat dulu." Nanda menarik nafas dalam. "oke besok kita jenguk kak Fariz ya".

Aku hanya mengangguk mendengar perkataan Nanda. Hatiku rasanya sudah sangat lelah, ketakutan, kekhawatiran selalu menghantuiku.
Semoga Kak Fariz baik-baik saja. Aku akan menjelaskan semuanya besok.

***


Calon Imam IdamankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang