Melepasmu Sepenuhnya

1.5K 60 11
                                    

"Ata Pov"
Sakit sekali ya Rabb. Tubuhku terjatuh lemas, aku menahan tangisku sebisa mungkin agar tidak menjadi pusat perhatian di butik gaun pengantin ini.
Pelayan yang berada tidak jauh dariku menghampiriku yang telah terjatuh di lantai.
"Teh, teteh kenapa? Teteh gak papa kan?", tanya pelayan  perempuan berlogat sunda di butik gaun pengantin dengan nada khawatir.
Tak ada jawaban dariku. Aku masih memperhatikan kepergian Kak Fariz bersama gadis berpakaian syari tadi.
"Aku sudah mencoba melupakanmu Kak Fariz, tapi kenapa kamu hadir ketika aku sudah mulai terbiasa hidup tanpamu. Parahnya lagi kamu telah bersama orang lain. Apa aku harus benar-benar ikhlas melepasmu sepenuhnya?", ucapku lirih pada diriku sendiri. Untuk kesekian kalinya air mataku menetes lagi, aku tak mampu lagi menahannya.

*Fariz pov*
"Ataku. Apa aku tidak salah lihat? Kamu benar-benar ada di depan mataku. Sungguh, aku merindukanmu. Merindukan semua hal tentangmu. Senyummu, matamu, canda tawamu. Ingin rasanya aku memilikimu sepenuhnya, menjadikanmu istri shalehah yang selalu berada disisiku. Kamu membuatku tak bisa berpaling, kamu adalah mimpi indahku yang ingin aku jadikan sebuah kenyataan. Kamulah kesempurnaan cinta yang aku tahu. Kamulah cinta pertamaku." Ucapku dalam hati.

Aku terjebak di dalam nostalgia rasa cintaku. Keadaan ini membuatku menggila. Aku benar-benar ingin menghabiskan sisa umurku bersamamu bukan bersama perempuan lain.

Tapi kenapa kamu berada di butik gaun pengantin ini. Apakah kamu akan menikah? Pertanyaan itu berkecamuk dalam fikirku. Secara spontan aku bertanya, "Ata kamu sedang fitting baju pengantin, apa kamu akan segera menikah? " Tanyaku ingin memastikan. Meski sesak  rasanya takut menunggu jawaban Ata mengiyakan pertanyaanku, aku tetap ingin tahu kenyataan sebenarnya.

"Bu.. Bukan kak", ucap Ata padaku. Suara itu, suara lembut itu mampu membuatku merasa hangat dan nyaman. Ditambah jawabannya yang membuat hatiku sedikit lega, meski aku belum mengerti untuk apa Ata melakukan fitting baju pengantin kalau bukan untuk acara pernikahan.
Belum sempat aku bertanya. Suara Rein membuyarkan percakapan kami.

"Mas Fariz. Mas, sudah liat baju yang cocok untuk pernikahan kita?", ucap Rein.

Kenapa harus ada Rein disaat seperti ini. Disaat aku bertemu dengan Ataku. Apalagi Rein mengatakan tentang baju pengantin yang akan aku dan Rein pakai di acara pernikahan lusa.
Aku takut Ata salah paham.
Sempat aku melihat tatapan kosong dan kecewa dimata Ata. Bahkan aku melihat Ata terjatuh dengan linangan air mata. Itu artinya Ata tidak mau aku menikah dengan perempuan lain. Itu artinya ata menginginkanku. Itu artinya ata masih mencintaiku. Ya Rabb bagaimana ini, sakit sekali melihat orang yang aku cintai terluka. Apa yang harus aku lakukan.

Sebenarnya ingin sekali aku bertahan untuk memperjuangkan cintaku pada Ata. Tapi bagaimana dengan janjiku pada Ayah? Untuk menuruti semua keinginannya. Aku juga harus menyelamatkan perusahaan ayah dengan menikah dengan Rein. Terlebih lagi Rein, dia gadis yang sangat baik aku tidak berani melukai hatinya. Pasti dia akan sangat rapuh.

Kenapa harus serumit ini mencari pendamping hidup untukku. Langkah mana yang harus aku tempuh. "Ya Rabb beri aku petunjukmu"

Besok aku akan menemui Ata ke rumahnya sebelum hari pernikahanku dengan Rein. Aku akan menjelaskan semuanya pada Ata. Tentang rasa yang selama ini ku pendam, tentang besarnya rasa cintaku padanya, tentang aku yang harus menikahi gadis lain karena permintaan ayah dan tentang hubungan aku dengannya. Aku harap dia bisa mengerti, meski ini sulit. Aku harus menemuinnya.

Calon Imam IdamankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang